Museum MACAN merupakan salah satu museum di Jakarta yang menarik perhatian saya. Saat berlangsung pameran Yayoi Kusuma yang identik dengan nuansa polkadot, berbagai foto keren bertebaran di instagram dan membuat saya penasaran dengan museum ini.
Namun, sampai pameran Yayoi Kusuma selesai saya belum sempat ke sana. Ntah ini sayanya yang sok sibuk atau gimana, sampai-sampai pameran yang berlangsung beberapa bulan masih tak sempat didatangi.
Awal bulan lalu, untuk pertama kalinya saya mengunjungi Museum MACAN bersama komunitas Detik Travel. Bukan hanya menjelajah setiap sudut museum, saya juga mendapatkan ilmu baru tentang fotografi.
Sekilas Tentang Museum MACAN
Museum MACAN merupakan singkatan dari Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara. Didirikan pada tahun 2017 oleh Yayasan Museum MACAN, sebuah orgaisasi nirlaba yang didirikan oleh Haryanto Adikoesoemo dan Sintawati Ongkowijoyo.
Berlokasi di AKR Tower Level M, Jalan Panjang No. 5, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Museum MACAN buka setiap hari Selasa – Minggu pukul 10.00 – 18.00, dan untuk hari Senin tidak beroperasi. Untuk harga dan pemesanan tiket masuk bisa cek di sini.
Dengan misi menjadi platform penting bagi seniman lokal dan internasional untuk mempresentasikan karya mereka kepada khalayak global, dan akan menugaskan karya-karya baru oleh seniman yang memperluas perspekti tentang seni kontemporer di dalam dan di luar Indonesia.
Museum MACAN juga akan menawarkan peluang pengembangan profesional bagi seniman, kurator, dan profesional muda yang berfokus pada seni untuk membantu membangun energi ekologi seni Indonesia yang semarak.
Jadi, karya seni di Museum MACAN ini berganti setiap tiga bulan sekali dengan tema dan karya seni yang berbeda-beda. Jika sebelumnya ada pameran bertajuk “Masa Lalu Belumlah Berlalu”, dan “Life Is The Heart of A Rainbow“. Ketika saya mengunjungi Museum Macam berbeda lagi.
Saat saya berkunjung bertajuk “Dunia dalam Berita”, karya seni dari 10 perupa Indonesia yang merefleksikan pengaruh pergolakan politik sebelum dan sesudah Reformasi, antara dekade 1990an hingga awal 2000an.
Jika mendengar tema yang diusung, pasti seperti tidak asik kan. Memang, Dunia dalam Berita merupakan representasi dari program acara di TVRI
Kali ini tak banyak warna warni seperti karya Yayoi Kusuma, tapi ada beberapa karya seni tak bisa yang menarik perhatihan saya. Apa saja kah?
1. Zipper Zone

Zipper Zone merupakan karya interaktif Mella Jaarsma. Ketika melihat karya seni ini, pengunjung diperbolehkan untuk membuka kumpulan zipper besar di dinding Ketika dibuka kita akan menemukan gambar-gambar tersembunyi yang menunjukkan fotografi dan manusia.
Hampir semua karya seni di sini tidak boleh disentuh, karena takut merusak. Berbeda dengan karya yang satu ini, Pengunjung diperbolehkan membuka atau tidak membuka bagian zipper tersebut.
Katanya, dengan membuka dan menutup zipper seperti merefleksikan bombardir media massa yang kita konsumsi setiap hari. Media massa yang nyatanya harus kita pilih mana yang harus kita filter, skip, atau cerna.
Hmm kalau dipikir-pikir benar juga ya, kita memang tidak bisa membatasi media massa tapi kitalah yang harus pintar-pintar memilihnya.
2. Shameless Gold IV (2002)

Karya tak biasa lainnya dari Mella Jaarsma yang menarik perhatian saya adalah Shameless Gold IV. Shameless Gold IV (2002) terbuat dari kepompong liar dan masih kasar, yang berasal dari Cricula Trifenestrata, spesies ulat yang menghasilkan sutra berwarna emas alami.
Karya-karya instalasi Mella Jaarsma memang berfokus pada berbagai bentuk keragaman ras dan budaya yang tercermin lewat pakaian, tubuh, dan bahan-bahan yang simbolis, dan meterial tekstil yang “hidup” saat dipakai oleh model. Karya-karyanya seringkali disebut sebagai reaksi terhadap kondisi sosial dan politik.
