Memiliki peran ganda bukanlah keinginan setiap perempuan, tapi terjadi karena suatu keharusan. Misalnya saya, anak tunggal dan belum menikah tapi harus merawat orang tua yang sakit, serta tetap harus bekerja. Tentu saja ini bukan keinginan saya, tapi suatu keharusan karena keadaan.
Setelah menjalaninya selama hampir 3 tahun, saya jadi paham kalau pekerjaan rumah itu melelahkan dan tidak ada habisnya. Dulu mungkin saya tak begitu merasakannya, karena mau makan ada yang masakin, perlu ini itu ada yang nyiapin. Karena hal ini juga saya paham kenapa banyak ibu-ibu marah kepada suaminya yang enggan membantu pekerjaan rumah, dan malah asik bermain games.
Ya karena mengerjakan pekerjaan perawatan itu melelahkan lho.
Pentingnya Paham Care Work Economy Dimulai dari Diri Sendiri
Di Indonesia, care work memang masih belum familiar. Pekerjaan yang kita ketahui hanyalah pekerjaan yang menghasilkan uang. Bahkan untuk sebagian orang, pekerjaan itu harus kantoran atau profesi yang bergengsi. Lalu bagaimana dengan freelancer, buruh, ibu rumah tangga, dan yang lainnya? Apakah itu bukan pekerjaan?
Menurut saya, ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang paling melelahkan. Namun, masih banyak yang menganggap jika ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan, melainkan kewajiban. Oleh sebab itu, banyak ibu rumah tangga yang suka minder jika bertemu teman-temannya yang working mom. Dengan nada merendah dan mengatakan “saya hanya ibu rumah tangga”.
Padahal jika dijabarkan, pekerjaan ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang tidak ada habisnya. Mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah, mengasuh anak, dan pekerjaan lainnya. Semua pekerjaan itu adalah pekerjaan produktif, sama dengan pekerja di bidang lainnya.
Lalu, bagaimana mengubah pandangan tersebut? Bisa dimulai dari diri sendiri. Kita harus paham betul bahwa pekerjaan perawatan seperti pekerjaan rumah adalah pekerjaan yang mempunyai nilai ekonomi (care work economy), bukan sekadar kewajiban sebagai seorang anak perempuan, istri, ataupun ibu.
Coba dihitung, jika semua pekerjaan itu dibebankan ke orang lain. Berapa upah yang harus dibayar? tentunya banyak kan.
Bisakah Perempuan Memiliki Peran Ganda?
Jika dilihat dari lingkungan sehari-hari, bisa disimpulkan hampir semua pekerjaan perawatan dibebankan kepada perempuan. Mengurus anak, mengurus rumah, menjaga orang tua, semuanya dibebankan kepada perempuan. Lalu bagaimana dengan perempuan yang memiliki peran ganda, sebagai care work di rumah dan pekerja di luar?
Kasus tersebut sama dengan saya, harus bekerja sekaligus mengurus orang tua yang sakit di rumah. Apakah kedua hal tersebut bisa dijalani bersamaan? tentu bisa, asalkan keluarga dan tempat kamu bekerja mendukung, serta paham kondisi kamu di rumah.
Saya pribadi merasa beruntung karena bekerja di perusahaan dengan bos yang sangat pengertian dengan keadaan pegawainya. Saat Mamah saya masuk rumah sakit, beliau tak mempermasalahkan saya tidak masuk berhari-hari. Bahkan berkata jika ada yang perlu dibantu jangan sungkan untuk bilang, agar teman-teman yang lain bisa membantu.
Bukan hanya itu, setelah keluar rumah sakit saya juga masih harus sering izin datang siang ataupun pulang lebih cepat, bahkan tidak masuk untuk menemani Mamah kontrol. Apakah bos saya marah? Tentu saja tidak.
Dari kejadian saya ini, bisa disimpulkan jika peran perusahaan sangatlah penting dalam mendukung perempuan dengan peran ganda. Namun apakah semua perusahaan mendukung hal itu? coba sharing bagaimana di tempat kamu bekerja.
