Tempat Bersejarah Dilan dan Milea yang Harus Dikunjungi

“Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Engga tahu kalau sore. Tunggu aja.” – Dilan 1990

Sepenggal kalimat gombal di atas menjadi hits di kala film Dilan 1990 akan tayang tahun lalu. Ya memang, gombalan Dilan sangat khas dan berbeda. Jadi sangat wajar jika mendadak hits.

Saya sendiri sudah mengenal sosok Dilan dan Milea sejak tahun 2015, kala itu saya masih kuliah, dan membaca buku Dilan membuat saya terbawa ke masa-masa SMA. Cerita yang dikemas dengan bahasa yang ringan dan gombalan-gombalan khas Dilan yang nyeleneh, membuat buku Dilan 1990 tidak bisa lepas dari genggaman sampai ceritanya selesai.

Awalnya saya kira buku Dilan 1990 akan selesai dalam satu buku saja, ternyata masih ada seri kedua, bahkan seri ketiganya. Sampai beberapa tahun kemudian buku ini dibuat film, seketika itu juga pasangan Dilan dan Milea menjadi populer.

Saat ini seri ketiga buku Dilan, yaitu “Milea Suara dari Dilan” sedang tayang di bioskop. Seketika membuat saya ingat dengan trip satu tahun lalu, trip BOB (Based on Book) Dilan 1990.

Menyusuri Jejak Cinta Dilan dan Milea di Bandung

Memang tak bisa dipungkiri, suksesnya film Dilan yang menyuguhkan keindahan kota Bandung membuat banyak penonton film Dilan ingin menyusuri jejak cinta Dilan dan Milea di Bandung. Beruntungnya saya tergabung di Klub Blogger dan Buku yang satu tahun lalu membuat trip BOB (Based on Book) Dilan 1990.

Tema trip BOB saat itu “Menyusuri Jejak Cinta Dilan dan Milea”. Membaca temanya langsung membuat penasaran, sebenarnya tempat bersejarah Dilan dan Milea di mana saja. Oh ya, sekadar informasi yang kami susur adalah beberapa tempat yang tergambar di film Dilan ya.

Jadi, ke mana saja kah saya dan peserta trip?

1. Berkunjung ke Museum Geologi

Sabtu, 23 Maret 2019 sekitar pukul 7 pagi peserta trip Dilan sudah berkumpul di Sekret Backpacker Jakarta. Tak lama dari itu kami langsung menuju Bandung. Jalanan kala itu tak terlalu macet, pukul 11 siang kami sudah tiba di Bandung.

Tujuan pertama trip ini adalah Museum Geologi. Tempat ini tak ada di cerita Dilan, hanya tempat tambahan saja. Saya sendiri senang bisa mampir ke Museum Geologi, bisa melihat bebatuan dan fosil. Selain itu bisa mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan bencana alam, bumi, dan lain-lain. Yang saya suka dari museum ini, saya bisa melihat sistem tata surya dan fosil binatang purba.

museum geologi bandung - diantin.com
Museum Geologi Bandung | Doc Klub Blogger dan Buku

Selesai menyusuri Museum Geologi, kami berjalan kaki sedikit menuju Gedung Sate. Sayangnya kami tak bisa masuk, hanya bisa berfoto-foto di depannya saja. Karena hari semakin siang dan cacing di perut mulai demo, kami pun lanjut makan siang di depan Museum Geologi.

2. Nonton Film Dokumenter di Museum Konferensi Asia-Afrika

Lanjut ke tujuan kedua, Museum KAA (Konferensi Asia Afrika). Di sini kami bukan hanya berkeliling dan diceritakan tentang sejarah Museum KAA saja, tapi kami juga diajak menonton film dokumenter perayaan konferensi Asia-Afrika.

museum kaa - dilan dan milea - diantin.com
Museum Konferensi Asia-Afrika | Doc Klub Blogger dan Buku

Dari Museum KAA kami lanjut berjalan menuju Masjid Agung dan Alun-alun Bandung. Jaraknya tak terlalu jauh, terlebih bahu jalan yang lebar membuat pejalan nyaman.

Satu hal yang membuat saya tak nyaman berjalan menuju Masjid Agung, adanya pengguna costum hantu yang berkeliaran di sepanjang jalan. Keisengannya yang mengejar orang-orang membuat saya tak nyaman, terlebih saya menjadi salah satu korban yang dikejarnya.

Sore itu sepanjang Jalan Asia-Afrika cukup ramai, kami pun berpencar. Sebagian salat di Masjid Agung, dan sebagian lagi menunggu di Alun-alun sambil berfoto-foto.

3. Makan Malam dan Diskusi Seru dengan Penulis Dilan

Kalian pasti sudah tahu dong siapa penulis buku Dilan. Namun, apakah kalian tahu tentang The Panas Dalam? untuk kalian yang mengikuti seri Dilan ini, pasti sudah mendengar tentang The Panas Dalam dong.