Sebagaimana dalam banyak karyanya, respon Mella terhadap keadaan politik dan sosial tumbuh dari perspektif feminisme yang nyata. Dalam hal ini, mengungkapkan tinggi rendahnya kelas sosial dan kesenjangan sosial, yang seting kali tergambar lewat cara kita berpakaian.
Menurut informasi pemandu museum yang menjelaskan, jika sedang ada acara di Museum MACAN karya Mella Jaarsma sering dijadikan kostum oleh pengisi acara.
3. Makanan Tidak Mengenal Ras (1999)

Awalnya sempat aneh, kok ada kloset. Lebih aneh lagi ketika melihat banyak gambar makanan di dalam kloset-nya, ini tuh maksudnya apa coba. Ada yang tahu arti dari karya seni ini? share dong di kolom komentar.
Menurut informasi, karya ini pada awalnya dibuat tahun 1999, dan dibuat ulang untuk pameran Dunia dalam Berita. Karya ini merupakan salah satu instalasi video awal buatan Krisna Murti, yang melihat politik identitas di Indonesia sebagai salah satu implikasi dari keberagaman budaya.
Instalasi ini terdiri dari 12 jenis makanan Indonesia, mulai dari lumpia sampai gulai kambing yang dihadirkan bersama proyeksi video dan kloset duduk berwarna merah muda. Hidangan yang terpampang merupakan wujud keragaman budaya di Indonesia yang memiliki unsur budaya Jawa, Eropa, Tiongkok, India, dan Timur Tengah.
Awalnya, aku berpikiran kalau arti dari karya seni ini adalah setiap makanan yang kita makan berakhir di kloset haha. Sungguh ya, jiwa seniku ini menyedihkan.
4. Operasi Pengendalian Pikiran (1999)

Ketika pertama kali melihat karya seni ini sempat mikir, ini tuh apa sih ada tengkorak kepala yang memancarkan cahaya sambil berputar-putar, terus ada banyak gelas plastik yang isinya berputar-putar juga. Saya sempat lama mengamati karya seni ini.
Ternyata sesuai dengan namanya “Operasi Pengendalian Pikiran”, instalasi ini mengacu pada upaya pemerintah untuk mengontrol opini publik. Karya seni ini dibuat satu tahun setelah reformasi 1998.
Selama orde baru, pemerintah memegang kontrol ketat atas media massa, termasuk TV, surat kabar, radio, dan majalah. Sepenuhnya menyadari kapasitas media massa untuk membentuk opini publik.
Saya merasa karya seni ini merupakan salah satu kritik untuk pemerintah, yang kala itu mengontrol semua opini publik. Jadi kalau diartikan, kepala tengkorak itu pemerintah dan gelas plastik itu yang dikontrolnya.
5. Viva La Muerte (2000-02)

Karya seni selanjutnya yang menarik perhatian saya adalah Viva La Muerte. Karya seni yang terbuat dari baja berwarna hijau dan barel minyak yang biasa digunakan oleh militer. Mata merahnya membuat patung ini mengagumkan dan sekaligus menandakan kehadiran seekor predator.
Material yang digunakan merujuk pada adanya kekuatan militer, serta kekayaan yang muncul dari eksploitasi sumber daya alam Indonesia. Bentuk binatang dan mata yang bersinar tersebut menggambarkannya sebagai sebuah makhluk yang menyeramkan.
Viva La Muerte berarti “Panjang umur kematian” adalah sebuah karya patung yang berbentuk seperti binatang karya S. Teddy D. Beliau adalah seseorang yang kritis terhadap kekerasan negara dan milliterisme. Jadi sangat wajar ya kalau karya seninya sangat sarat dengan kritik.
Sebenarnya masih banyak karya seni dari perupa lainnya yang menarik perhatian saya, dan masih banyak hal yang ingin saya ceritakan tentang Museum MACAN. Mungkin akan diantin ceritakan kembali di tulisan berikutnya.
Dari 5 karya seni di atas mana yang menarik perhatian kalian?
Mrs.kingdom17
5 Agustus 2019 at 6:35 AMBelum pernah ke museum Macan, ternyata kalau jeli ada banyak hal yang bisa dipelajari ya.. Sejauh ini kalau jalan2 lebih fokus ke jepret2 aja.. Hahaa… Nice info mba Antin. Salam kenal ya. Baidewei jadi kenapa itu kloset beserta 12 jenis makanan Indonesia…?
