Review Buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam

Akhirnya, setelah beberapa bulan saya bisa menuliskan ulasan Buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam ini. Buku karya salah satu teman di Klub Blogger dan Buku, yang biasa saya panggil Mas Iqbal.

Ini adalah buku catatan perjalanan kedua yang Mas Iqbal jadikan buku, yang pertama berjudul “Keliling Sumatera Luar Dalam”. Dengar-dengar sih sekarang lagi mempersiapkan buku ketiganya, mari kita doakan agar segara cetak juga ya.

Sambil menunggu buku ketiganya cetak, saya ulas sedikit tentang buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam ya. Ayo baca sampai selesai.

Informasi Buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam

Sebelum membahas lebih jauh, kamu harus tahu beberapa informasi tentang buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam seperti:

Judul : Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam
Penulis : Muhammad Iqbal
Pemerhati Aksara : LeutikaPrio
Desain Sampul : Dis Setia EP.
Penerbit : CV. Fawwaz Mediacipta
ISBN : 978-602-371-990-7
Cetak Pertama : September 2022
Tebal : 195 hlm

Ini buku pertama cetakan CV. Fawwaz Mediacipta yang saya baca. Saran saya ke depannya agar lebih memperhatikan lagi hasil cetaknya, banyak beberapa bagian yang tulisannya tercetak tebal dan sebagian lagi samar-samar.

Review Buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam

Seorang karyawan memilih untuk tidak bekerja sementara demi fokus jalan-jalan merupakan salah satu keputusan yang gokil sih, apalagi dengan kondisi istri yang sedang hamil delapan bulan. Namun itulah yang dilakukan Mas Iqbal.

Di tengah menunggu kelahiran anak keduanya, dia memutuskan berhenti bekerja demi fokus jalan-jalan keliling Nusa Tenggara. Keputusan yang di luar nalar saya, sekaligus salut dengan istrinya yang mengizinkan.

Terlepas dari itu semua, cerita perjalanan Mas Iqbal ini sangat menarik. Benar-benar melakukan perjalanan sendiri, banyak berbincang dengan warga lokal, mencicipi makanan khas, dan banyak hal lainnya.

Perjalanan Mas Iqbal dimulai dari Mataram, kota termodern di NTB. Dari panjangnya cerita di Mataram, yang saya ingat bagian akhir. Tentang fungsi kotoran kerbau. Katanya, kotoran kerbau berfungsi untuk pengendap debu, lem perekat, dan untuk mensucikan bangunan Suku Sasak.

Untuk Suku Sasak kotoran kerbau dianggap suci. Jadi ketika ada ritual adat, bangunan yang digunakan harus dipel menggunakan kotoran kerbau. Jujur, saya baru tahu tentang ini.

Cerita menarik lainnya datang dari kisah tukang ojek di Taliwang. Di Taliwang tukang ojek memiliki kartu anggota SIO (Surat Izin Ojek), yang berisi data tukang ojek tersebut. Untuk menandakan anggota SIO, setiap anggota ojek menggunakan rompi oranye kuning.

Setiap anggotanya membayar iuran, yang dananya digunakan untuk membantu anggota lain yang sedang sakit. Masya Alloh, solidaritas tukang ojek di Taliwang patut dicontoh nih.

Oh ya, sama seperti SIM, SIO juga memiliki masa berlaku. Jadi kalau ada yang tetap ngojek setelah masa berlaku habis, akan ada sanksi sosialnya lho. Semacam dikucilkan dari komunitas gitu.

Ada yang tahu tentang ambergris? Atau baru dengar? Saya sendiri baru tahu tentang ambergris ketika membaca buku ini. Jadi, ambergris adalah muntahan paus yang digunakan untuk melengketkan parfum. Yang mencengangkan, harga ambergris itu sangat mahal dan ambergris itu ada di Indonesia, di NTT.

“Saya mencari rezeki karena saya sadar, uang gak punya kaki untuk berjalan ke kantong saku celana sendiri.” Hal. 118

Hal unik lainnya yang ada di buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam adalah cerita di Rote. Tentang hewan ternak yang ditabrak. Jadi, ketika kita menabrak hewan ternak, kita harus ganti rugi. Namun yang mencengangkan, hewan yang diganti bukan hanya yang mati saja. Melainkan harus dihitung dengan calon anak-cucunya juga.

Sanksi yang menurut saya sangat efektif, karena dengan begitu otomatis setiap pengendara akan hati-hati ketika hewan ternak melintas. Ya siapa juga yang mau membayar semahal itu kan.

Cerita di buku ini berakhir di Soe, silaturahmi dengan keluarga alm teman kuliah Mas Iqbal. Penutup cerita yang apik, bukan hanya menambah teman baru, tapi juga menjalin silaturahmi dengan keluarga teman lama.

Sebelum membaca Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam, saya hanya tahu beberapa pantai di Lombok dan indahnya Labuan Bajo. Ternyata banyak nama-nama tempat wisata asing yang baru saya tahu ketika membaca buku ini.

Jujur, buku catatan perjalanan seperti ini bukanlah genre bacaan yang biasa saya baca. Namun, Mas Iqbal mengemas cerita perjalanannya dengan bahasa sehari-hari yang membuat saya tidak merasa bosan. Serasa diceritakan secara langsung.

Seperti yang Mas Iqbal bilang di halaman 162, buku ini akan lebih menarik jika ditambahkan beberapa gambar. Pembaca juga jadi ada gambaran seperti apa yang diceritakan. Bisa kali Mas di buku selanjutnya ditambahkan beberapa gambar.

Beberapa hal yang saya kurang nyaman dari buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam adalah masih banyak salah tulis. Saya juga kurang nyaman dengan fisik bukunya yang terlalu kaku, jadi aga sulit ketika membacanya. Namun terlepas dari itu semua, buku ini asik dibaca untuk menghabiskan akhir pekan atau sekadar obat rindu traveling.

“Saya banyak dapat manfaat dari jalan-jalan. Satu, mata dan hati lebih rileks karena dibawa tamasya. Dua, tambah banyak teman. Tiga, membuat saya lebih banyak bersyukur. Empat, media buat saya kontemplasi, banyak mikir.” Hal. 3

Untuk kamu yang tertarik dengan buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam, kamu bisa membelinya langsung ke Mas Iqbal. Kontak saja instagramnya di @iqbal.hasby.

 

 

Review Buku Lainnya:

  1. The Privileged Ones Karya Mutiarini
  2. Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
  3. Tarian Bumi Karya Oka Rusmini
  4. Corat-coret di Toilet Karya Eka Kurniawan
  5. Merantau ke Deli Karya Hamka
  6. Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
  7. Review Buku Confessions Karya Minato Kanae
  8. The Boy I Knew From YouTube Karya Suarcani
  9. Rempah Rindu Karya Gina Maftuhah Dkk
  10. Di Dalam Lembah Kehidupan Karya Buya Hamka

Tinggalkan komentar