Hari Raya Lebaran baru saja berlalu, tapi kenangan akan hari besar umat muslim itu masih belum berlalu. Masih terasa bagaimana gema takbir berkumandang menggetarkan hati dan deraian air mata ketika saling bermaaf-maafan. Tidak lupa juga bagaimana enaknya aneka makanan khas lebaran yang tersaji di rumah, dan masih banyak lagi tradisi lebaran lainnya.
Berbicara tentang tradisi lebaran, di setiap daerah pasti mempunyai tradisi lebaran yang berbeda-beda. Seperti di kampung saya, Kampung Wadat. Mau tahu tradisi apa saja yang ada di kampung saya? baca terus sampai bawah ya 🙂
1. Mudik
Berkumpul bersama keluarga di kala hari besar memang begitu membahagiakan. Contohnya saat Hari Raya IdulFitri, beberapa hari menjelang hari raya mereka yang merantau sudah bersiap-siap untuk mudik.

Mudik menjadi salah satu tradisi wajib bagi mereka yang merantau. Pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari besar bersama keluarga setelah sekian bulan mencari rezeki di luar kampung.
Anak muda di Kampung Wadat banyak yang mencari rezeki ke kota tetangga seperti Jakarta, Tangerang, dan masih banyak lagi. Jadi, tradisi mudik menjadi salah satu tradisi lebaran yang ada di Kampung Wadat.
Sama halnya dengan saya yang saat ini menetap di Jakarta, mudik ke Kampung Wadat merupakan kebahagian tersendiri untuk saya. Selain bahagia bertemu sanak saudara yang sudah lama tidak bertemu, saya juga selalu rindu dengan jajanan khas di Kampung Wadat.
2. Halal Bi Halal Setelah Salat Sunah IdulFitri
Di Indonesia, Halal Bi Halal setelah salat sunah IdulFitri adalah salah satu tradisi lebaran yang hampir ada di seluruh daerah. Begitu juga di Kampung Wadat.
Saya tinggal di Jakarta sejak SMP dan sempat beberapa kali berlebaran di Jakarta. Ada beberapa perbedaan ketika saya salat sunah IdulFitri di Jakarta dengan di Kampung Wadat.
Biasanya ketika saya salat sunah IdulFitri di Jakarta, setelah selesai salat saya hanya bermaaf-maafan dengan orang-orang yang saya kenal saja. Baik itu orang tua, saudara, ataupun tetangga sekitar rumah yang kebetulan salat sunah di masjid yang sama. Setelah itu langsung pulau dan dilanjutkan dengan halal bi halal ke rumah saudara atau tetangga lainnya. Namun berbeda dengan di Kampung Wadat.
Di Kampung Wadat, setelah salat sunah IdulFitri semua jemaah tidak langsung pulang. Melainkan semua jemaah berkumpul membuat barisan dan saling bermaaf-maafan dengan semua jemaah lainnya. Saya melihat semua warga saling bertegur sapa dan bermaaf-maafan. Padahal belum tentu mereka saling mengenal satu sama lain tapi semua membaur seakan sudah saling mengenal lama. Ini hal langka yang tidak saya temukan ketika salat sunah di Jakarta.
Untuk kalian yang tinggal di Jakarta dan daerah lainnya, bagaimana salat sunah di daerah kalian?
3. Berziarah Ke Makam Keluarga
Berziarah ke makam keluarga merupakan salah satu tradisi lebaran yang ada di Kampung Wadat. Ntah sejak kapan tradisi tersebut berlangsung, tapi yang saya ingat Mamah selalu mengajak saya berziarah dari sejak kecil.

Biasanya warga Kampung Wadat berziarah pada pagi hari dengan membawa ronce bunga dan air doa. Setelah itu, peziarah akan membaca doa di makam keluarganya, kemudian menabur bunga serta air doa sebelum kembali pulang.
4. Liburan Bersama Keluarga
Selain ketiga tradisi lebaran di atas, warga kampung wadat juga terbiasa menghabiskan sisa waktu liburnya dengan liburan bersama keluarga. Biasanya warga Kampung Wadat berlibur di hari kedua atau ketiga setelah lebaran.