Antin Aprianti
5 Agustus 2019 at 11:01 PMHai kak, salam kenal 😊
Aah iya aku pun kadang suka keasikan jepret² kebanding mengamati hehe
Iqbal
5 Agustus 2019 at 12:42 PMItu siapa ya yg bikin singkatan, malah menurunkan harkat dan martabat museumnya (menurutku hehe). padahal sebetulnya keren, museum seni
Antin Aprianti
5 Agustus 2019 at 11:08 PMNtah kak siapa yang memberi singkatan itu. Kalau nggak tahu kepanjangan dari MACAN, memang tak seperti museum seni sih.
Tuty prihartiny
5 Agustus 2019 at 4:54 PMDuh tulisan bikin saya ‘sadar’ tiap hari lewat MACAN tapi kok belum sekali juga mampir. Apalagi, menurut beberapabeberapa reportase yabg saya baca karya seni yang ditampilkan selalu menarik. Tambah lagi ini kak Antin sampaikan bahwa sedikitnya ada 5 Karya Seni Yang Tak Biasa Di Museum Macan. Saya sampai baca berulang-ulang …. Pengen banget lihat langsung “Operasi Pengendalian Pikiran “
Antin Aprianti
5 Agustus 2019 at 11:02 PMBulan ini sudah ganti tema mbak, operasi pengendalian pikirannya sudah tak ada.
Cerita Maria
5 Agustus 2019 at 5:25 PMEntah sudah berapa kali saya membaca ulasan tentang museum MACAN, tapi saya nggak pernah sekalipun mengunjungi tempat ini. Semoga tahun ini bisa kesampaian, deh.
Antin Aprianti
5 Agustus 2019 at 11:05 PMAku pun mau ke Museum MACAN dari pas Yayoi Kusuma baru kesampaian bulan lalu ke sana kak.
Ayo agendakan main ke sana kak
Fanti
5 Agustus 2019 at 8:00 PMBaru tau ternyata museum MACAN itu singkatan toh.. kirain gara2 banyak polkadot warna kuningnya jadi kaya macan..
Aku juga sependapat sama no 3. Makanan Tidak Mengenal Ras (1999), kirain artinya semua akan berakhir di toilet 😂
Antin Aprianti
5 Agustus 2019 at 11:06 PMHahaha ternyata ada yang sependapat sama aku juga hehe
asmurcom
6 Agustus 2019 at 7:52 AMUdah lama lalu lalang lewatin museum macan tapi belum pernah kesana.
Semoga taun ini bisa kesampaian
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 7:58 PMAmiinn, yuk kak ke sana. Seru lho
Nur Husna Annisa
6 Agustus 2019 at 9:42 AMMenarik. Tentang karya seni Makanan Tak Mengenal Ras (1999), aku punya pemikiran yang sama dengan kamu. Sebagai manusia kita semua akan makan, sebagai kebutuhan dasar untuk hidup. Tapi kemudian semuanya pun akan berakhir di kloset. Arti luas dari simbol itu adalah akhir hidup kita sama, menjadi kembali ke tanah, tak peduli identitas yang melekat dalam diri kita apa.
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 7:59 PMAlhamdulillah ada yang berfikiran sama juga hehe
Aaaahhh suka deh arti luas yang kakak utarakan.
Ratna Fa
6 Agustus 2019 at 12:27 PMMuseum Macan.. pengen ke sana tapi belum ketemu waktu yang pas.
Udah sering baca ulasannya.. dari berbagai sumber portal.
Artikel ini mengingatkan saya lagi.. kapan yah maen ke sana.
Salam,
Ratna
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 8:00 PMAgendakan kak biar nggak cuma wacana 😀
Kartini
6 Agustus 2019 at 2:08 PMsebelum menjawab yg makna dari nomor 3. makanan tidak mengenal ras menurut “terjemahan” aku sendiri hehe, aku mau kasih tau ke antin kalo aku pun belum pernah ke museum MACAN dong.. dan kirain museum MACAN itu udah ga ada dong hehehe. setelah yang Yayoi Kusama itu selesai kirain udah engga ada lagi ternyata masih ada dan memang berganti tema yaa hihihi.
kalo menurutku, makanan tidak mengenal ras. maksudnya tuh kayak yg makanan apapun yang masuk ke tubuh seorang manusia mau manusia itu berasal dari kalangan manapun, si kaya si miskin, si kulit putih si kulit hitam, tetap saja makanan akan berakhir ke pembuangan (kalo kata kamu di kloset) haha. jadi, untuk apa kita mempermasalahkan perbedaan? hihihi
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 8:03 PMMasih ada dong kar, ayo main-main ke sana.
