Mengenal Peran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

Setiap pekerja penuh resiko. Tentu saja, tidak ada pekerjaan yang tidak memiliki resiko. Contohnya, pekerja yang bekerja mengurusi arsip. Setiap hari berada di ruang arsip yang banyak debu, tanpa sadar debu tersebut lama kelamaan akan menjadi sumber penyakit.

Bukan hanya itu saja, pekerjaan seperti saya yang seharian duduk di depan layar komputer pun memiliki resiko. Karena terlalu lama duduk dan melihat layar monitor sangat tidak baik untuk kesehatan.

Resiko pekerja memang sangat beragam, padahal pekerja merupakan tulang punggung keluarga, penggerak ekonomi bangsa, pencetak generasi penerus bangsa, dan investasi bagi perusahaan. Maka dari itu pekerja harus dilindungi agar tetap sehat dan terhindar dari resiko-resiko di tempat kerja.

Berbicara tentang resiko pekerja, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga (Kesjaor) memiliki sejumlah strategi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama bagi para pekerja.

Jadi, pada hari kamis kemarin (20/12/18) saya beserta beberapa teman blogger dan wartawan menghadiri Media Briefing yang diadakan di Ruang 722, Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 9, Jakarta Pusat.

Menginjakan kaki kembali di gedung ini membuat saya teringat kisah beberapa tahun silam, tepatnya ketika saya masih SMK. Teringat kembali bagaimana serunya berlajar menjadi pekerja yang sesungguhnya dan belajar bagaimana rumitnya dunia kerja. Kali ini saya kembali lagi ke tempat ini dengan status sebagai pekerja yang ingin mengenal lebih dekat tentang peran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga.

Acara dimulai sekitar pukul 09.00 wib dengan Narasumber drg. Kartini Rustandi, M. Kes selaku Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga serta dr. Desak Made Wismarini, MKM selaku Kelapa Biro Umum Kementerian Kesehatan.

drg. Kartini dan dr. Made direktorat kesehatan kerja dan olahraga - diantin.com
Kiri drg. Kartini dan kanan dr. Made

Mengenal Lebih Dekat Kesehatan Kerja dan Olahraga

Sebelum membahas lebih jauh tentang peran dan startegi Direktorat Kesehatan Kerja, drg. Kartini menjelaskan bahwa Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah salah satu direktorat yang melakukan upaya-upaya dalam rangka melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan.

kesehatan kerja dan olahraga 1 - diantin.com
Slide materi drg. Kartini

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki 4 subdit, yaitu Subdit Kesehatan Okupasi dan Surveilans, Subdit Kesehatan Lingkungan Kerja, Subdit Kesehatan Olahraga, dan Subdit Kapasitas Kerja. Selain itu, ada Sub Bag Tata Usaha dan Jabatan Fungsional Pembimbingan Kesehatan Kerja.

Ada 2 upaya yang menjadi konsen Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, yaitu:

  1. Kesehatan kerja merupakan upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.
  2. Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga juga berkomitmen penuh untuk meningkatkan kesehatan para pekerja Indonesia. Komitmen itu sejalan dengan agenda Pembangunan Kesehatan Nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu.

Tujuannya adalah agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Karena masyarakat sehat merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Yang menjadi sasaran program kesehatan kerja adalah pekerja formal dan pekerja informal. Sedangkan sasaran program kesehatan olahraga adalah masyarakat dan prestasi. Ibu hamil, anak sekolah, usia produktif (pekerja), jemaah haji dan lansia menjadi sasaran program ini.

Kebijakan Kesehatan Kerja dan Olahraga

  1. Membangun masyarakat yang sehat, bugar, dan produktif dengan menitikberatkan upaya promotif dan preventif.
  2. Memperkuat kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
  3. Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan olahraga secara bertahap, terpadu dan berkesinambungan.
  4. Pengembangan program kesehatan kerja dan olahraga melibatkan LP/LS, dunia usaha, swasta dan masyarakat.
  5. Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan olahraga sesuai standar profesi, standar pelayanan, dan SPO.

Strategi Kesehatan Kerja dan Olahraga

  1. Kemitraan dan pemberdayagunaan kesehatan pada kelompok pekerja berbasis masyarakat pekerja.
  2. Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja dan olahraga.
  3. Penguatan layanan kesehatan bagi pekerja.
  4. Penguatan kebijakan dan manajemen kesehatan kerja dan olahraga.
  5. Penguatan sistem informasi kesehatan kerja dan olahraga.

Program Kerja Kesehatan Kerja dan Olahraga

  • Pembinaan kesehatan pekerja formal (GP2SP) dan informal (Pos UKK).
  • Pembinaan pelayanan kesehatan pekerja (pelayanan sarana dan sasaran).
  • Pengendalian faktor resiko kesehatan lingkungan dan lingkungan kerja.
  • Kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
  • Pembinaan SDM dan profesi kesehatan kerja.
  • Pembinaan kesehatan olahraga masyarakat (anak sekolah, pekerja, haji, ibu hamil).
  • Pembinaan kesehatan olahraga prestasi.

