Book Review Resign! Karya Almira Bastari

Pertama kali ketika melihat judul buku ini, saya kira buku ini akan bercerita tentang cara resign yang baik, atau hal-hal lain yang harus dipikirkan sebelum resign. Namun ketika saya membaca sinopsisnya, tidak ada sama sekali kalimat tentang cara resign yang baik. Yang saya tangkap dari sinopsisnya, buku Resign ini seperti novel pada umumnya yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari di tempat kerja.

Ketika melihat toko buku online langganan, saya melihat buku Resign sedang open PO tapi saat itu saya belum tertarik untuk membeli buku ini. Selang berapa lama dari terbitnya buku ini, saya melihat beberapa teman di goodreads membaca buku ini dan memberikan komentar postif. Rasa penasaran saya akan buku ini akhirnya membawa saya untuk membelinya, dan bisa dibilang membacanya dengan cepat.

Jika buku ini bukan bercerita tentang cara resign yang baik atau hal-hal lain yang berhubungan dengan resign, jadi buku ini bercerita tentang apa? Saya akan bercerita sedikit tentang buku ini, tapi sebelumnya saya akan memberitahukan informasi tentang buku dan beberapa tokoh yang ada di buku ini. Terus baca sampai bawah ya πŸ™‚

Informasi Buku Resign

review buku resign - diantin.com

Judul : Resign!

Penulis : Almira Bastari

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Terbit : 2018

Tebal : 288 hlm; 20 cm

ISBN : 9786020380711/ 9786020380728 (Digital)

Harga : Rp. 68.000,-

Tokoh Dalam Buku Resign

Ada beberapa tokoh di buku ini, dan berikut tokoh utama yang banyak diceritakan di buku ini:

Cungpret #1: Alranita

Pegawai termuda yang tertekan akibat perlakuan semena-mena sang bos.

Cungpret #2: Carlo

Pegawai yang baru menikah dan ingin mencari pekerjaan dengan penghasilan lebih tinggi.

Cungpret #3: Karenina

Pegawai senior yang selalu dianggap tidak becus tapi terus-menerus dijejali proyek baru.

Cungpret #4: Andre

Pegawai senior kesayangan sang bos yang berniat resign demi menikmati kehidupan keluarga yang lebih normal dan seimbang.

Sang Bos: Tigran

Pemimpin genius, misterius, dan arogan, tapi dipercaya untuk memimpin timnya sendiri pada usia yang masih cukup muda.

Selain mereka semua, masih ada beberapa tokoh lain seperti Sandra (pegawai baru yang sangat menyukai Sang Bos, Tigran), Tarendra (Kakak Tigran yang ganteng dan baik) dan beberapa tokoh pendukung lainnya.

Review Buku Resign

Alranita kembali ke kubikelnya dengan emosi. Rasanya ia ingin menyobek-nyobek tumpukan revisi yang dipegangnya. Ini adalah revisi kesepuluh yang dicoret-coret Tuan Tigran.

“Pengin resign gue rasanya!” cetus Alranita ketika ditanya oleh Carlo.

Alranita sudah bekerja di sini hampir dua tahun, dan ini adalah waktu yang pas untuk resign.Β Bukan hanya Alranita saja yang ingin resign tapi Carlo, Karen dan Andre pun menginginkan hal yang sama.

Jadi buku ini bercerita tentang kompetisi sengit yang terjadi di sebuah kantor konsultan di Jakarta. Pesertanya adalah para cungpret, alias kacung kampret. Yang mereka incar bukanlah penghargaan pegawai terbaik, jabatan tertinggi, atau bonus terbesar, melainkan memenangkan taruhan untuk resign.

Selama para cungpret membuat taruhan, sering kali di antara mereka saling menuduh sudah mendapatkan pekerjaan baru dan diam-diam saja. Hal itu sering kali menjadi obrolan yang seru, ketika mereka saling menuduh MT alias Makan Teman.