Kurang lebih kita sama ya mengartikan karya seni nomor 3 itu, aku tak sendiri hehe
Puspa Harahap
6 Agustus 2019 at 2:29 PMitu kenapa lucu banget ya yg no 3. makanan tidak mengenal ras. terpampang gambar didalam klosetnya gitu haha aku juga berpikir yang sama semua makanan akhirnya akan berakhir di kloset. unik sekali membuat orang penasaran akan maksud dari seni tsb. aku baru tau kalo museum macan itu selalu berganti tema ya. dikira tuh isinya akan selalu sama
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 8:05 PMWah sepikiran juga nih hehe
Iya berganti setiap tiga bulan, jadi seru nggak bosen. Bisa ke sana lagi dan lagi dengan tema yang berbeda
eka siregar
6 Agustus 2019 at 2:37 PMmakanan memang tidak mengenal ras, karena ujung2nya ke toilet juga… sama aja…duh belum pernah ke sini saya.
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 8:07 PMAyo ke Museum Macan om
pencerita dunia
6 Agustus 2019 at 2:39 PMEnggak di sangka, baru beberapa tahun museum macan ini udah jadi destinasi wajib untuk para pencinta seni di Jakarta… keren ya…
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 8:08 PMKeren om, yang suka seni pasti betah di Museum MACAN
Yunita Tresnawati
10 Agustus 2019 at 10:09 AMBuatku yang paling unik dan menarik itu jajaran kloset2. Koq bisa ya hal2 sederhana dan sehari2 ternyata bisa jadi seni yang unik dan kontemporer. Duh jadi pengen ke Museum Macan
Dian Restu Agustina
6 Agustus 2019 at 4:09 PMBeneran karya seni yang tak biasa ini..
Kusuka yang pertama dan setuju dengan pesan yang dibawa, media massa tak bisa dibatasi kita sendirilah yang mesti membuat pembatasnya dengan pintar-pintar mencerna dan memilihnya.
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 8:09 PMArti dari zipper zone memang keren ya mbak, aku pun suka
Cha
6 Agustus 2019 at 7:30 PMEh dikirain museum macan cm ada ruang yang bikin pusing buat poto-poto ternyata ada bermacam2 juga ya, belom kesampean nih kesana
Antin Aprianti
6 Agustus 2019 at 8:12 PMBerganti-ganti temanya kak, yang Dunia dalam Berita nggak terlalu rame jadi nggak pusing
Inez
6 Agustus 2019 at 8:54 PMBelon pernah ke sini sih. Pengen kapan2 ke sini. Ngehits bgt ya kayanya
Antin Aprianti
7 Agustus 2019 at 12:01 AMKuy kak, agendakan
ristiyanto
7 Agustus 2019 at 3:14 AMSoal karya seni, saya mungkin juga sama sepertimu, jiwa seninya menyedihkan.
Eh apa kamu yang malah nyamain saya ya? Wkwkwk
Antin Aprianti
7 Agustus 2019 at 10:26 AMSesama otak kiri mari kita tos mas haha
titi
7 Agustus 2019 at 1:15 PMbaru tahu kalo karyanya diganti tiap 3 bulan sekali. Pantesan aja mahal ya. Keren sih tapi, mantap bos. Jadi pengen ihh, nyesel waktu itu g bs ikut
Antin Aprianti
7 Agustus 2019 at 2:14 PMAh iya kamu sih, kan seru kalau ke sana bareng. Hooh emang mayan mahal tiket masuk ke Museum MACAN
Suci Margi Pangesti
7 Agustus 2019 at 3:23 PMUdah berkali-kali wacana mau museum macan. Belum kesampaian juga. Baru tau kalau disana setiap 3bl sekali ganti. Makin keren aja yah. Makasih yah Antin buat infonya
Antin Aprianti
7 Agustus 2019 at 4:18 PMIya, bulan ini aja temanya udah bukan Dunia dalam Berita lagi kak.
Ifa Mutia
7 Agustus 2019 at 3:26 PMSaya belum kesampaian berkunjung ke museum Macan. Menarik juga sih walau saya tidak mengerti seni itu sendiri.