Indikator untuk program di atas adalah puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja dasar, pos UKK di wilayah kerja puskesmas, sarkes CTKI yang memenuhi standar, puskesmas membina kelompok olahraga di wilayahnya, puskesmas membina kesehatan olahraga anak SD, dan jemaah haji yang diukur kebugaran jasmaninya. Dampak dari itu semua tentu saja masyarakat yang sehat, bugar dan produktif.

Oh ya, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga juga mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Kesehatan Ibu dan Anak, ASI Exklusif, Penyakit Tidak Menular (PTM), Penyakit Menular (TBC & HIV), Akreditasi Faskes (RS & FKTP), UKS, Istitah Haji dan Revolusi Mental (AOC).

Seperti tagline-nya Kerjaor, “Sehat, Bugar, Produktif”. Mulai saat ini ayo kita mulai hidup sehat dimulai dari diri sendiri. Misalnya, untuk orang dewasa usahakan bergerak selama 30 menit sehari dan untuk anak-anak bergerak 60 menit sehari disertai dengan terkena sinar matahari.

Kenapa orang dewasa cukup 30 menit saja? Karena orang dewasa banyak melakukan aktivitas di luar rumah, jadi 30 menit saja cukup. Sedangkan untuk anak-anak belum banyak aktivitas di luar rumah, jadi harus disertai dengan terkena sinar matahari untuk masa tumbuh kembang tulangnya.

kesehatan kerja dan olahraga 2 - diantin.com
Slide materi drg. Kartini

Implementasi Program Kesehatan Kerja dan Olahraga

Setelah drg. Kartini memaparkan tentang strategi dan program Kesehatan Kerja dan Olahraga, selanjutnya ada dr. Made yang akan memaparkan tentang Implementasi Program Kesehatan Kerja dan Olahraga Melalui Gerakan Kantor Berbudaya Hijau dan Sehat (Berhias) di Lingkungan Kantor Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Gerakan kantor berbudaya hijau dan sehat (berhias) di lingkungan Kemenkes RI sudah diresmikan oleh Ibu Menkes dengan No. HK.01.07/MENKES/153/2018.

Penyelenggaraan gerakan kantor berhias dilakukan dengan  tahapan, di antaranya:

  1. Rekayasa dukungan sarana dan prasarana,
  2. Sosialisasi dan penyebarluasan informasi.
  3. Penilaian mandiri (bulanan).
  4. Penilaian internal (Maret dan September).
  5. Penilaian independen (Bulan Oktober, diumumkan 12 November pada Hari Kesehatan Nasional).

Kegiatan yang sudah dilakukan dalam rangka gerakan kantor berhias di lingkungan Kemenkes RI adalah senam peregangan yang dilakukan setiap hari di jam 10.00 dan jam 14.00 wib. Duduk terlalu lama itu nggak baik untuk kesehatan, maka dari itu di Kemenkes RI diberikan waktu untuk peregangan. Walaupun begitu mereka tetap tidak lalai dengan pekerjaannya loh, asik ya bekerja di Kemenkes pekerjanya begitu diperhatikan.

Bagi pekerja yang setiap harinya berada di depan komputer, mata lelah sudah menjadi resiko yang pasti sering dirasakan. Nah, mulai saat ini sebaiknya kalian menerapkan teori 20 menit bekerja, 20 detik angkat mata dan 20 meter melihat sejauh mungkin agar mata tidak mudah lelah dan dapat konsentrasi kembali.

Bukan hanya ada peregangan saja, di Kemenkes juga ada olahraga bersama yang dilakukan setiap hari Jumat jam. 07.00 wib. Selesai olahraga, pegawai bisa mendatangi bazar buah dan ikan yang diadakan setiap hari Jumat juga.

Selain berbagai kegiatan di atas, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga juga melakukan beberapa perbaikan di lingkungan Kemenkes RI seperti:

  1. Sterilisasi tangga darurat dan pemasangan tanda jalur evakuasi/fosfor.
  2. Pemasangan rambu-rambu menuju titik kumpul.
  3. Penatausahaan proteksi kebakaran (pemasangan tabung APAR setiap jarak 1 m dengan jenis foam, dry chemical, halotron, CO2, dan secara rutin dilakukan pengisian).
  4. Kegiatan simulasi penanggulangan kebakaran.
  5. Pengendalian hama/serangga (pest control) setiap bulan, yang dilakukan pada minggu ke-4.
  6. Tim Jumantik Kemenkes (Si Cantik Berhias) yang bertugas untuk memberantas jentik nyamuk di lingkungan kantor.
  7. Penyedia fasilitas ruang menyusui, hal ini berdasarkan Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyedia Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu.
  8. Gerai Toga dan Hidroponik.
  9. Griya Sehat Kemenkes.
  10. Kantin Sehat Kemenkes.
  11. Taman Germas.
  12. Ruang Fitness.
  13. Unit Pelayanan Kesehatan.
  14. Mengatur suhu ruang sesuai ketentuan (24 – 27 derajat c).
  15. Mengatur operasional lift (mulai jam 18.00 wib hanya 1 lift barang dan 1 lift penumpang yang menyala, hal ini menyesuaikan dengan situasi dan kondisi okupansi).
  16. Terdapat ruangan record center yang rapih.