Resign sebenarnya tidak sulit dilakukan. Namun kalau kamu memiliki bos yang punya radar sangat kuat seperti Tigran, semua usahamu akan terbaca olehnya. Pertanyaannya, siapakah yang akan memenangkan taruhan tersebut?

***

Sebagai pekerja kantoran, saya ikut merasakan apa yang dirasakan para cungpret di buku ini. Sering kali saya ikut kesal ketika sang bos Tigran marah-marah untuk pekerjaan yang sudah mereka kerjakan dengan susah payah, tapi saya juga ikut merasakan keseruan ketika para cungpret asik bergosip. Ide cerita yang sangat dekat dengan keseharian pegawai kantoran seperti saya, membuat saya tidak sabar untuk membalik setiap lembar buku ini.

Ketika membaca buku ini, sering kali saya ikut gemas ketika Alranita berinteraksi dengan bosnya, Tigran. Sang Bos Tigran yang terlihat terlalu menyiksa dan semena-mena pada Alranita, sedangkan Alranita tidak bisa membantah perintah sang bos. Perlakuan sang bos tidak hanya berlaku untuk Alranita saja, teman-temannya pun merasakan hal yang sama. Karena kelakuan Tigran yang suka semena-mena, membuat para cungpret sering kali bergosip tentang kelakuan Tigran. Serunya ketika mereka bergosip membuat saya ingin ikut bergosip bersama mereka.

Bukan hanya tentang keseruan gosip para cungpret dan sikap semena-mena sang bos, Tigran saja yang diceritan di buku ini. Ending di buku ini juga sangat manis, walaupun terkesan terburu-buru. Saya masih berharap cerita ini lebih panjang lagi hehe

Sebelumnya saya pernah beberapa kali membaca buku terbitan wattpad, dan saya cukup kecewa pada buku-buku tersebut. Buku-buku yang diterbitkan seperti tidak disunting dengan baik, sering kali saya menemukan kalimat yang salah ketik, bahkan saya pernah menemukan salah satu bab yang ditulis berulang. Namun kekecewaan itu terobati oleh buku Ini.

Buku ini jauh lebih baik dari buku-buku terbitan wattpad yang sebelumnya sudah pernah saya baca, walaupun masih ada beberapa yang salah ketik tapi masih termaafkan. Penulis buku ini, Almira Bastari sangat pintar mengemas cerita sehari-hari dengan apik.

Jadi untuk kalian pekerja kantoran yang sedang jenuh dengan rutinitas sehari-hari, atau pusing dengan deadline kerjaan. Cobalah kalian baca buku “Resign!” sebagai hiburan, niscaya kalian akan ikut larut bersama cerita para cungpret. Cerita yang ringan, konyol dan becandaan yang segar akan membuat kalian terhibur dan sejenak melupakan beban pekerjaan.

 

Selamat membaca πŸ™‚

44 pemikiran pada “Book Review Resign! Karya Almira Bastari”

      • Aturan no.1 : Ibu mutlak benar.
        Aturan no.2 : bahwa wanita itu selalu benar.
        Jadi kalo kamu punya ibu wanita….πŸ˜‚

        yahh kayaknya sesuai sama kondisi saya saat ini, bukan karena semena-mena bosnya sih, saya sendiri yang ga nyaman dengan pekerjaan yang saya jalani. Pengen resign? Iya!

        Kaka saya bilang, bekerja itu harus bahagia, kalau ga bahagia tinggalkan!

        Balas
        • Memang benar, bekerja itu harus bahagia karena hampir seharian di kantor. Kantor sudah seperti rumah kedua, tapi kalo tidak bikin bahagia untuk apa. Jadi sekarang apakah sudah resign?

          Balas
  1. Ini bukunya berupa fiksi berarti ya, Mba. Saya pikir awalnya berupa nonfiksi. Macam tutorial sara resign yg baik. Eh, kok ada cungpret segala. Pas baca reviewnya, makin yakin kalau ini fiksi.

