Jika kamu mengenal diantin.com saat ini, percayalah tak mudah untuk menjadi seperti sekarang. Banyak proses yang dilalui, seperti yang sudah saya ceritakan di tulisan Alasan Menulis Blog dan Cerita Lahirnya Diantin.com
Dalam proses tersebut saya tumbuh bersama teman-teman KUBBU (Klub Blogger dan Buku). Jadi kalau kamu tanya kenapa sih Antin betah jadi tim rempong di KUBBU? Ya karena KUBBU adalah tempat saya tumbuh. Tempat ternyaman untuk kembali, ketika lelah dan butuh semangat untuk kembali menulis atau membaca.
Mungkin dalam hidup ini, salah satu yang saya syukuri adalah bisa mengenal dan tumbuh bersama KUBBU. Kamu penasaran nggak sih bagaimana saya bisa mengenalnya?
Jadi begini ceritanya …
Awal Kenal KUBBU
Pertama kali tahu KUBBU sekitar tahun 2016, dari teman kantor yang gabung di Klub Jelajah Masjid. Sempat penasaran, tapi dengar-dengar grup WA-nya kurang berfaedah dan banyak dramanya. Setelah gabung KUBBU saya baru tahu jika di awal-awal berdiri, memang penuh drama yang jika diceritakan mungkin bisa menjadi cerpen.
Kesibukan kuliah membuat saya lupa akan KUBBU, sampai akhirnya April 2017 secara tak sengaja melihat informasi acara 1000 buku yang dibuat oleh KUBBU. Karena syarat menjadi anggota harus hadir ke acaranya minimal satu kali, saya pun berencana untuk datang.
Di acara 1000 buku tersebut, bukan hanya bisa donasi buku saja. Namun ada beberapa pengisi acara yang ikut memeriahkan, acaranya berlangsung beberapa hari dan saya datang di hari Sabtu.
Setelah beberapa hari dari acara tersebut, saya diinvite ke grupnya dan resmi menjadi anggota KUBBU. Saat itu adminnya masih Mas Achi dan Mbak Endang. Beberapa bulan setelahnya, Mbak Endang mengundurkan diri dan diganti oleh admin baru yang menang berdasarkan hasil voting di grup.
Pertemuan kedua, ketiga, dan keempat dengan Kubbers (sebutan untuk anggota KUBBU) masih biasa saja, belum terlalu akrab. Hanya mengenal beberapa orang saja, sampai akhirnya menjelang perayaan ulang tahun saya diminta untuk membantu.
Sempet bingung kok Antin yang dimintain tolong. Ternyata karena saat acara di Perpustakaan Nasional saya datang lebih awal, terus dengan suka rela menawarkan diri untuk membantu membungkus kado dll. Ternyata dari hal sepele seperti itu bisa membuat orang lain notice dengan kita ya.
Terjerumus Semakin Jauh
Setelah persiapan ini dan itu, akhirnya KUBBU merayakan ulang tahunnya di Villa Jubile. Peserta yang ikut hanya sedikit, kalau nggak salah nggak sampai 20 orang. Walaupun yang datang hanya sedikit, tapi acaranya terasa sangat hangat.
Hujan terus menerus membuat acaranya menjadi santai. Kami mendekorasi bersama, saling bercerita, dan bercanda. Acaranya benar-benar santai, tidak terpaku dengan rundown, tapi kami menikmatinya.
Pulang dari Villa Jubile saya merasa lebih dekat dengan Kubbers, seakan sudah mengenal lama. Yang tadinya hanya menyimak obrolan di grup WA karena belum terlalu kenal, setelah itu menjadi lebih berisik. Seakan semua obrolan terasa asik jika dibahas di grup.
Belum lagi ada beberapa hal yang saat itu membuat nama Antin sering sekali disebut-sebut di grup. Yang sudah lama gabung KUBBU pasti tahu deh, eh apa sudah lupa hehe
Di awal tahun 2018, di kopdar awal tahun, secara tiba-tiba saya ditunjuk menjadi Tim Dapur KUBBU (tim di balik layar yang mengatur program-program KUBBU). Di sinilah awal mula saya terjerumus semakin jauh.
Kebersamaan Bersama KUBBU
Mungkin karena awal-awal gabung Antin sering berisik bahas tentang buku mulu, makanya dikasih tanggung jawab membuat list bacaan mingguan bersama Titi.
Jadi tahun 2018 itu di KUBBU ada program list bacaan mingguan yang dishare di grup WA setiap hari Jumat. List tersebut tujuannya untuk memberikan rekomendasi bacaan untuk Kubbers, sekaligus menjadi topik pembahasan tentang buku. Kalau sekarang mirip sama Lenong Buku lah.
Di tahun 2018 juga, menjadi tahunnya Antin belajar banyak hal. Membuat blog, sampai lahirnya diantin.com. Membangun sosial media agar menghasilkan, dan banyak hal lainnya.
Masih di tahun yang sama, saya diberikan kepercayaan untuk menjadi mentor salah satu kelompok pelatihan blog. Membimbing Kubbers yang ingin belajar ngeblog.