Agnes Nainggolan
7 Agustus 2019 at 9:39 PMAntin kamu tidak sendiri, jiwa seni aku juga semenyedihkan itu, haha kalo liat-liat karya seni lukis, seni rupa, apalagi seni kontemporer aku juga cuma bisa melongo aja, berusaha menghayati, kemudian berlalu, huft..
Nurul Sufitri
7 Agustus 2019 at 10:17 PMUdah lama aku diajakin temen dan guru sekolah anakku ke sini tapi belum kesampaian. Namanya unik ya ternyata merupakan singkatan, krain beneran banyak macannya hehehe. Oooh jadi per tiga bulan beda2 ya temanya? ANakku yang kelas 9 nih demne seni beginian. Mesti diajak ke Museum macan ah. TFS 😀
Antin Aprianti
9 Agustus 2019 at 8:42 PMIya mbak setiap tiga bulan ganti tema. Wah cocok tuh mbak anaknya diajak ke Museum MACAN, pasti betah
Kalena efris
8 Agustus 2019 at 11:02 AMBelum kesampean buat ke museum macan. Padahal dari tahun kemaren pengen banget kesanaaa
Antin Aprianti
9 Agustus 2019 at 8:44 PMSama aku pun gitu kal, wacana dari tahun lalu tapi baru kesampaiannya bulan lalu.
nia devy
8 Agustus 2019 at 1:01 PMAku belum pernah ke Museum Macan Kak, dan baru tahu ternyata selalu update tema disana. Jadi enggak bosen ya suasananya.
Kalau aku tertarik sama yang No. 2 Shameless Gold, unik banget.
endah marina
8 Agustus 2019 at 1:51 PMaku belom pernah datang langsung ke Museum Macan kak, tapi sering liat poto2nya di feed IG ku. ternyata disana setiap sudut karya seni memiliki arti ya. tapi kalau boleh memilih aku pilih yang no 1. itu bakal keren banget kalao kita poto disana dengan baju putih hahaha, ehh gak deng akutuh sejujurnya penasaran sama gambar tersembunyi di dinding itu..
Antin Aprianti
9 Agustus 2019 at 8:45 PMAyo ke Museum MACAN kak, buka zippernya dan temukan gambar di balik zippernya 😊
Ndari
9 Agustus 2019 at 6:54 AMHwaaa….sekarang lebih beragam ya? Gak hanya lukisan aja yang ditampilkan di Museum Macan nyaa…
Emang museum MACAN tu tempat untuk relaksasi otak di tengah hiruk pikuk Kota banget yaa?
Antin Aprianti
9 Agustus 2019 at 8:48 PMBisa jadi pilihan untuk relaksasi kok kak, di Museum MACAN itu tenang banget. Bisa menikmati setiap karya seni sambil menerka-nerka arti dari karya tersebut.
Diah Sally
9 Agustus 2019 at 2:01 PMAahhh gila bagus” banget karyanya. Sebuah karya kalau kita dalami dan pelajari maknanya bakal jadi sesuatu yang emosional.
Kapan” mau nih berkunjung kesini. Keren banget soalnya! 😍
Lenifey
9 Agustus 2019 at 3:42 PMEh tin kita sama.. di karya makanan tidak mengenal ras aku mikirnya juga apapun yang kita makan akan masuk toilet juga.. sungguh apakah jiwa seni ku ini menyedihkan.. wkkwww
Antin Aprianti
9 Agustus 2019 at 8:50 PMTenang len, banyak yang sama kok haha
Dewi Setyowati
10 Agustus 2019 at 7:11 AMWah.. unik banget ya museum Macan ini.. belum kesampaian ke sana wkwk.. ternyata temanya ganti-ganti ya.. menarik dan wajib ke sana kayaknya. Bahan tulisan.. wkwkw