Jadi, The Panas Dalam adalah grup band sekaligus penerbit yang dibentuk oleh Surayah Pidi Baiq, penulis novel Dilan. Surayah menggunakan nama The Panas Dalam bukan hanya untuk nama band dan penerbit saja, tapi juga mempunyai kantin dengan nama yang sama.

Kantin The Panas Dalam berlokasi di Jl. Ambon No. 8A, sebrang SMPN 7 Bandung.  Selain kantin, tempat ini juga menjadi basecamp-nya The Panas Dalam, dan ke sinilah tujuan kami selanjutnya.

Apapun yang berhubungan dengan Surayah selalu saja unik, mulai dari lirik lagu-lagu The Panas Dalam, sampai menu makanan di kantinnya pun unik. Ini salah satu menu dengan nama yang unik.

menu di kantin the panas dalam - diantin.com
Nasi goreng jangan ke Jatinangor | Pic by @maadriand 

Selesai makan malam, dilanjutkan dengan diskusi dengan Surayah Pidi Baiq dan penulis kembar Eva Sri Rahayu dan Evi Sri Rezeki. Diskusi malam itu berlangsung sangat seru karena obrolan santai Surayah yang sering kali membuat kami tertawa. Jika kalian lihat sosok Dilan yang jenaka di film, begitulah sosok Surayah. Bahkan sampai saat ini, saya masih menyangka Surayah adalah Dilan versi nyata.

Hari semakin malam dan diskusi kami semakin seru saja, tapi tak bisa dipungkiri kami pun lelah. Selesai acara CP trip menginstruksikan agar kami semua kembali ke bus, dan langsung menuju penginapan.

4. Pasar Palasari dan Kulinernya

Pagi harinya, kami diberi jam bebas. Ada yang istirahat di penginapan, ada juga yang berburu kuliner dan buku di Pasar Palasari.

Pagi itu saya bangun terlalu cepat dan tak bisa tidur lagi, akhirnya saya dan Kak Ayu memutuskan untuk mencari makanan di sekitar penginapan. Kami berjalan cukup jauh karena belum menemukan makanan yang dimau, dan tahu-tahu kami sampai di area car free day.

Senangnya kami bisa nyasar di sini, banyak sekali makanan khas Bandung yang bisa dibeli di sini. Karena bingung mau makan apa, kami sempat menyusuri dari ujung ke ujung dan pilihan terakhir jatuh ke bakso cuanki. Pagi itu kami makan bakso cuanki di tengah dinginnya udara pagi Bandung.

Ketika perjalanan pulang ke penginapan, kami melewati Pasar Palasari. Pasarnya buku-buku bekas maupun baru, tapi kalian harus hati-hati karena di sini juga ada yang jual buku bajakan.

5. Melihat Sekolah dan Rumah Dilan

Dua destinasi terakhir trip ini yaitu ke sekolah dan Rumah Dilan. Sekolah yang ada di film Dilan berlokasi di SMA 20 Bandung, sedangkan rumahnya sendiri tak jauh dari lokasi sekolah.

Kami diajak melihat-lihat ruang kelas Dilan dan Milea, lapangan, sampai ruang kepala sekolah yang ada di fim Dilan. Tak lupa kami juga mengabadikan momen di tempat ini. Di sini juga semua peserta trip memperkenalkan diri.

lapangan di sekolah dilan dan milea - diantin.com
Lapangan sekolah yang ada di film Dilan | Doc Klub Blogger dan Buku

Tak jauh dari sekolahnya Dilan, kami juga melihat rumahnya Dilan. Dari sekolah kami berjalan menyusuri jalanan Bandung yang kala itu cukup lengang.

Rumah Dilan ini sudah jadi rumah milik pribadi, dan saat itu sedang di renovasi jadi kami nggak bisa masuk, hanya melihat dan berfoto di luar pagar saja.

rumah dilan - diantin.com
Rumah Dilan

Hari semakin siang, CP trip mengajak kami kembali ke bus agar sampai di Jakarta tidak terlalu malam. Yang awalnya kami akan mampir ke Cihampelas, akhirnya dibatalkan karena kondisi jalanan Bandung yang macet.

Kami pun tiba di Jakarta sekitar pukul 8 malam, dan trip selesai dengan saling berpamitan.

Trip BOB kali ini sungguh menyenangkan dan membuat banyak kenangan, rasanya tak pernah bosan untuk kembali ke Bandung 🙂

Dari 5 tempat di atas, mana yang pernah kalian kunjungi?