Kampung Wadat memang cukup strategis karena dekat dengan Garut, Pangalengan, Ciwidey, Lembang dan Kota Bandung. Jadi sangat banyak pilihan tempat wisata untuk warga Kampung Wadat berlibur.
Itulah empat tradisi lebaran yang ada di kampung saya, Kampung Wadat. Kalau kalian warga Kampung Wadat membaca tulisan ini boleh loh sharing di kolom komentar. Siapa tahu kalian ingin berbagi pengalaman atau menambahkan tradisi lebaran lainnya.
Jangan lupa baca juga tulisan saya lainnya tentang Kampung Wadat di Jajanan di Kampung Wadat yang Bikin Rindu Pulang Kampung
Untuk yang bukan warga Kampung Wadat, di daerah kalian ada tradisi apa saja ketika Hari Raya Lebaran? boleh loh sharing di kolom komentar juga.
Pratiwi Nadya
27 Juni 2018 at 10:48 AMJadi pgn kesitu juga:))))))
Antin Aprianti
28 Juni 2018 at 11:36 AMAyo kapan-kapan main, kita jelajah kampung-kampung yang ada di Bandung.
Andi Mirati Primasari
28 Juni 2018 at 8:40 PMsalut deh sama warga kampung Wadat.. konsisten memelihara silaturahmi sebagai tradisi demi mempererat persaudaraan.. semoga semua daerah di Indonesia bisa melestarikan ini.. Aamiin..
Antin Aprianti
28 Juni 2018 at 9:00 PMAmiin, Mbak.
Semoga warga Kampung Wadat dan semua warga daerah di Indonesia tetap melestarikan tradisi di kampungnya masing-masing.
Ika Maya Susanti
28 Juni 2018 at 10:31 PMOalah… dekat Garut ya Mbak tempatnya. Hehe, dari awal baca saya nebak-nebak, Kampung Wadat tu di mana ya? Oh iya, tradisi yang baris salaman setelah salat tu kayaknya saya pernah ngalamin deh. Tapi kalau nggak salah pas di mana saya lupa. Entah pas kecil di Bekasi atau pas tinggal di Tanjungpinang gitu ngalaminnya. Lupa. Hehe, begini deh kalau sering nomaden.
Antin Aprianti
28 Juni 2018 at 10:41 PMKampung Wadat deket ke Garut Mbak, tapi deket ke Majalaya juga. Kecamatan Pacet lebih tepatnya, memang belum terkenal dan belum ada di peta 😀
Bunda Erysha (yenisovia.com)
28 Juni 2018 at 11:28 PMAku pas lebaran dan mudik k kampung halamannya suami, seru bangetttt mba. Karena itu memang kampung banget ya, jadi masak aja pakai kayu, terus kita makan nasi liwet di sawah ama mandi di sungai. Ya Allah rasanya itu senengggg bangettt
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 11:19 AMMemang menyenangkan ya Mbak tinggal di kampung, belum lagi warganya yang masih ramah-ramah hehe
Nurul dwi larasati
29 Juni 2018 at 12:00 AMTradisi kampung seperti memang harus dijaga. Meskipun pada merantau rindu kumpul keluarga tersimpan selama setahun. Ternyata Kp. Wadat di Jawa Barat ya.
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 11:20 AMIya betul Mbak, Kampung Wadat di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung.
Kursus Online
29 Juni 2018 at 5:02 AMSaya di Jakarta mba kurang lebih sama seperti itu. Cuma kalau yang berdiri baris salaman setelah salat gitu saya pernah temui di Kudus zaman dulu masih kecil mudik ke kampung halaman.
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 11:22 AMSepertinya di kampung masih salaman dengan jemaah setelah salat sunah ya Mbak.
Fenni Bungsu
29 Juni 2018 at 5:07 AMDaku lebaran nggak mudik mbak.. Secara bingung mau mudik ke kampungnya siapa, hahaha.. Jaga Jakarta aja, dan di tempat saya sama kok cuma nggak stay di masjid, tapi kelilingan aja bermaaf-maafan dengan warga yang ada juga yang belum dikenal
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 11:23 AMWah senangnya denger di Jakarta masih begitu mbak, di daerah rumah aku mah nggak gitu langsung pada bubar aja. Paling yang salaman hanya dengan warga yang kenal saja.
