Membahas tentang perempuan selalu saja menarik, apalagi jika ceritanya dalam bentuk karya fiksi seperti novel. Untuk itu, kali ini saya ingin merekomendasikan 5 novel Indonesia favorit bertema perempuan yang wajib kamu baca.
1. Terusir
Novel ini berkisah tentang Marsiah, seorang istri yang diusir oleh suaminya karena difitnah keluarga. Rasa dengki dan tamak keluarganya membuat Marsiah terusir dan meninggalkan satu anak laki-laki yang masih kecil.
Marsiah melanglang buana mencari perlindungan dan tempat tinggal. Namun nasib seolah tak berpihak padanya, tak ada seorang pun yang bisa dia harapkan. Keadaan mendesak membuat dia memilih jalan hidup yang salah.
Di sisi lain sang suami, Azhar mendapat nasihat dari temannya dan tersadar jika dia salah. Namun percuma, penyesalannya terlambat. Marsiah sudah pergi jauh dan kehidupannya sudah hancur.
Kisah hidup Marsiah sungguh pelik dan mengaduk-aduk perasaan. Ingin rasanya marah dengan perlakuan Azhar dan keluarganya, serta sedih melihat nabis Marsiah yang terlunta-lunta dan mengakibatkan dia masuk jurang hitam.
Sebagai perempuan, ketika membaca novel ini saya ikut hanyut dalam cerita. Rasanya ikut merasakan apa yang dirasakan sang tokoh utama. Sakit, marah, dan kesedihan-kesedihan lainnya sampai ke pembaca. Bahkan di beberapa bagian membuat saya menangis.
Terusir merupakan karya Hamka pertama yang saya baca, dan sukses membuat saya jatuh cinta dengan karyanya.
2. Cantik Itu Luka
Banyak yang bilang membaca Cantik Itu Luka membuat bosan, bahkan banyak yang tak menyelesaikannya. Namun untuk saya, Cantik Itu Luka merupakan awal saya mengenal sosok Eka Kurniawan. Penulis hebat dengan karya-karyanya yang luar biasa.
Setelah membaca novel ini, saya jadi tertarik dengan karya Eka Kurniawan yang lain dan mulai mengkoleksinya. Sampai hari ini saya sudah mengumpulkan empat buku karyanya, dan masih mencari buku-buku lainnya.
Novel ini sungguh luar biasa, telah diterjemahkan ke puluhan bahasa dan pemenang World Readers Award 2016. Terlebih dari itu, cerita yang diangkat dalam novel ini memang menarik dan di luar dugaan. Pembaca selalu dibuat penasaran dan melongo di setiap babnya.
Bercerita tentang seorang perempuan bernama Dewi Ayu yang bangkit dari kuburnya setelah dua puluh satu tahun kematian. Kebangkitannya menguak kutukan dan tragedi keluarga, yang terentang sejak akhir masa kolonial. Kisah roman, kekejaman politik, kisah hantu, mitologi, dan petualangan merupakan perpaduan yang epik dalam novel ini.
Sejujurnya ketika membaca novel ini saya cukup terkejut karena banyak cerita dewasanya, ya memang ini novel untuk umur 20+. Walau begitu, novel ini sangat layak untuk dibaca.
3. Di Dalam Lembah Kehidupan
Karya Hamka kedua yang saya baca adalah kumpulan 12 cerpen, yang hampir 90% membahas tentang perempuan.
Sepertinya novel karya Hamka selalu mengundang air mata, begitu juga kisah yang diceritakan dalam novel ini. Hampir semua cerita mengandung kesedihan yang diderita oleh tokohnya.
Namun dibalik kesedihan itu banyak sekali pesan moral yang disampaikan Hamka dalam novel Di Dalam Lembah Kehidupan. Walaupun latar waktu sudah cukup lama, tetapi cerita di dalamnya masih relate dengan kehidupan saat ini. Bahkan di beberapa bab sangat terasa satire.
4. Ganjil Genap
Berbeda dengan ketiga novel di atas yang bergenre sastra, novel kali ini bergenre Metropop karya Almira Bastari.
Ganjil Genap berkisah tentang Gala yang diputusin pacarnya setalah tiga belas tahun berpacaran. Sialnya dia putus ketika umurnya mendekati kepala tiga, umur yang krusial untuk perempuan berstatus jomblo.
Hidup Gala semakin runyam ketika adiknya kebelet nikah. Dia bertekad pantang lajang menjelang umur kepala tiga. Bersama ketiga sahabatnya dia mengatur strategi pencarian jodoh. Jadi di novel ini banyak berkisah tentang Gala yang berjuang mengakhiri kejombloannya dengan berbagai cara.
Cerita yang diangkat Almira Bastari sungguh relate dengan lingkungan kita sehari-hari. Bagaimana perempuan mendekati umur kepala tiga dengan status jomblo selalu menjadi buah bibir, belum lagi pertanyaan “kapan nikah?” yang seolah menghantui.
Bagaimana Gala mengatasinya? Kamu bisa cari tahu sendiri dengan membaca Ganjil Genap.
5. Ibuk
Novel favorit Indonesia yang bertema perempuan terakhir merupakan karya Iwan Setyawan. Salah satu penulis yang menginspirasi saya beberapa tahun silam, sampai bisa seperti sekarang.
Jika di buku pertama yang berjudul “9 Summers 10 Autumns” banyak berkisah tentang Iwan Setyawan yang sukses dengan karirnya di New York. Di buku kedua “Ibuk” bercerita tentang kehidupan masa kecilnya di kota apel, Batu.
Ibuk berkisah tentang sebuah pesta kehidupan yang dipimpin oleh seorang perempuan sederhana yang perkasa. Tentang sosok perempuan bening dan hijau seperti pepohonan yang menutupi kegersangan, yang memberi napas bagi kehidupan.
Sosok tersebut bernama Tinah. Seorang istri sekaligus Ibuk dari lima anak. Kehidupannya yang sederhana membuat dia dan suaminya harus berjuang lebih keras. Angkot yang sering rusak, rumah mungil yang bocor di kala hujan, biaya pendidikan anak-anak yang besar, dan pernak-pernik permasalahan kehidupan dihadapi Ibuk dengan tabah.
Membaca novel ini akan mengingatkan kita tentang perjuangan seorang Ibuk. Perjuangan yang luar biasa tanpa pamrih.
Nah, itulah 5 novel Indonesia favorit bertema perempuan yang sangat berkesan untuk saya. Kamu punya rekomendari novel Indonesia bertema perempuan lainnya? Silakan tulis di kolom komentar, ya 🙂
Hmmm, kayaknya aq perlu baca buku Ganjil Genap deh.🤭
Baca kak, seru bukunya