Antin Aprianti
13 Agustus 2019 at 12:39 PMWajib ke sana sekalian untuk bahan tulisan ya Mbak Dew hehe
Kataomed
10 Agustus 2019 at 10:55 AMyang kusuka dari museum ini adalah temanya seallu beda beda
Antin Aprianti
13 Agustus 2019 at 12:39 PMIyes, jadi nggak bosan.
Matius Teguh Nugroho
10 Agustus 2019 at 4:56 PMKalau di dalam Ilmu Komunikasi, ada teori bernama Agenda Setting yang dipelopori oleh Walter Lipmann. Di dalam teori ini, media menentukan pesan apa yang mau publik percaya, menggiring opini publik pada apa yang mereka harapkan. Maka, media menjadi alat propaganda pemerintah dan oknum lainnya 😀
Menurutku maksud instalasi Makanan Tak Mengenal Ras juga seperti yang kamu pikirkan. Mau makanan apa pun, mewah atau sederhana, hasil akhirnya akan tetap sama. Instalasi ini kalau menurutku bertujuan agar tidak ada seorang pun yang membanggakan kekayaan, jabatan, ras, agama dsb. Karena kita semua sama.
Antin Aprianti
13 Agustus 2019 at 12:41 PMWaaaah terima kasih penjelasannya mas, nambah pengetahuan baru lagi nih
Mechta
10 Agustus 2019 at 6:56 PMDuuh…kadar seniku rendaaah banget ya, jadi aku cuma bengong2 saja gak ngerti maksud dari karya2 seni yg diulas di sini.. Maafkaaan…
Antin Aprianti
13 Agustus 2019 at 12:41 PMTak apa mbak, kadar seniku pun memprihatinkan kok hehe
Lia Yuliani
12 Agustus 2019 at 12:47 AMAwalnya ketika membaca Museum Macan, apa ya? Ternyata museum seni. Kurang paham seni kadang, hehe … Yang pertama itu pengen lihat gambar mesti bongkar pasang zipper, ya?
Ada kloset di sana dan isinya foto makanan, duh, saya kok jadi mikir sayang amat foto makanan ditampilkan via kloset. Hehe … ini jiwa seninya enggak ada banget kalau saya, ya … mencoba mencari arti tapi saya belum benar-benar mengerti. Apa maksudnya makanan semewah apa pun akhirnya berakhir di tempat yang sama. Jangan ada kesenjangan sosial. Maybe ini yang ada dipikiran saya.
Ada patung baja, kenapa ya? Entah apa tujuannya pakai baja. Lagi-lagi saya kurang paham. But, thanks for sharing. Unik soalnya.
zaki
12 Agustus 2019 at 4:13 PMHalo mbak ini saya yang dari Gariswarnafoto, wah menarik juga ya museum macan ini, saya belum pernah ke sini pas masih kerja di Jakarta hahahaha. Salam kenal ya mbak
Antin Aprianti
13 Agustus 2019 at 12:43 PMHai Mas Zaki, salam kenal. Terima kasih sudah mampir ke diantin.com 🙂
Ariefpokto
12 Agustus 2019 at 7:33 PMSaya baru sekali kesana. Dan sepertinya harus kesana lagi setiap ada Pameran baru ga. Suka yg zipper itu deh. Unik sekali
Antin Aprianti
13 Agustus 2019 at 12:44 PMIya harus ke sana lagi mas, dijamin nggak bosen karena selalu ganti tema
Dyah
12 Agustus 2019 at 8:29 PMTerakhir saya ke museum MACAN setahun yang lalu, dan belum ke sana lagi. Sudah baru lagi ya, temanya. Saya penikmat seni, bukan kritikus, jadi saya tidak pernah berusaha memahami makna dari karya seni. Saya cuma lihat, terus merasa itu bagus atau nggak. Itu aja. Maklum, kayaknya saya juga nggak terlalu bagus jiwa seninya.
Antin Aprianti
13 Agustus 2019 at 12:45 PMKalau saya anaknya suka penasaran, jadi suka mencari tahu maknanya. Kadang juga hanya menebak-nebak saja, ntah benar atau nggaknya hehe
achi hartoyo
12 Agustus 2019 at 9:43 PMSejak pertama kali dibuka sampai sekarang belum kesampaian ke sana, padahal penasaran banget sama karya seni kontemporer gini
Jalan-Jalan KeNai
12 Agustus 2019 at 10:30 PMSemuanya menarik sih ini. Jadi ketika ke museu MACAN kita gak sekadar foto-foto. Tetapi, juga berpikir apa arti dari karya-karya tersebut
Timo
12 Agustus 2019 at 11:46 PMWah udah lama ga ke sana, sptnya udah berganti beberapa kali. Dulu yang Yayoi.
Btw, menarik ya instalasi seninya, terutama yang kloset hehe.
