Sabtu, 02 September 2023 saya berkesempatan hadir di acara Gala Premier Film Jomblo Fi Sabilillah. Film yang diangkat dari novel karya Bunda Helvy Tiana Rosa dan Bunda Asma Nadia dengan judul yang sama.
Pertama kalinya mendengar judul film ini membuat saya tertarik. Di tengah ramainya film horror, film Jomblo Fi Sabilillah seperti angin segar dan sesuatu yang baru.
Dalam poster film ini terlihat ada 4 laki-laki dengan motornya seperti sekumpulan geng. Lalu saya bergumam, oh jadi filmnya tentang jomblowan. Namun saya penasaran akan dikemas seperti apakah filmnya. Ada yang penasaran juga? Sini-sini simak sedikit bocoran tentang filmnya.
Persahabatan, Cinta, dan Keluarga
Jadi, film Jomblo Fi Sabilillah bercerita tentang persahabatan 4 jomblowan dengan julukan BUPATI (Bujang Kepala Tiga), beserta kisahnya masing-masing. Mario Irwinsyah sebagai Anton, Ricky Harun sebagai Yusuf, Adhin Abdul Hakim sebagai Ali, dan Masaji Wijayanto sebagai Imron.
Di antara mereka, yang paling tua adalah Anton. Pria berlogat Makassar yang beberapa kali gagal nikah dan memutuskan menjadi jomblo. Ada juga Yusuf yang memendam perasaannya selama 10 tahun, dan Imron yang tak kunjung lulus kuliah. Sedangkan Ali dengan rambut gondrong dan jenggot panjangnya memiliki penyakit yang unik.
Ali mengidap Venustraphobia, penyakit yang kambuh ketika melihat perempuan cantik. Seperti di awal-awal film, ketika Ali menjadi photographer di acara pernikahan dan bertemu dengan Anisa (Nabilah Ayu). Ali menjadi berkeringat, jantung berdebar, tidak fokus, dan berakhir pingsan.
Jujur saya baru tahu tentang fobia ini, saya sampai googling karena penasaran apakah benar ada fobia semacam itu, dan ternyata memang benar ada.
Konflik dalam film ini dimulai karena kekhawatiran Babeh Ali (Humaidi Abbas), melihat Ali yang berumur 30 tahun tapi tidak ada tanda-tanda akan menikah.
“Loe tuh suka cewek nggak sih?”, tanya Babeh
“Astagfirulloh Ali masih normal, Beh”, jawab Ali
Kemudian Babeh Ali memberikan perintah agar Ali mencari perempuan dan menikah dalam waktu satu bulan. Babeh ingin menimang cucu sebelum meninggal, seperti para tetangganya. Jika tidak, Ali tak dianggap anak lagi.
Karena ancaman Babehnya, Ali pun mulai mencari calon istri dibantu ketiga temannya. Dimulai dari mengubah penampilan Ali sampai mendaftarkannya ke situs Ayomenikah.com.
Dari situs Ayomenikah.com, Ali bertemu dengan 3 perempuan. Yang pertama dan kedua tidak masuk kretaria Ali, sempat mau menyerah tapi ternyata perempuan ketiga adalah Anisa. Perempuan yang membuat dia pingsan saat di acara pernikahan.
Singkat cerita mereka pun saling mengenal dan memilih Ta’aruf, karena kedua tak ingin menambah dosa dengan berpacaran. Apalagi sebelumnya Anisa sempat digantung selama 3 tahun oleh Lukman (Andy Boim), mantan pacarnya yang tak kunjung melamar.
Kabar bahagia ini disampaikan Ali kepada Babehnya. Babeh sangat senang dan mengajak Ali agar segera melamarnya sebelum berubah pikiran. Ketika Ali bersama keluarga melamar Anisa, terjadi plot twist. Ternyata Ibunya Anisa, Halimah (Dewi Yull) adalah ibunya Ali yang pergi dari rumah beberapa tahun silam.
Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Ali dan Anisa? Kamu harus nonton sendiri ya.
Bukan Hanya Drama Percintaan
Meski di awal film saya sempat bosan karena alurnya lambat, tapi film Jomblo Fi Sabilillah ini paket komplit. Bukan hanya drama percintaan saja, tapi banyak pesan yang disampaikan dalam film ini.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari film ini. Tentang kesabaran seperti yang dilakukan Yusuf, seorang pria dengan banyak penggemar. Namun ternyata memendam perasaan kepada Ratih (Indah Nada Puspita) selama 10 tahun. Dia sabar menunggu dan menyatakannya di waktu yang tepat.
Belajar iklas dari Anton, yang beberapa kali gagal menikah. Ya Namanya jodoh, rezeki, dan kematian memang rahasia Alloh. Jika bukan jodohnya, akan ada saja yang membuat pernikahan itu tak terjadi.
“Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan, tapi dalam kekurangan itu ada kesempatan” – Anton
Kemudian tentang Imron yang tak kunjung lulus kuliah karena kebanyakan bermain bersama teman-temannya. Sedangkan Emaknya (Dayu Wijanto) terus mendesaknya agar segera lulus, cepat bekerja, dan memberangkatkannya umroh, seperti anak-anak tetangga lainnya.
Kisah Imron seperti menyentil kita, yang bermalas-malasan dan tak segera menyelesaikan kuliahnya. Sedangkan orang tua sudah berkorban banyak, dan berpacu dengan umur. Scene Imron dan Emaknya ini sering kali membuat gelak tawa, logat Betawi yang digunakan dan candaanya membuat penonton terhibur.
Apalagi konflik Ali setelah tahu jika ibunya Anisa adalah ibunya. Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik, tentang memafkan apa yang sudah terjadi sesakit apapun itu. Karena keluarga tetaplah keluarga.
“Kebahagiaan itu nggak gampang, jadi jangan menghindari sumber kebahagian itu. Seperti keluarga, jangan hanya karena kesalahan jadi menghindarinya. Karena tak ada yang sempurna di dunia ini.” Ucap Anton kepada Ali
Jangan Sampai Nggak Nonton Yaaa
Di tengah gempuran pertanyaan kapan nikah dan mana pacarnya, film Jomblo Fi Sabilillah seolah menjawabnya. Kalau menjadi jomblo bukanlah hal yang aneh, tapi sebagai bentuk ketaatan kepada Alloh SWT dan menghindari dosa.
“Jomblo itu bukan aib. Jadi nggak perlu diburu-buru, semua ada waktunya.”
Jastis Arimba, Asma Nadia, dan Hayati Ayatillah menuliskan naskah film ini dengan sangat apik. Bukan hanya membuat penonton tertawa, tapi menangis dan merenungi. Banyak sekali sentilan sekaligus pembelajaran yang bisa dipetik dari film Jomblo Fi Sabililillah.
Jika sebelumnya saya mengira film ini akan membahas tentang Jomblowan saja, setelah menontonnya saya bisa bilang jika film ini lebih dari itu. Tentang cinta, persahabatan, dan keluarga yang dikemas dengan ringan.
Untuk kamu yang butuh hiburan sekaligus pembelajaran, harus nonton film Jomblo Fi Sabilillah sih. Jangan lupa ajak teman atau keluarga kamu untuk nonton ya. Filmnya akan tayang mulai 14 September 2023 di seluruh bioskop kesayangan kamu.
Jangan lupa nonton ya 🙂 dan ini ada pesan terakhir dari film Jomblo Fi Sabilillah.
“Seburuk apapun dunia memperlakukanmu, jangan lupa untuk selalu berbuat baik.”