Diskusi Tentang Pendakian Gunung Bersama RS Firdaus dan Komunitas Backpacker Jakarta

Kalian suka naik gunung? atau pemula yang ingin mencoba untuk naik gunung? sudah tau Fakta dan Mitos Pendakian Gunung dari Sudut Pandang Medis? Nah hari minggu kemarin Klub Buku & Blogger Backpacker Jakarta bekerjasama dengan RS Firdaus Jakarta Utara mengadakan acara Diskusi Santai dengan Tema “Membongkar Fakta & Mitos Pendakian Gunung Berdasarkan Pengalaman dan Sudut Pandang Medis”.

Narasumber diskusi kali ini ada dr. Ridho Adriansyah (dr spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Firdaus), Harley B. Sastra (Penggiat Alam, Penulis dan Pemerhati Konservasi Alam dari Federasi Mountaineering Indonesia), Tyo Survival (Eks Host Survival, Jejak Petualang dan Co Host Berburu di TRANS 7), Siti Maryam (Survivor 4 Hari 3 Malam di Rinjani) dan Edi M Yamin (Founder BPJ).

pendakian gunung - diantin.com
Kiri ke kanan : Mas Harley, Mba Nisa, dr. Ridho, Siti, Edi, dan Mas Tyo Survival

Acara yang berlangsung di Casapatsong’s Kitchen ini dimulai sekitar pukul 13.00 wib. Namun, sebelum acara dimulai peserta yang hadir dapat melakukan cek darah (Gol Darah, Gula Darah dan Asam Urat).

Cek darah ini merupakan salah satu fasilitas yang disponsori oleh Rumah Sakit Firdaus Jakarta Utara. Bukan hanya ada fasilitas cek darah saja, pada acara kali ini juga banyak hadiah dan ada goodie bag juga loh. Kalian yang nggak ikutan pasti nyesel πŸ˜€

Setelah semua peserta melakukan registrasi dan sebagian peserta selesai melakukan cek darah. Om Eka selaku admin Kubbu membuka acara diskusi siang itu dengan memberitahukan beberapa informasi tentang kuis dan acara yang akan berlangsung.

Kemudian dilanjutkan oleh Mba Nisa selaku Marketing Rumah Sakit Firdaus Jakarta Utara yang menjelaskan tentang sejarah singkatΒ RS Firdaus Jakarta Utara,Β sekaligus sebagai moderator pada acara diskusi santai ini.

Sekilas Tentang Rumah Sakit Firdaus Jakarta Utara

Pada tahun 1995 awalnya RS Firdaus Jakarta Utara adalah Praktek Dokter Umum atas nama dr. Bahtiar Husain, yang bertempat di jalan Siak No. 14 Sukapura, Jakarta Utara. Praktek Dokter Umum ini disambut dengan sangat baik oleh masyarakat sekitar karena merupakan satu-satunya praktek dokter umum di Kelurahan Sukapura.

Dikarenakan kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatan yang semakin berkembang, maka pada tahun 1998 dr. Bahtiar mengajak teman-teman dokter umum lain untuk membuka praktek dokter bersama, yang diberi nama klinik umum 24 jam.

Setelah itu, pada tahun 2004 menjadi Rumah Sakit Spesialis. Perubahan ini terjadi setelah mengamati dan mengevaluasi kebutuhan dasar pelayanan kesehatan masyarakat dan atas dasar data medik yang dievaluasi, maka diperoleh kesimpulan bahwa pasien terbanyak yang datang berobat adalah pasien PARU.

Beberapa kali mengalami perubahan, pada tahun 2011 bersamaan dengan selesainya pendidikan Spesialisasi dr. Bahtiar Husain sebagai ahli paru, maka RS Firdaus berubah menjadi RS Khusus Paru Firdaus. Sampai akhirnya pada tahun 2016 menjadi RS Umum Firdaus Khusus C yangΒ bertempat di Komplek Bea Cukai, Jalan Siak J5 No. 14, Sukapura, Cilincing, RT. 1/RW.7, Jakarta Utara.

RS Firdaus mempunyai moto “Melayani dengan Hati”Β dan fokus pada “Pelayanan Terbaik BPJS”, juga menyediakan layanan kesehatan yang cukup lengkap seperti Spesialis Bedah, Anak, Kandungan, paru dan kulit.