Waktu dulu yang Yayoi sempat diajakin temen utk ikutan tour nya, kebetulan sih doi jadi member ya. Sempet dijelasin tentang Yayoi dari masa ke masanya gitu.
Antin Aprianti
13 Agustus 2019 at 12:47 PMWah seru banget dijelasin gitu mas. Pas Yayoi, saya pengen banget ke sana tapi nggak terlaksana sampai pamerannya selesai 🙁
diane
13 Agustus 2019 at 7:41 AMMuseum ini emang unik ya.. bukan cuma namanya.. koleksinya juga. Semuanya menarik.. hehe..
Tri Wahyuningsih
13 Agustus 2019 at 8:32 AMYang paling menarik klosetnya mba, karya seni tuh kadang memang bikin kita yang jiwa seninya biasa2 aja jadi mikir keras ahahaha tapi keren sih ini museum macan, penasaran pengen kesana
yervi hesna
13 Agustus 2019 at 9:09 AMWah instalasi seni yang menarik, saying saya cuma penikmat biasa. Kalau dipikirin gak bisa lama soalnya bikin mumet. Sama kayak lukisan ya, kadang hanya seniman dan Tuhan yg tahu artinya
Dinilint
13 Agustus 2019 at 11:42 AMGambar-gambar di artikel ini beda banget dengan persepsiku terhadap Museum Macan yang colorul dan penuh semangat. Mungkin karena gambar Museum Macan yang aku lihat lebih banyak saat pamerannya Yayoi Kusama ya.
Tapi tetep aja, rasa penasaranku pada Museum Macan masih tinggi. Nanti kalo ke Jakarta biar aku buktiin sendiri deh.
Antin Aprianti
19 Agustus 2019 at 4:34 PMYang colorful saat pameran Yayoi Kusuma kak, banyak warna. Yang Dunia dalam Berita sederhana tapi bikin takjub. Ayo ke Jakarta dan buktikan keseruan melihat karya seni di Museum MACAN kak
sovialida
13 Agustus 2019 at 2:50 PMKayaknya yang Makanan Tidak Mengenal Ras jadi favorit aku nih.
Ohya, Aku juga gak sempat datang saat pamerannya Yayoi Kusama. Bahkan sampai sekarang belum kesampaian juga buat ke sini, hiks. Harus diagendakan saat weekend ga ada kerjaan dan bingung mau ngapain hehe
Antin Aprianti
19 Agustus 2019 at 4:32 PMAyo segera agendakan kak 🙂
Sulung Siti Hanum
13 Agustus 2019 at 4:00 PMWah udah tema baru ya Museum Macan. Ah aku belum ke sana lagi…
Antin Aprianti
14 Agustus 2019 at 4:49 PMIya mbak, bulan ini malah sudah ganti tema baru lagi. Sudah bukan Dunia dalam Berita
rahma ahmad
13 Agustus 2019 at 4:21 PMAKu suka Zipper Zone. Selain bisa disentuh, ada unsur kejutannya ketika membuka zippernya. warnanya juga eye catching.
Antin Aprianti
19 Agustus 2019 at 4:31 PMSalah satu karya seni yang aku suka kak.
Syaiful BS
14 Agustus 2019 at 5:46 AMSalah satu museum kontemporer yang pengen abnget aku kunjungi tapi sampek sekarang belum kesampean hahah. Bagus-bagus yaa kak ternyata eheehehe
Antin Aprianti
19 Agustus 2019 at 4:31 PMAyo sempatkan kak, sekarang temanya sudah baru lagi lho
Lina W. Sasmita
14 Agustus 2019 at 10:05 AMJadi setiap ke sini nggak bakal bosan ya kalau tiap tiga bulan sekali ganti tema dan ganti karya seni yang ditampilkan. Harus rutin tiap 3 bulan sekali datang ke sini kalau gitu ya, jadi selalu dapat foto baru dengan angle baru dan background yang unik-unik.
Antin Aprianti
19 Agustus 2019 at 4:32 PMYap, sama sekali nggak bakal bosen kak.
Harjuna
20 Agustus 2019 at 4:25 PMSepertinya menarik untuk dikunjungi. Penasaran sama isi toiletnya. ahahahah
Efa Butar butar
24 Agustus 2019 at 11:20 AMKloset lho, sesuatu yang dianggap sebagai benda “kotor” Ternyata di tangan orang kreatif bisa menjadi sebuah bentuk seni yang menarik ya mba