Catcilku
29 Juni 2018 at 6:07 AMKampung Wadat di Jabar toh, baru tau. Dr atas baca bertanya2 daerah mana. Mohon maaf lahir batin ya 😊
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 11:24 AMIya betul di Jabar dan belum ada di peta mbak hehe
next time saya akan ulas tentang Kampung Wadatnya hehe
Mohon maaf lahir dan batin juga Mbak 🙂
Deny Oey
29 Juni 2018 at 10:45 AMDekat y ke pengalengan, jadi pengen ke kampung wadat..
Anyway tradisi halbil dan bermaaf2an berjemaah mungkin hanya ada di kampung atau kota2 kecil saja. Di Jakarta mah tahu sendiri lah.. 😂😂
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 11:26 AMDeket dong, gue aja ke Pengalengan pernah ODT naik motor.
Sepertinya sih gitu Den, di Jakarta salaman sama yang kenal aja hehe
ade uny
29 Juni 2018 at 11:06 AMsama plekk mbak sama tradisi sini.. tapi buat orang asli surabaya yang nikah sama orang asli surabaya ya lebarannya di surabaya wae hehehhe
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 11:29 AMSurabayanya di mana Mbak? sesama di Surabaya jadi nggak perlu mudik ya mbak, jadi lebih hemat hehe
Tuty prihartiny
29 Juni 2018 at 1:02 PMSenang ya mbak menikmati lebaran mengikuti tradisi di sana… Ada suasana lain yang belum tentu ada di ibukota….
Jadi, kapan kak antin ajak saya liburan ke sana?
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 1:04 PMIya betul Mbak, senang sekali. Hayu Mbak main ke kampung yang nggak ada di peta hehe
Ristiyanto
29 Juni 2018 at 1:12 PMFotomu di Kampung Wadat mana? Takut ada yang koleksi fotomu ya? Wkwkwk…
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 1:33 PMPas salat sunah aku nggak bawa hp padahal pengen fotoin warga yang lagi salaman, eh kenapa jadi nanya foto aku dah hahaha. Fokus ke tradisinya aja Mas Ris hehe
Natra Rahmani Salim
29 Juni 2018 at 2:05 PMTradisi di keluargaku di medan adalah menetapkan satu rumah setiap tahunnya untuk jadi tuan rumah dan disana keluarga besar berkumpul memberntuk lingkaran untuk maaf maafan.
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 2:54 PMOpen house gitu ya mbak? wah seru juga itu, jadi nggak repot harus mengunjungi satu-satu.
VHAranie
29 Juni 2018 at 6:56 PMgak di share nih foto bersama keluarganya? hehehe..
kita sama2 jawa barat nih mbak, tapi aku di pondokgede, warga aselinya sebenernya betawi tp ngomongnya campuran betawi-sunda tapi aneh.. bukan yang halus gitu hihihi.. aku belum pernah ke kampung wadat tapinya..
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 8:36 PMNggak ada foto keluarga Mbak hehe
Kampung Wadat jauh Mbak, di Kabupaten Bandung dan pasti banyak yang nggak tahu juga 😀
Tian
29 Juni 2018 at 7:54 PMNama kampungnya unik yaa, tradisinya pun seru. Aku kemarin lebaran di Jakarta sepi banget sampe bisa fotoan tengah jalan hihi tapi tetap bersyukur masih bisa kumpul keluarga juga
Antin Aprianti
29 Juni 2018 at 8:38 PMUnik pasti karena baru denger ya Mbak 😀 Alhamdulillah disyukuri ya Mbak masih bisa kumpul sama keluarga.
Elva Susanti
29 Juni 2018 at 9:14 PMKalau tradisi di kampung saya (Bengkulu) mbak, tiga hari sebelum lebaran bikin gelamai (dodol), dua atau satu harinya sebelum lebaran masak lemang. Nah, saat berlebaran keluarga ngumpul buat makan bersama.