“Fungsi Rumah Sakit tak hanya Mengobati tapi Memberikan Informasi” – Mbak Nisa

Baiklah ulasan singkat tentang RS Firdaus nya udahan dulu ya πŸ˜€ kita bahas yang lainnya.

Harley B. Sastra

Narasumber yang pertama adalah Mas Harley B Sastra yang membuka acara dengan video tentang penyelamatan orangutan. Saya dan semua peserta yang hadir pun menyimak dengan seksama.

Awalnya sempat bertanya-tanya kenapa video tentang penyelamatan orangutan? Ternyata, sebenarnya kita berhutang banyak pada orangutan. Eksistensi orangutanlah yang berperan besar dalam menjaga hutan hujan tropis di Kalimantan dan hutan suaka di dunia.

Bahkan orang lokal juga mempunyai julukan tentang orangutan, yaitu “tukang kebun”. Kenapa demikian? karena ternyata aktivitas orangutan secara tidak langsung menyebarkan biji-bijian.

“Perjalanan di alam bukan hanya soal destinasi, tapi kita harus mulai berfikir ada masalah apa di sana dan bagaimana untuk melestarikan tempat itu” – Harley B. Sastra

Setelah itu Mas Harley menjelaskan apa itu fakta dan mitos beserta beberapa point tentang fakta atau mitos dalam pendakian gunung. Mitos adalah suatu cerita atau dongeng berlatar belakang kisah kejadian masa lalu (kejadian di suatu tempat, alam dan adat di tempat tersebut).

“Alam tidak butuh kita, tapi kita butuh alam. Karena lestarinya alam untuk kehidupan kita diakan datang” – Harley B. Sastra

Nah kalo Mas Harley membahas fakta atau mitos pendakian gunung berdasarkan teori, narasumber kedua ini akan langsung mempraktekannya.

Tyo Survival

Narasumber yang kedua adalah Mas Tyo Survival, yang langsung bersemangat memperkenalkan ular kesayangannya yang bernama Afri.

Kalian pasti sudah sering mendengar tentang ular yang takut garam? tapi nyatanya itu hanya mitos loh, karena Mas Tyo langsung membuktikannya dengan menabur garam di lantai. Kemudian menaruh ular yang dibawanya dekat dengan garam itu, kalian tahu yang terjadi? ternyata ularnya tidak takut dan melewati taburan garam itu.

Bukan hanya itu saja, Mas Tyo juga menunjukan dan menggesekan batu yang zaman dahulu sering digunakan untuk menyalakan api. Ternyata batu api ini masih banyak digunakan di Kupang.

Selesai bermain-main dengan ular dan batu api, Mas Tyo membagikan trashbag kepada beberapa peserta. Kemudian menanyakan fungsi dari trashbag tersebut untuk apa. Ternyata trashbag bukan hanya berguna untuk tempat sampah saja, tapi bisa digunakan untuk flysheet, alas makan, alas sholat dan lain-lain.

“Cara bertahan hidup cukup simpel, dengan sesuatu sederhana pun bisa. Contohnya menggunakan plastik kiloan untuk menirukan suara senjata agar hewan buas kabur, dan untuk bertahan hidup kita dapat memakan tumbuhan yang ada di hutan” – Tyo Survival

Membongkar Fakta dan Mitos Pendakian Gunung Berdasarkan Beberapa Pengalaman

Ini adalah sesi yang ditunggu-tunggu, karena ingin mendengarkan secara langsung kronologis hilangnya Siti Maryam di Rinjani selama 4 Hari 3 Malam tanpa makan dan minum.

Kronologis pada saat pendakian langsung diceritakan oleh Edi M Yamin, kemudian dilanjutkan oleh Siti Maryam yang bercerita kondisi pada saat dia hilang.

Setelah itu baruΒ  dr. Ridho menjelaskan pendakian dari sisi medis. dr. Ridho pernah mendaki gunung juga pada saat mahasiswa. Ia mengatakan dalam dunia medis batas tidak minum itu tiga hari. Jika lebih dari itu sebaiknya melakukan pemeriksaan pada ginjalnya, karena takut terjadi kerusakan pada beberapa sistem ginjal.