Tulisan ini saya dedikasikan untuk salah satu CP trip BOB Dilan, Kak Yunita yang pada tanggal 29 Februari 2020 meninggalkan kami semua menuju keabadian. Tulisan ini juga sebagai kado di hari ulang tahunnya, tepat tanggal 01 Maret kemarin.

Saya tahu ini trip yang selalu dibanggakan dan membuat Kak Yun bahagia karena satu hal yang tak bisa saya ceritakan di sini, cukup saya dan beberapa teman yang tahu. Andai Kak Yun masih ada, saya tahu ia akan senang membaca tulisan ini dan mengingat kembali momen saat trip.

Untuk kalian semua yang membaca tulisan ini, saya mohon untuk meluangkan waktunya sebentar. Mari kita kirimkan Alfatihah untuk teman, sahabat, dan kakak saya Yunita Tresnawati binti Wahyudin agar dilapangkan kuburnya. 

Terima kasih untuk semua yang sudah membaca tulisan ini dan memberikan doa untuk almarhumah Kak Yun, semoga kita semua selalu diberi kesehatan 🙂

Salam sayang,
Antin Aprianti

46 pemikiran pada “Tempat Bersejarah Dilan dan Milea yang Harus Dikunjungi”

  1. Aku mulai mengenal tentang dilan sekitar tahun 2014. Waktu itu masih dalam bentuk blogpost. Saat itu dapat kiriman link dari teman yang sudah membacanya terlebih dahulu.
    Kemudian tahun 2015 mulai baca novel pertamanya. Kemudian dilanjut novel kedua dan ketiga.

    Gombalan dilan emang sangat khas untuk anak angkatan 90-an. Jadi ketika baca novelnya, serasa ditarik lagi untuk kembali ke tahun 90-an.

    Karya dari kak yunita bakal selalu menginspirasi kita semua 🙂

    Balas
  2. Kemarin teman juga ada yang share pengalamannya jalan-jalan ke Bandung. Dari 5 tempat yang disebutkan, sekolah dan rumah Dilan gak dia kunjungin. Pas saya baca tulisan teman jadi kepingin ke Bandung dan mengeksplore lebih banyak tempat wisata di sana.

    Terus pas baca tulisan kak Antin tentang tempat bersejarah Dilan dan Milea ini rasa kepengin untuk ke Bandung makin menjadi. Kalau teman saya ngajak ke Bandung, saya gak bakal melewatkan kesempatan ini dan tempat sekolah serta rumah Dilan nggak bakal saya lewatkan hehehe

    Balas
  3. Meskipun gw bukan penggemar novel Dilan & Milea, tapi rasanya pasti senang banget kalo ikutan trip kayak gini dan bareng-bareng dengan orang yang sama-sama suka sesuatu yang sama, jadi selama perjalanan bahan bahasan ngga pernah garing 🙂

    Alfatihah juga untuk Miss Yun, yang sebelum masuk rumah sakit masih sempet-sempetnya kasih komentar di blog gw dengan kalimat yang postif 😀

    Nice sharing!

    Balas
  4. Kok ya aku beberapa kali ke Bandung belum pernah menyusuri tempat bersejarah Dilan dan Milea ya. Coba dehh nanti kalau ke Bandung lagi ditelusuri. Semoga Almarhumah kak yun mendapat tempat terbaik di syurganya Allah SWT,

    Balas
  5. Museum Geologi dan Museum KAA sudah pernah saya kunjungi. Masih banyak tempat di Bandung yang ingin saya kunjungi. Terus terang saya tidak terlalu mengikuti cerita Dilan ini, beda era faktornya 😊.

    Ya, benar begitu membaca judulnya otomatis saya teringat mba Yunita. Al Fatihah buat mba Yunita, Insya Allah Husnul Khotimah.

    Balas
  6. wah berasa nostalgia juga ya kak main2 ke tempat Dilan dan Milea.. ketemu langsung sama penulis nya lagi hohoho, Dilan dan Milea kayaknya bakal jadi film legendaris nih kak, karena gak pernah kehabisan stok cerita ada ajah gitu yang baru heheh

    Balas
  7. Jujur sampe sekarang aku belum pernah baca novel ataupun nonton film Dilan. Cuma hapal banget ama kata-kata “jangan rindu, rindu itu berat.” lol.

    Memang merindu seseorang yang kita sayangi itu berat, syukurnya ada tulisan yang bisa mengurangi sedikit rasa rindu.. We’ll always miss Ka Yun.

    Balas
  8. Pertama kali membaca judulnya, aku langsung ingat ke Kak Yun. Kak Yun yang selalu bahagia ketika menceritakan trip ini ntah kenapa hehe

    Ya, kita kangen Kak Yun 🙂

    Seperti Dilan dan Milea, semoga Kak Yun juga tetap kekal dalam ingatan kita.