Antin Aprianti
30 Juni 2018 at 6:31 AMSeru ya Mbak, masak galamai dan lemang terus disantap bersama keluarga.
cicidesri
29 Juni 2018 at 10:19 PMkak antin, memang betuk ya mudik itu cuma ada di Indonesia dan kegiatan saat Idul Fitri di setiap daerah hampir sama… ini yang bikin betah tinggal di Indonesia^^
Antin Aprianti
30 Juni 2018 at 6:33 AMBetul Mbak, tradisi yang ada di Indonesia membuat Indonesia unik 🙂
Inka amalia
30 Juni 2018 at 3:58 AMMudik itu seru banget, seru di jalannya, seru ketemu ketemu saudara di kampung. Pokoknya banyak seru nya hihi
Antin Aprianti
30 Juni 2018 at 6:34 AMWalaupun cape bermacet-macet tapi langsung happy pas udah ketemu keluarga ya Mbak 🙂
Opi Rahmita
30 Juni 2018 at 8:24 AMIdul fitri merupakan tradisi. Mostly hampir sama namun ada yang unik. Menyenangkan sekali yah. Semoga keunikan tradisi tetap terjaga untuk generasi penerus.
Hani
30 Juni 2018 at 2:06 PMWah, nama kampungnya unik mba. Baru pertama kali denger. hehe.
Mudik dan ketemu orang tua emang salah satu yang mesti di utamain ya mba. :’)
Maria Widjaja
30 Juni 2018 at 3:54 PMSemoga tradisi yang ada tetap lestari
Cerbung ID
4 Juli 2018 at 10:12 PMTradisinya sama dengan aku. Tapi kalau di Kalimantan Selatan ada tambahannya. Berbagi rezeki. Bukan Zakat loh. Tapi apa yang kita makan seperti beras, teh, kopi, harus merek yang sama dan uang gaji, sebagian harus dibagikan ke orang dengan prekonomian di bawah kita. Jika tidak, musibah akan datang. Karena setelah bulan Ramadan, Jin jahat atau setan akan dibebaskan kembali. Amal baik seperti berbagi rezeki adalah benteng mencegah Setan mencelakai kita.
Yunita
13 Juli 2018 at 8:45 AMNama kampungnya unik ya, kalau aku tradisi mudik di Kuningan itu yaa kulineran dan piknik, secara di Kuningan banyak tempat wisata
Antin Aprianti
13 Juli 2018 at 11:03 AMAh kulineran memang asik kak yun, apalagi harganya masih sangat bersahabat. Jadi bisa puas icip-icip tanpa takut kantong jebol hehe
6 Jajanan di Kampung Wadat yang Bikin Rindu Pulang Kampung | Diantin
23 Juli 2018 at 5:13 PM[…] kalian membaca tulisan saya sebelumnya, pasti kalian masih ingat saya pernah membahas tentang Tradisi Lebaran di Kampung Wadat. Bukan hanya tradisi lebarannya saja yang membuat saya rindu dengan Kampung Wadat, tapi jajanannya […]
Pengalaman Facial Oxy di Kusuma Beauty Clinic | Diary Antin
1 Juni 2019 at 3:01 AM[…] Hari Raya Lebaran, sebagai perempuan tentu saja saya ingin tampil beda. Apalagi sudah lama nggak pulang ke Bandung, […]
Mengabadikan Momen dengan Vivo S1 | Diary Antin
12 Agustus 2019 at 11:43 PM[…] dan bersekolah dasar di salah satu Kabupaten di Bandung, dan sejak SMP saya pindah ke Jakarta. Pulang ke kampung hanya bisa dihitung jari, bahkan kadang hanya pulang saat lebaran […]
Cibolang Hot Spring Water Pangalengan | Diary Antin
28 Oktober 2019 at 4:57 PM[…] perjalanan dari kampung saya menuju Pangalengan bisa melalui Jalan Pacet, Lembur Awi, Cibereum dan beberapa nama jalan lain yang […]
Sedekah Daging untuk Pelosok Nusantara Bersama Dompet Dhuafa
22 Juli 2020 at 8:53 PM[…] informasi, Kampung Wadat berada di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Pasti banyak yang nggak tahu ya? Wajar sih soalnya […]