Saat ini mendaki gunung bukan lagi kegiatan untuk laki-laki saja tapi perempuan juga. Untuk itu, dr. Ridho mengulas tentang perempuan yang sedang haid.

Apakah Perempuan yang Sedang Haid Boleh Naik Gunung?

siklus haid - pendakian gunung - diantin.com
Siklus Haid

dr. Ridho menjelaskan dengan menunjukan siklus haid. Menurut dr. Ridho perempuan tidak boleh mendaki gunung saat haid bukan karena mitos. Namun, karena faktor fisik dan psikologis perempuan yang tidak stabil pada saat haid.

Selain itu dr. Ridho juga menjelaskan obat-obatan yang wajib dibawa pada saat mendaki gunung. Obat-obatan pribadi seperti paracetamol, sedangkan untuk obat-obatan kelompok sebaiknya menyediakan obat anti mual, anti alegri, anti diare, anti radang dan oksigen kaleng.

Dari sisi medis, pada saat pendakian kita juga harus memperhatikan gejala sakit yang sering hadir seperti:

  • AMS (Acute Mountain Sicknes). Gejala AMS seperti sakit kepala, lemas dan lelah. AMS terjadi ketika tubuh gagal beradaptasi di ketinggian, untuk mengatasinya dengan istirahat.
  • HACE (High Altitude CerebralEdma).Β HACE adalah gejala yang lebih berat dari AMS. Bisa mengakibatkan penurunan kesadaran.
  • HAPE (High Altitude Pulmonary Edma).Β HAPE biasanya terjadi setelah 2-4 hari kemudian setelah mengalami AMS/HACE.

dr. Ridho juga menjelaskan sebelum mendaki gunung sebaiknya kita memperhatikan kondisi fisik dan mental yang benar-benar harus sehat, persiapan penghangat tubuh, pastikan membawa pakaian ganti yang cukup, membawa tenda, patuhi segala aturan, selalu berdoa dan usahakan tidak mendaki sendiri.

Fakta atau Mitos?

Pada Saat di Rinjani, Siti Maryam melihat hitam-hitam. Fakta atau Mitos kah? dr. Ridho menjelaskan jika dilihat dari sudut pandang medis Siti Maryam mengalami halusinasi. Hal itu terjadi karena dehidrasi, kekurangan glukosa, kekurangan kalium dan lain-lain.

Setelah dr. Ridho selesai menjelaskan fakta atau mitos dari sudut pandang medis, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab beberapa peserta dan pembagian doorprice serta pengumuman pemenang kuis sosial media.

Beruntungnya berkesempatan hadir di acara diskusi santai ini πŸ™‚ selain mendapatkan banyak informasi-informasi baru, saya juga mendapatkan banyak hadiah dari Dhaulagiri dan Makalu outdoor.

Untuk kalian anak gunung atau pemula yang akan mendaki gunung dan belum mempunyai perlengkapan naik gunung, bisa banget nih kepoin instagram Makalu Outdoor di sini atau kepoin website-nya Dhaulagiri di sini

IMG_20170822_201430.jpg
Goodie Bag berisi Silicone Folding Bottle dari Dhaulagiri. Sedangkan untuk Hadiah Kuis Sosial Media berisi Blanket Emergency dari Dhaulagiri dan Rain Protected Mini Pack dari Makalu Outdoor

Akhirnya acara diskusi santai ini ditutup dengan pemutaran video serta pembacaan puisi oleh Mas Harley dan diakhiri dengan foto bersama.

Semua Peserta beserta Narasumber dan Team Dapur Klub Buku & Blogger Backpacker Jakarta

 

Salam hangat dari saya, seorang perempuan yang sampai saat ini belum berani untuk mendaki gunung πŸ˜€

 

Sumber informasi tambahan :

  • https://rsfirdaus.wordpress.com/about-2/
  • http://rsfirdaus.co.id/index.php/tentang-rs-firdaus/profil-rs-firdaus

17 pemikiran pada “Diskusi Tentang Pendakian Gunung Bersama RS Firdaus dan Komunitas Backpacker Jakarta”

Tinggalkan komentar