4 Peran Perusahaan Dalam Mendukung Perempuan Dengan Peran Ganda
Berdasarkan cerita dari beberapa teman, tidak semua perusahaan paham dan mendukung perempuan dengan peran ganda. Hal ini menjadi hambatan bagi perempuan dengan peran ganda, yang harus mencari nafkah tapi memiliki beban lain di rumah.
Harapannya, ke depannya akan banyak perusahaan swasta yang mendukung. Karena seperti yang kita tahu di Indonesia masih sangat banyak perempuan yang memiliki peran ganda. Dalam rangka mendukung hal tersebut, berikut ini fasilitas dan kebijakan perusahaan yang sangat berperan dalam mendukung perempuan dengan peran ganda.
1. Menyediakan Pojok ASI
Menjadi perempuan pekerja sekaligus Ibu bukanlah hal yang mudah, apalagi paska melahirkan. Ibu pekerja harus rajin memompa ASI beberapa jam sekali. Oleh sebab itu, perusahan harus menyediakan pojok ASI untuk memudahkan.
Di kantor Kementerian Kesehatan dan beberapa Kementerian lainnya sudah menyediakan pojok ASI, tapi sayangnya belum semua perusahaan swasta menyediakan fasilitas pojok ASI. Masih banyak ibu menyusui harus memompa di toilet ataupun di musala.
Dengan adanya pojok ASI, perusahaan sudah mengambil peran untuk mendukung perempuan yang menjalani peran ganda.
2. Ada Fasilitas Day Care Khusus Pegawai
Saat berkunjung ke salah satu Kementerian, saya melihat ada fasilitas day care gratis khusus untuk pegawainya. Fasilitas yang sangat dibutuhkan dan sangat membantu perempuan dengan peran ganda.
Sama halnya dengan pojok asi, tidak semua tempat kerja menyediakan fasilitas day care. Oleh sebab itu, banyak perempuan dengan peran ganda harus merogoh kocek lebih dengan membayar pengasuh atau menitipkan anaknya ke day care dekat rumah dengan biaya yang lumayan.
Harapannya, di kemudian hari akan banyak perusahaan swasta yang menyediakan fasilitas day care. Hal ini sebagai bentuk dukungan, dan peran serta perusahaan mendukung perempuan dengan peran ganda.
3. Memberikan Cuti Ayah
Mungkin kamu sudah pernah mendengar tentang cuti ayah. Kenyataannya, di beberapa negara cuti ayah memang ada. Cuti ini bisa digunakan untuk menemani istri yang melahirkan. Sayangnya di Indonesia belum ada cuti ayah.
Saya jadi ingat cerita salah satu teman. Saat istrinya melahirkan dia tidak diberi izin cuti, dengan alasan banyak proyek yang sedang jalan. Padahal semua pekerjaan itu bisa dipantau jarak jauh melalui email ataupun whats app, namun sayangnya perusahaan tak mau mengerti.
Kejadian itu sampai sekarang masih berbekas di teman saya, dia masih merasa sakit hati karena tidak bisa mengazani anak pertamanya. Kebayang ya sedihnya bagaimana, yang sedih bukan hanya dia, istrinya juga pasti sedih melahirkan tidak ditemani. Sangat berharap ke depannya di Indonesia juga ada cuti ayah, jadi kejadian seperti teman saya itu tidak akan terjadi lagi.
Selain menemani istri melahirkan, cuti ayah juga bisa digunakan untuk mengajak anak bermain ketika istri butuh waktu me time atau istirahat.
4. Cuti Anak dan Orang Tua
Perempuan dengan peran ganda bukan hanya yang sudah menikah saja, tapi banyak juga perempuan singel yang memiliki peran ganda. Contohnya saya, jadi selain ada cuti ayah, sebaiknya ada cuti anak dan orang tua juga.
Cuti anak bisa digunakan single mom yang memiliki anak untuk mengurus keperluan sekolah, atau menemani saat sang anak sakit. Begitu juga dengan cuti orang tua, bisa digunakan untuk mengurus dan merawat orang tua ketika sakit.
Cuti ini sangat penting dalam mendukung perempuan dengan peran ganda, karena banyak kasus pemecatan karena perempuan dengan peran ganda ini sering tidak masuk karena harus mengurus anak atau orang tuanya di rumah.
