Belakangan ini Indonesia sedang ramai membahas tentang vaksin corona yang sudah ditemukan. Sejak beredarnya informasi tersebut sudah mengundang banyak spekulasi, mulai dari harus bayar sampai siapa yang harus mencoba vaksin tersebut untuk pertama kalinya.
Ketika beredar berita vaksin harus bayar, banyak masyarakat berteriak. Apalagi banyak diberitakan jika beberapa negara lain memberikan vaksin gratis untuk masyakaratnya.
Setelah pemerintah menerima banyak masukan dan mengkalkulasi ulang keuangan negara, akhirnya pada tanggal 16 Desember 2020 kabar baik itu hadir. Bapak Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa vaksin corona diberikan gratis untuk seluruh masyarakat.
Di tengah kabar baik itu, masih banyak masyarakat yang khawatir dan takut untuk divaksin. Hal tersebut terjadi karena belum tahu dampak dari pemakaian vaksin tersebut, apalagi terdapat beberapa vaksin corona. Mana vaksin yang terbaik? kita semua belum mengetahuinya.
Namun, di antara beberapa vaksin tersebut, ada salah satu vaksin yang cukup terkenal yaitu buatan Pfizer dan BioNTech. Vaksin corona dari Amerika Serikat yang dinilai efektif mengobati gejala Covid-19.
Saat ini Pfizer dan BioNTech sedang menunggu uji klinis ketiga. Namun, walaupun begitu vaksin mereka diklaim bisa mencegah Covid-19 dengan efektivitas sampai 90%.
Berdasarkan informasi di laman The Guardian, sejauh ini vaksin Pfizer dan BioNTech belum ada masalah keamanan yang muncul. Namun, ada beberapa efek samping yang bisa muncul setelah pemberian vaksin, seperti sakit lengan atau demam. Selain itu, karena jenis vaksin ini baru, bisa saja terjadi alergi terhadap salah satu komponennya.
Kriteria Aman Penerima Vaksin Pfizer dan BioNTech
Saat ini vaksin Pfizer dan BioNTech sudah didistribusikan ke beberapa negara seperti Inggris, Kanada, Israel, dan Bahrain.
Walau begitu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat menginformasikan bahwa tidak semua orang bisa menerima vaksin tersebut. Karena, seseorang harus memenuhi kriteria keamanan sebelum menerima vaksin itu.
Inilah beberapa kriteria peruntukan vaksin corona Pfizer dan BioNTech yang masih diragukan kemanjurannya.
1. Berusia di bawah 16 tahun
Vaksin corona Pfizer dan BioNTech saat ini masih diteliti untuk penggunaannya pada remaja berusia 12 hingga 15 tahun. Namun, data dari penelitian itu belum ditinjau oleh FDA untuk izin penggunaan darurat. Sehingga untuk saat ini, vaksin tidak diizinkan untuk siapa pun yang di bawah 16 tahun.
Semoga penelitiannya segera selesai, jadi adik-adik yang berusia di bawah 16 tahun bisa mendapatkan vaksin corona Pfizer dan BioNTech juga.
2. Memiliki alergi terhadap bahan vaksin
Seseorang yang memiliki alergi terhadap obat harus berhati-hati juga ketika akan melakukan vaksin corona. Harus benar-benar memperhatikan komponen pada vaksin tersebut.
Berdasarkan pedoman CDC, seseorang yang memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap salah satu komponen vaksin corona Pfizer dan BioNTech tidak boleh menerima vaksin. Selain itu, orang yang menunjukkan reaksi alergi parah setelah menerima satu dosis vaksin ini, tidak boleh menerima dosis lain.
3. Ibu hamil dan menyusui
Saat ini vaksin corona Pfizer dan BioNTech belum pernah diuji ke ibu hamil dan menyusi. Untuk itu vaksin ini tidak dianjurkan untuk mereka.
4. Penderita HIV
Penderita HIV dapat divaksinasi, hanya saja karena kekebalan tubuhnya masih belum jelas jadi keamanan dan kemanjuran vaksin pada penderita HIV masih belum jelas.
5. Orang yang menjalani terapi imunosupresan
Orang yang memakai obat untuk menekan sistem kekebalannya dapat divaksinasi, dengan catatan mereka tidak memiliki kondisi lain yang membuat tidak bisa menerima vaksin corona.
Apakah Vaksin Pfizer dan BioNTech Efektif Mencegah Covid-19?
Saat ini masih belum jelas apakah vaksin corona Pfizer dan BioNTech dapat melindungi infeksi virus corona, atau hanya melindungi dari gejala yang berkembang ketika terineksi. Namun, pihak Pfizer dan BioNTech mengatakan bahwa jika vaksin tersebut bisa menghentikan infeksi, maka seharusnya bisa menghentikan penularan.
Walau begitu, jika yang dialami adalah infeksi tanpa gejala, maka masih ada potensi risiko untuk menulari orang lain. Namun potensinya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan yang benar-benar sakit secara klinis.
Mari kita tunggu saja informasi selanjutnya tentang vaksin corona Pfizer dan BioNTech ini. Untuk kamu yang masih bingung tentang vaksin corona, kamu bisa mencari tahu informasinya di website Halodoc.
Aplikasi Halodoc ini bukan hanya memudahkan kita dalam urusan pengobatan saja. Namun websitenya juga berguna sekali, karena banyak memberikan informasi seputar kesehatan.
Jadi, kalau tidanya amankah vaksin corona Pfizer dan BioNTech? semoga aman ya, dan mari kita lihat kelanjutannya setelah ada yang mencobanya.
Sambil menunggu vaksin corona siap didistribusikan, harus tetap mematuhi protokol kesehatan ya. Jangan lupa selalu memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak ketika harus berpergian.
Salam sehat 🙂
Antin Aprianti
Referensi:
- CNN. (2020, 10 Desember). Ahli Respons Vaksin Covid-19 Pfizer Sulit Disebar di RI. Diakses pada 16 Desember 2020, dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201210094829-199-580355/ahli-respons-vaksin-covid-19-pfizer-sulit-disebar-di-ri.
- Halodoc. (2020, 18 November). Update Vaksin Corona: Ini yang Harus Diketahui tentang Pfizer dan BionTech. Diakses pada 16 Desember 2020, dari https://www.halodoc.com/artikel/update-vaksin-corona-ini-yang-harus-diketahui-tentang-pfizer-dan-biontech.
- Kompas. (2020, 16 Desember). Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Ini Panduan Penerima Vaksin Pfizer-BioNTech. Diakses pada 16 Desember 2020, dari https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/16/144500565/pemerintah-gratiskan-vaksin-covid-19-ini-panduan-penerima-vaksin-pfizer?page=all#.