    Balas
  9. Wah seru ya trip BOBnya! Alm. Kak Yun hebat bisa handle ini dengan baik. Thumbs up!
    Meski udah baca Dilan, tapi belum pernah ke semua tempat ini.
    Btw, nama nasi gorengnya unik. Kok bisa dinamain begitu ya, Kak Antin?

    Balas
  10. Menyususri tempat bersejarah Dilan dan Milea serasa ada langsung dalam buku atau filmnya ya…Pasti berkesan sekali apalagi buat yang baca atau sudah nonton filmnya.
    Dan bagusnya ada versi nyatanya seperti nama kantin dan lainnya sehingga siapapun bisa ikut merasakan ruh cerita. Keren buat penulisnya dan KUBBU dengan ide tripnya

    Balas
  11. Kalau aku tau Dilan dari film dulu baru novelnya. Sebenernya pernah liat si novelnya cuma gak pernah baca. Kayanya seruu banget yaa trip Base on book gini. Semogaa nanti bisa ikutan juga

    Balas
  12. Akhir tulisan ini jadi berkaca-kaca dan basah di pipi mengutip tulisannya Oey.

    Menyusuri tempat bersejarah film Dilan dan Milea menjadi pengalaman yg menarik ya Tin, apalagi bisa bertemu langsung dengan penulisnya. Aku sendiri belum baca bukunya. Baru nonton filmnya aja.

    Balas
  13. Terakhir ketemu kak yun saat kopdar buku kubbu. Almh membawa buku dilan, sebagai salah satu buku fav, antara lain karena Kak Yun jadi CP BOB ‘Dilan’. Terlihat bahagia sekali kak yun menceritakan ttg trip tersebut. Saya bukan pembaca buku tsb dan tidak menonton filmnya tapi tidak mengurangi salut saya untuk semua yang terlibat dalam buku dan film Dilan. Apresiasi khusus untuk kak yun yang siapapun mendengar & melihat antusiasnya almh akan ‘tertular’ antusias juga. Al fatihah

    Balas
    • Aku sangat terkesan sama trip Dilan ini. Yang awalnya memang nggak mau ikut, jadi ikutan karena dibujuk salah satu peserta karena dia tau aku suka museum. Salah satu destinasi trip Dilan ini, Museum Geologi. Duo Cepe di trip ini memang luar biasa. Mereka cekatan dan ngerti harus bagaimana.
      Teruntuk Kak Yun, insyaallah surga bagimu, kak. Al Fatihah

      Balas
  14. Baca yg terakhir malah bikin sedih. Padahal uda sedih karena foto berdua di depan rumah Dilan yg sama kekasih gak dipajang di tulisan ini. #eh

    Balas
  15. Ga ngikutin ceritanya Dilan dan Milea, tp aku selalu suka Bandung dg suasananya yang teduh dan selalu bikin hati adem, hehe

    Balas
  16. Aku baca judulnya aja langsung keinget Kak Yunita. Gimana semangatnya kak yun handle trip ini. Sayang aku ikut trip ini cuma sampe sabtu sore, padahal pengen ngeliat Ayah Pidi Baiq secara langsung.

    Balas
  17. Membaca judul “Menyusuri tempat bersejarah Dilan dan Milea,” lalu mata tertumbuk pada foto yang ada kak Yun. Masih aja belum percaya. Btw, BOB ini sepertinya paling berkesan ya untuk anak Kubbu

    Balas
  18. Dulu nggak ikutan trip ini karena lagi ada tugas kantor. Kak yun udah ngasih kenang-kenangan yang ikonik di kubbu. Trip dilan milea ini. Baca note terakhir antin aku jadi lupa mau komen apa.
    Terima kasih untuk semua dedikasi kak yun di kubbu. *mewek*

    Balas
  19. Dulu ikut trip ini karena ada kunjungan ke toko buku Kineruku di Bandung, pas ikut ternyata kunjungan ke Kineruku nya cancel karena beberapa hal. Tapi tetep trip inj yang paling bikin seneng soalnya ke Bandung kota kedua yang selalu bikin kangen setelah Jogja.

    Thanks Kak Yun, Moses & team trip nya memuaskan aku bisa merasakan jadi Milea awalau hanya beberapa menit hahaha.

    Balas
  20. Adeek….netes lagi nih baca yang terakhiir… huhu.. Aah tapi Kak Yun sudah bahagia di sana… insyaAllah.. Memang seru banget trip sejarah Dilan waktu itu ya, aku juga hepi banget ikut trip ini.. Seru dan menyenangkan..terutama pas ngetawain Antin dikejar pocong wkwkwk…padahal mah diajak kenalan aja.. hahaha

    Balas
  21. Seru juga ya trip Dilannya bisa menyusuri tempat2 bersejarah dilan dan milea. Sayangnya kemarin belum sempat joint. hik hik

    Balas

Tinggalkan komentar