Selain 4 point yang saya sebutkan, kebijakan apa lagi yang menurut kamu harus ada di tempat kerja dalam upaya mendukung perempuan dengan peran ganda? Sharing di kolom komentar ya.
Kesimpulan
Di Indonesia masih banyak perempuan dengan peran ganda karena keadaan, harus berjuang mencari nafkah sekaligus mengerjakan care work di rumah. Memiliki satu peran saja sudah berat, apalagi memiliki peran ganda. Namun perempuan-perempuan hebat ini harus menjalaninya.
Untuk mengurangi sedikit beban perempuan dengan peran ganda diperlukan dukungan dari berbagai pihak seperti keluarga, perusahaan, dan pemerintah. Keluarga harus mengerti jika pekerjaan perawatan bukan hanya pekerjaan yang harus dikerjakan oleh perempuan, wahai para suami dan saudara laki-laki bantulah pekerjaan rumah yang bisa kamu bantu.
Perusahaan juga harus turut andil dalam hal ini, dengan menyediakan fasilitas dan memberikan kebijakan yang membantu perempuan dengan peran ganda. Agar perusahaan di Indonesia mematuhi dan melaksanakan kebijakannya, pemerintah juga harus ambil peran. Misalnya membuat undang-undang untuk cuti ayah, cuti anak, dan cuti orang tua. Jadi perusahaan tidak bisa mengelak karena ada peraturan resminya.
Jadi, yuk kita dukung perempuan-perempuan hebat untuk menjalani perannya.
Pemerintah harus lebih serius untuk membuat kebijakan untuk wanita yang bekerja. Iya seperti “sesimple” pengadaan nursery room di setiap perkantoran. Biasanya kantor yang enggak ada nursery room, karyawatinya pumping di toilet, kasihan lihatnya.
Aku selalu amaze dengan para ibu rumah tangga yang masih produktif dalam passion bahkan menghasilkan uang dari side job. Padahal ibu rumah tangga pun punha kesibukan di rumah yang mesti diprioritaskan. Pada akhirnya, seorang ibu yang produktif mesti bisa manajemen waktu. Aku punya banyak sekali teman komunitas ibu-ibu produktif. Mengajarkan bahwa usia enggak menghalangi kita untuk tetap berkarya dan berkarier
Sepertinya makin ke sini banyak perusahaan yang mendukung peran ganda perempuan sebagai pekerja sekaligus bagian dari keluarga. Namun, tidak sedikit juga perusahaan yang terkesan meremehkan hingga kebijakan empat poin di atas malah tak dilirik sama sekali.
Ya ampun setuju banget sama artikel ini. Sementara tempat kerja saya masih jauh dari kata ramah perempuan. Day Care gratis emang butuh banget sih. Karena kalau nggak ada pasti kepusingan itu akan jatuh pertama kali kepada perempuan. Sayangnya belum banyak perusahaan yang memikirkan itu..
Semoga ke depannya akan banyak perusahaan yang menyediakan fasilitas day care ya kak, jadi akan lebih banyak lagi perempuan dengan peran ganda yang terbantu dan tetap produktif di kantor
saya acung jempol banget nih sama perusahaan tempat mba Antin bekerja sekarang. Karena sepengertian itu membolehkan mba Antin untuk mendahulukan kepentingan keluarga. Dan saya setuju kalo support dari tempat kerja sangatlah penting. Semoga semakin banyak perusahaan yang peduli pada hal-hal karyawannya.
Pernah kerja di beberapa tempat, 2 diantaranya mendukung untuk mengurangi beban perempuan dengan peran ganda. Bahkan juga ada cuti haid, ini penolong banget untuk wanita yang sering mengalami nyeri haid.
Jarang ada perusahaan yang memikirkan hal yang mengutamakan hak perempuan, karena orientasi umum perusahaan adalah profit dan efisiensi.
