Di tahun 2023 tidak banyak buku yang saya baca. Dari target awal satu bulan satu buku, nyatanya saya hanya bisa menyelesaikan 10 buku saja. Itupun lebih banyak buku ringan dan tipis.
Walaupun hanya membaca 10 buku saja, tapi genre buku yang saya baca di 2023 lumayan beragam. Dari Young Adult, Fantasi, Sastra, dll. Bahkan saya pun mencoba membaca komik. Dari semuanya, ada 3 buku favorit dan begitu berkesan untuk saya.
1. The Privileged Ones
Buku favorit saya yang pertama ada The Privilaged Ones karya Mutiarini. Saya membaca buku ini di awal tahun, dan menjadi salah satu buku penyemangat menjalani tahun 2023. Buku genre Young Adult yang mengangkat tema hak istimewa seseorang. Privilese yang selalu identik dengan kekayaan dan kecantikan.
Mungkin kamu sering mendengar perlakuan berbeda yang diterima orang lain karena dia cantik ataupun kaya. Isu ini semakin lama semakin sering terdengar, dan semakin terlihat jelas.
Pandangan saya tentang privilese berubah setelah membaca buku ini. Penulis dengan apik menjabarkan sekaligus memberi contoh nyata, jika privilese bukan hanya itu. Privilese bisa berupa kepintaran, keluarga yang harmonis dan mendukung, serta banyak hal lainnya yang sering tak disadari.
Selain itu, di buku ini juga mengangkat isu yang memang belakangan ini sedang ramai dibicarakan seperti kesehatan mental, dampak sosial media, dll.
Karena tema yang diangkat dekat dengan keseharian, serta bahasa yang digunakan sangat ringan, menjadikan buku ini mengasikan dan bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Saya merekomendasikan buku ini untuk kamu baca setidaknya sekali.
2. The Alpha Girl’s Playbook
Kalau kamu tidak suka membaca tapi ingin mencobanya, kamu bisa mulai dengan membaca buku seperti The Alpha Girl’s Playbook karya Henry Manampiring ini. Buku favorit kedua karena isinya bukan hanya tulisan panjang, tapi penuh ilustrasi dan warna.
Buku ini berisi kutipan pendek yang relate dengan keseharian, kalau anak-anak sekarang bilangnya quoteable untuk diunggah ke sosial media. Buku kumpulan taktik menjadi cewek smart, independen, dan anti galau.
“Alpha Girl tidak akan menurunkan kualitasnya hanya untuk disukai cowok. Kalau kamu belum didekati cowok, ya tidak apa-apa. Artinya, memang kamu belum bertemu cowok yang sepadan. Lakukan juga intropeksi apakah ada perilaku keliru yang membuat cowok malas mendekatimu.”
Sesuai dengan judulnya, buku ini diperuntukan untuk perempuan. Alpha Female, perempuan yang berada di puncak karena prestasi dan attitude-nya. Perempuan yang berpengaruh atas orang-orang di sekitarnya, percaya diri dan mengoptimalkan potensinya.
“Waktu kita terbatas, jangan dihabiskan untuk memusingkan gunjingan orang. Lebih baik focus kepada prestasi.”
Menurut saya, buku ini bisa kamu jadikan kamus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar pertemanan, asmara, pendidikan, sampai karier. Karena kutipan yang ada di buku ini cukup mewakili keresahan perempuan.
“Menikah bukan Solusi. Menikah justru menciptakan sejuta masalah baru.”
3. Terusir
Buku favorit saya yang terakhir, Terusir karya Hamka. Buku yang saya baca menjelang akhir tahun. Sebenarnya saya pernah membaca buku ini sebelumnya, dan membaca ulang di tahun 2023.
Terusir adalah buku pertama Hamka yang saya baca. Buku dengan tebal 129 ini sukses membuat saya melow berhari-hari setelah membacanya.
Mariah, tokoh perempuan dalam buku ini digambarkan sangat menderita. Dia diusir suaminya karena difitnah berselingkuh oleh keluarga suaminya. Sang suami percaya begitu saja dan tak mendengarkan penjelasan sang istri.
Mariah diusir saat itu juga, tanpa perbekalan dan tujuan. Bahkan dia tak sempat berpamitan kepada anak semata wayangnya. Perempuan malang ini akhirnya harus menjalani kehidupan yang sangat menderita karena difitnah.
Jika di buku The Alpha Girl’s Playbook berisi taktik menjadi perempuan smart dan independen, yang identik dengan perempuan-perempuan masa kini, maka di buku Terusir adalah dampak dari lemahnya perempuan dulu kala.
Di buku ini kesenjangan gender masih sangat terasa, ya ajar saja karena latar waktunya juga berbeda ya. Dulu kan perempuan masih lemah dibandingkan laki-laki. Tokoh utamanya digambarkan tidak pernah bergaul, tidak berpendidikan, dan selalu bergantung kepada suaminya. Jadi ketika dia diusir, dia bingung harus memulai dari mana.
Dari buku ini juga saya belajar bahwa perempuan harus mandiri walaupun sudah memiliki pasangan, karena kita tak pernah tahu ke depannya akan seperti apa. Perempuan ketika mandiri, sepahit apapun cobaannya akan tegap berdiri di kakinya sendiri. Setuju?
Nah, itulah 3 buku favorit dari 10 buku yang saya baca di tahun 2023. Kalau kamu membaca buku apa saja di 2023? atau ada buku favorit kamu yang ingin direkomendasikan untuk saya baca?
Semoga di tahun 2024 ini lebih banyak lagi buku dan genre bacaan yang saya baca. Semangat menjalani tahun 2024 dan tetap membaca ya teman-teman 🙂