Selain tahunnya banyak belajar, bersama Kubbers saya juga sempat mengunjungi beberapa tempat ibadah di Jakarta, buka bersama, ikut memeriahkan ulang tahun Backpacker Jakarta, dan tentunya merayakan ulang tahun di akhir tahun.
Ulang tahun yang kedua memang sangat berkesan untuk saya pribadi, awal mula saya merasa dekat dengan KUBBU. Namun, ulang tahun yang ketiga juga cukup berkesan. Dirayakan di Bogor dengan konsep 90’an. Apalagi yang ikut lebih banyak, acaranya juga lumayan padat dan terkonsep. Pada acara ini juga admin KUBBU mendapatkan calon-calon Tim Dapur baru.
Tahun Tersibuk
Awal tahun 2019 Tim Dapur mengadakan rapat tahunan, ada juga beberapa orang yang ditunjuk saat acara ulang tahun untuk turut hadir. Saat itu KUBBU membuat program bulanan, dan PIC acara diminta membuat gambaran acara masing-masing. Kemudian dipresentasikan di depan semuanya.
Kebayang nggak sih baru dikasih tahu programnya saat itu, terus langsung disuruh membuat konsep acaranya saat itu juga, mana bulannya sudah ditentukan pula.
Saat itu kami diharuskan untuk berpikir cepat, saya sendiri kebagian menjadi PIC kopdar bulan Februari dengan teman Finansial Talk. Jujur itu pertama kalinya saya mengatur acara workshop. Sempat khawatir dan bingung akan beberapa hal, terlebih saya juga bekerja. Untungnya partner saya, Bang Riau dan Kak Ana sangat membantu. Jadi kami bisa melaluinya dengan baik. Sayangnya saat ini keduanya sudah tidak di KUBBU lagi.
Tahun 2019 berlalu dengan program bulanan yang padat, dan program mingguan yang hampir setiap hari ada. Coba bayangkan, kami Tim Dapur harus tetap menjalankan program harian, sekaligus membantu di program bulanan. Kebayang riwehnya?
Memang riweh, capek, dan menguras banyak tenaga serta waktu. Namun ntah kenapa saya sendiri menikmatinya, merasa berguna untuk orang lain. Apalagi beberapa acara saat itu mendatangi Panti Jompo, Panti Asuhan, dan Panti Rehabilitasi Mental.
Melihat mereka yang kami kunjungi tersenyum, mendengar komentar positif teman-teman yang hadir di acara-acara KUBBU membuat rasa lelah terobati. Saya senang jika acara-acara tersebut terlaksana dengan baik. Ya walaupun akan selalu ada drama di balik setiap acara yang berjalan dengan baik-baik saja.
Suka Duka Selama di KUBBU
Akhir tahun 2019 salah satu admin diganti, Tim Dapur melakukan voting untuk memilih salah satu dari kami menjadi admin baru. Setelah itu baru melakukan voting di grup utama, dan terpilihlah Deny untuk menggantikan admin sebelumnya.
Ntah kenapa juga admin sebelumnya ini terkesan buru-buru meminta admin baru, padahal sebelumnya dia sanggup menjadi admin satu-satunya. Karena toh pekerjaan yang lainnya masih kami bantu.
Saya juga merasa semakin lama Tim Dapur sudah tidak sesolid awal-awal. Ya mungkin lelah atau sudah bosan, atau mungkin ada alasan lainnya. Memang dibalik suksesnya program bulanan dan program harian KUBBU, ada Tim Dapur yang selalu memutar otak dan menyisihkan waktu serta tenaganya untuk itu semua. Dengan suka rela membantu agar program-program berjalan dengan baik, padahal semuanya bekerja dan memiliki kesibukan masing-masing.
Jangan dikira menjadi bagian Tim Dapur akan adem ayem saja. Menjadi bagian dari beberapa kepala bukanlah persoalan yang mudah. Dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda, sering kali membuat kita adu argumen.
Di awal tahun 2020 Tim Dapur rapat kerja lagi. Sama seperti tahun sebelumnya, kami diminta membuat gambaran acara dan mempresentasikannya.
Beberapa minggu setelah rapat kerja tersebut, kami dikejutkan oleh sesuatu yang sebelumnya tak pernah kami sangka. KUBBU, terutama Tim Dapur dikecewakan oleh seseorang yang selama ini kami percaya. Seseorang yang kami anggap bisa menghidupkan KUBBU kembali, ternyata kabur begitu saja. Menghilang ntah ke mana dengan beban berat yang harus kami tanggung.
Kemudian beberapa minggu setelahnya lagi salah satu Tim Dapur, Dayu mengalami kecelakaan dan harus menjalani pengobatan serius. Belum cukup itu saja, akhir Februari Kak Yunita salah satu Tim Dapur juga masuk rumah sakit dan meninggal.
Rasanya 2020 begitu berat. Setelah dikecewakan, masih harus ditinggalkan. Namun, kami juga masih harus terlihat baik-baik saja.
Datangnya pandemi membuat semua program bulanan KUBBU bubar jalan. Kami tak bisa leluasa membuat kegiatan di luar dengan jumlah orang yang banyak.