Terkadang kesehatan mental perempuan yang bekerja memang perlu diperhatikan. Kebutuhan dan sarana yang disediakan kantor akan sangat membantu dan bisa menjadi penunjang kinerja seorang perempuan. Beneran ini mah,
Kebijakan dukung perempuan emang wajib digalakkan sih apalagi yang punya peran ganda, mereka hebat
yang sekarang sudah mulai diadakan itu ruang menyusui buat ibu bekerja ya, mbak. kalau di kantorku tapi nggak ada ruang khusus sih tapi biasanya ada ruangan musola yang digunakan karyawan buat pumping tapi sekarang banyak teman juga yang woles aja pumping di meja kerja bahkan sambil rapat dan nggak ada yang komplain
Wah aku mendukung banget kak semua kebijakan yang ditulis di artikel ini. Semoga perusahaan2 di Indonesia bisa memahami peran ganda perempuan ya. Dan harapannya juga pemerintah terus memperbaiki kebijakan dan peraturan yang mendukung para perempuan untuk berkarir baik di tempat kerja maupun di dalam keluarganya.
Perempuan memang super power. Sehingga perlu didukung dalam hal bermanfaat, karena mereka pun berhak. Yuk saling mendukung
Perusahaan memang harus memperhatikan jika hak manusia di dunia ini tidak hanya hak untuk laki-laki, melainkan juga hak untuk perempuan. Tapi kembali lagi, saya sebagai orang yang pemerhati ekonomi bisnis, jika perempuan terlalu menuntut hak-haknya yang notabene “lebih banyak service” ketimbang laki-laki, maka dari pihak perusahaan juga akan mikir-mikir merekrut perempuan dan ini mengakibatkan semakin minimnya rekrutmen karyawan perempuan. Nah, malah jadi semakin merugikan perempuan itu sendiri kan?
Yess perempuan itu bisa banget multitasking dan multiperan. Jadi berharap banget iklim kerja yang konduaif dan supportful buat perempuan bisa melakukan semua perannya dengan baik dan maksimal
Menurutku sebagai ibu, yang paling crusial day care gratis sih.. Karena dibelahan dunia manapiun kasusnya sama: perempuan dituntut untuk menjalani peran ganda.
Sebagai perempuan yang pernah menjalani peran ganda, memang hal ini sangat sulit dilakukan. Butuh dukungan dari orang sekitar terutama di lingkungan pekerjaan dan rumah yang bisa memahami peran ini. Semoga semakin banyak perusahaan yang memiliki day care dekat kantor dan bisa memberikan cuti untuk keluarga ya.
Bagus sekali tulisannya kak
Empat kebijakan ini memang sangat dibutuhkan perempuan yang bekerja ya
Agar mereka bisa menjalani peran gandanya tanpa hambatan
Yaampun setuju banget kak. Peran ganda bagi perempuan kadang dianggap sepele, tapi ini tuh berkaitan dengan kesehatan mental perempuan. Aku yang belum nikah aja ngerasa burnout banget, apalagi kalau berkeluarga dan punya anak..
Menyediakan Pojok ASI, sepertinya space ini belum merata diterapkan di perusahaan di Indonesia
aku sendiri seneng kalau melihat ada perusahaan yang menyediakan ruangan khusus seperti pojok ASI, ruang ibadah, ruang fasilitas untuk olahraga meskipun ga terlalu besar. Disini perusahaan ikut andil memberikan kenyamanan kepada karyawannya.
sebetulnya sudah ada atau belum ya undang – undang yang melindungi hak perempuan/ibu di tempat kerja dengan menyediakan faslitas seperti tersebut diatas? Saya sih berharap ada ya karena akan sangat membantu banget ibu bekerja dan ayah bekerja juga
Semoga semakin banyak perusahaan yang mendukung peran perempuan di keluarga dan ranah publik.
Sehingga bisa memahami fitrahnya dan tetap menjalankan semuanya dengan baik dan seimbang.
yang nomor 2 sepertinya belum ada di kantor-kantor. tapi semoga makin ke sini, peran perempuan makin diperhatikan
Setuju kak. Seharusnya ada dan diterapkan di perusahaan. Pengen tahu dari sisi ownernya gimana. Tapi, setau aku, perusahan yang menerapkan point di atas pasti sustainable