    Balas
  2. Baca reviewnya, kayaknya keren ni Resign.. jadi kebayang-bayang, suatu saat nanti ingin juga resign dari kantor karena ikut merasakan seperti yang tertulis di reviewnya.. sepertinya sebagian tempat kerja punya aura yang sama

    Balas
  3. hihihi saya mesem mesem baca ulasannya.. jaman dahulu kala saya juga pernah taruhan sama temen teemn untuk resign.. ini kami lakukan sebagai hiburan juga sih.. pada akhirnya.. saya yang terakhir resign dari kantor tersebut

    Balas
  4. Sudah lama banget sama nggak baca buku yang ringan tapi sarat makna, jadi kepengen beli buku ini. Soalnya saya mantan pekerja dan memang bahasan resign ini jadi momok ya kak. Suka sekali dengan review kakak.

    Balas
  5. Uda lama gak baca2 novel, terakhir itu pas jaman masih unyu2 di bangku kuliah dulu πŸ˜… ada rasa kangen jg me time baca novel beginian. Sayangnya, sekarang uda ribet sama duo krucil. Novelnya uda tergantikan dgn buku balita πŸ˜†

    Balas
  6. Your job is not your career. Di Jaman now Go Digital sudah mulai bermunculan Business Start Up. Anak muda dengan penuh percaya diri. Jujur dan bertanggung jawab. Berani menjalankan usaha nya sendiri. Bermodalkan kecil. Dengam jaringan yang luas. Mereka tidak akan memikirkan surat resign. Yang ada mereka malah berfikir bagaimana usaha nya berkembang. Lebih nyaman bekerja mendspatkan gaji tiap bulan. Namun kita tidak dapat berkembamg bereksplorasi menjadi entrepreneurship. By the way semoga anda semakin berpengalaman seiring berjalan nya waktu membentuk anda menjadi expertise. Aaaaamiiiin.

    Balas
  7. Penasaran jadi pengen baca tapi memang secara garis besar hampir semua kantor pasti banyak kompetisi dan terkadang menurut saya yang baru resign dari kantor yang sudah 11thn memberikan saya begitu banyak pengalaman pun, kata-kata “resign” sering sekali diucapkan. Belum lagi kalau billing iklan belum tercapai, lah malah curhat. Hahahahaaa….

    Balas
  8. Jadi pekerja kantoran memang banyak suka dukanya ya. Meski sekarang sangat menikmati momen as a full time mom, kadang rindu juga dunia kantor dan segala hiruk pikuknya. Yaa brief pagi, meeting bulanan, gosip-gosip di pantry, traktiran dari si bos dan banyak lagi aktivitas serunya. Well, selama masih bisa dan mampu mah ga ada salahnya jadi pekerja teks komersial πŸ˜€

    Balas
  9. Kocak sebutan para pegawai itu, cungpret. Mereka kayak terkungkung gitu ya sampai harus nyari jalan keluar dari kantor. Buku yang ringan untuk dibaca nih.

    Balas
  10. Kayaknya ceritanya seru yaaa. Khususnya kalau dibaca sama pegawai kantoran yang mulai jenuh ma pekerjaannya.
    Begitulah kalau ngantor, terutama ibuk2, kadang tergoda resign, kadang harus mikir realita biaya2 ini itu yg makin gede hehe.
    BTw TFS info bukunya πŸ˜€

    Balas
  11. cengar-cengir sendiri baca review antin, kya ininpas banget buat aku kemarin2 yg sedang usaha buatbresign dan akhirnyabsekarang resign juga. heheheh

    Balas
  12. Wah, buku Resign ini udah bertengger di rak bukuku sejak beberapa bulan yang lalu dan belum aku sentuh lagi. Habis baca review ini jadi penasaran pengin baca bukunya. Ada mirip-miripnya sama pengalaman pribadi soalnya. Hihihi πŸ˜€

    Balas

Tinggalkan komentar