Perlahan, program harian juga sepi peminatnya. Tim Dapur sudah mencoba beberapa cara untuk mengembalikan semangat Kubbers, tapi rasanya percuma. Ntah semangatnya yang menghilang, atau memang sudah muak melihat layar smartphone.
Hal tersebut berdampak juga ke Tim Dapur, saya merasa sudah tak ada semangat lagi menjalaninya. Belum lagi satu per satu Tim Dapur mengundurkan diri.
Berganti tahun pandemi pun masih belum usai, program harian baik bulanan mulai terseok-seok. Program bulanan akhirnya dibuat dadakan jika memungkinkan, dan program harian dikurangi. Namun hal tersebut tak merubah banyak hal, grup masih sepi.
Harapan untuk KUBBU
Banyak sekali harapan-harapan untuk KUBBU, terutama agar grupnya kembali ramai seperti dulu. Namun memulainya dari mana saya pun bingung, karena setiap orang punya prioritasnya sendiri. Mungkin jika dulu KUBBU priotitas, sekarang bisa saja bukan. Apalagi sekarang anggotanya banyak yang sudah berkeluarga.
Jujur, saat ini saya pribadi pun tidak bisa aktif lagi seperti dulu. Bahkan pertengah tahun 2021 saya sempat mengundurkan diri menjadi Bendahara KUBBU, tapi ditolak Kak Chaca karena memang saat itu belum ada yang menggantikan posisinya.
Saya paham beratnya menjadi admin saat itu, ditinggal satu per satu timnya, sedangkan mencari gantinya bukanlah hal yang mudah. Namun kondisi saya pribadi yang tak baik-baik saja akhirnya berdampak ke kinerja. Jangankan memikirkan KUBBU, untuk bangkit dan memberi semangat ke diri sendiri saja rasanya sulit.
Kepercayaan yang diberikan dan rasa sayang ke KUBBU akhirnya yang membuat saya bertahan hingga saat ini. Harapannya, walaupun saat ini KUBBU tak memiliki Tim Dapur seperti dulu, dan perlahan anggotanya mulai menghilang. Saya harap KUBBU akan tetap ada dan bisa menginspirasi banyak orang.
Ya walaupun sekarang programnya tidak sebanyak dulu, saya harap Kubbers masih bisa nyaman dan mendapatkan ilmu di KUBBU. Semoga ke depannya ada lagi acara workshop tentang blog ya, karena saya pribadi rindu sekali ngoprek-ngoprek blog bareng Kubbers seperti dulu.
Beberapa hal yang sangat saya rindukan adalah serunya obrolan di grup, yang bahas apa saja pasti rame. Terus seringnya berbagi ilmu, baik di grup maupun bertemu langsung. Dulu tuh ya sering sekali tiba-tiba ngumpul cuma buat oprek-oprek blog atau janjian dateng ke acara apa bareng-bareng. Seru dan semoga ke depannya bisa seperti itu lagi.
Namun harapan paling besar dari saya adalah semoga beberapa PR yang belum selesai bisa secepatnya selesai. Amiiinn
Kalau harapan kamu untuk KUBBU apa?
aaa ceritanya bener-bener bikin nostalgia, dari sibuk-sibuknya jadi tim dapur kubbu. Sampe melewati 2020 yang sangat berat dan mungkin sedih banget yah, dan gak kerasa kita masih bertahan di grup yang bikin nyaman walau banyak banget dramanya hahahaha.
Asli dramanya ada aja tapi tetep sayang gimana dong hehe
Soalnya kita tumbuh bareng di KUBBU ya, Day. Jadi sesayang itu huhu
Ternyata Awal tahun 2020 menjadi pukulan berat buat Kubbu ya, dengan segala rintangan dan cobaan yang dihadapi, semoga Kubbu bisa terus berkarya dan semakin memberi dampak positif ke masyarakat. Salam 3 M, Membaca, Menulis & Menginspirasi
Amiin amiin, bismillah ya
Bergabung dalam komunitas itu menyenangkan. Tapi seringnya hangat di awal. Terlebih di wag, lama2 grupnya dingin dan sunyi.
Semua memang ada masanya ya kak, kadang sepi kadang rame
Yah coba aku gabungnya lebih awal ya, bisa ikut program Kubbu yg dulu-dulu itu keknya seru.
Ayoooo dooong Antin bikin workshop ttg blog-blog an lagi, biar aku bisa belajar juga.
Akhirnya ada juga yg nyeritain KUBBU di masa terkelamnya. Sampe² penyebutan kata *admin* sungguh sensitif sekali. Hahahhaha
Karena tak selalu indah, masa kelam pun tetap harus diabadikan hahaha
Antin, ini cerita yang bagus dan personal. Pengalaman pribadi yang dialami selama ikut dalam komunitas. Nano-nano, semuanya campur aduk jadi satu.
Komunitas memang bawa manfaat bagi mereka yang serius bergabung ke dalamnya.
Ayo antin, semangat untuk terus berkarya dan berkomunitas 🙂
Betul mas, komunitas kalau dimanfaatkan dengan baik akan membawa banyak dampak baiknya juga.
Semangat berkarya juga mas