Penerapan Implementasi Program Kesehatan Kerja dan Olahraga melalui Gerakan Kantor Berbudaya Hijau dan Sehat (BERHIAS) di lingkungan Kantor Kemenkes RI sudah berjalan dengan baik. Harapannya, program tersebut juga dapat diterapkan di instansi lain.

Waktu menunjukan pukul 10.00 wib, drg. Made telah selesai memaparkan tentang implementasi program kesehatan kerja dan olahraga. Sebelum diajak berkeliling Kemenkes RI, kami semua diminta ke luar ruangan untuk mengikuti peregangan bersama pegawai lain.

Ini pertama kalinya saya beserta teman-teman blogger dan wartawan berkesempatan untuk ikut. Tidak lama, tapi cukup mengeluarkan keringat dan membuat saya bersemangat lagi.

Selesai peregangan kami kembali ke ruangan untuk mengambil tas, kami akan diajak melihat langsung hasil implementasi program kesehatan kerja dan olahraga. Tujuan pertama kami Gerai Toga dan Hidroponik yang berada di lantai 4.

Untuk menuju lantai 4 kami tidak memakai lift, kami naik tangga dari lantai 7 ke lantai 4. Jadi ingat ketika PKL di sini, sering sekali antar surat dengan menaiki anak tangga karena menunggu lift yang lama. Tiba di lantai 4 saya melewati ruangan yang begitu saya kenal, rasanya ingin mampir tapi waktu yang tidak memungkinkan.

Gerai Toga dan Hidroponik

Dulu sudah ada taman ini, tapi saya tidak tahu jika namanya Gerai Toga dan Hidroponik. Sekarang tempat ini terlihat begitu terawat, banyak berbagai jenis tumbuhan hijau yang membuat mata saya segar.

Bukan hanya ada tempat untuk duduk saja, sekarang juga ada pendopo yang berada di tengah taman. Karena waktu yang terbatas, kami tidak lama berada di sini. Kami lanjut melihat Griya Sehat yang berada di depan Gerai Toga dan Hidroponik ini.

Griya Sehat (GS)

Griya Sehat (GS) Kementerian Kesehatan merupakan model fasilitas pelayanan kesehatan tradisional, yang utamanya pelayanan promotif dan preventif. Pelayanan yang diberikan saat ini seperti pelayanan akupuntur, akupresur, pijat baduta, serta edukasi pengenalan dan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat.

Ada juga kegiatan pijat bayi yang berupa edukasi kepada ibu dan keluarganya tentang pemanfaatan pijat bayi untuk meningkatkan tumbuh kembang bayi dan balita. Semua pelayanan di GS ini gratis untuk semua pegawai Kementerian Kesehatan RI.

Saat kami datang ke Griya Sehat sedang ada pasien, jadi kami tidak bisa berlama-lama. Kami langsung melanjutkan perjalanan ke lantai 1, kali ini kami naik lift karena sedang ada perbaikan di tangga daruratnya. Eh, ketika di dalam lift bukannya turun kami malah naik hingga lantai 17.

Ruang Terbuka Hijau/ Taman Germas

Ruang terbuka hijau terdiri dari tanaman berkhasiat obat yang ditata berdasarkan siklus hidup, mulai dari pasangan usia subur (PUS), bayi, anak, usia kerja dan lansia. Ruang terbuka hijau ini dimanfaatkan untuk pemeliharaan kesehatan serta mengatasi gangguan kesehatan ringan.

Taman obat yang ada di ruang terbuka hijau ini juga sebagai edukasi dalam pengenalan dan pemanfaatan tanaman obat bagi kesehatan.

Dulunya, tempat ini digunakan sebagai kantin terbuka. Namun, karena di bawahnya terdapat tempat pengolahan limbah maka kantinnya dipindahkan dan tempat ini dijadikan Taman Germas.

Yang membuat saya kagum, untuk menyiram tanaman di lingkungan Kemenkes itu memanfaatkan air pembuangan AC. Kesjaor mengolah air pembuangan AC untuk menyirami tanaman yang ada di sini, benar-benar tidak ada yang terbuang sia-sia dan semua dimanfaatkan.

konservasi air AC - kesehatan kerja dan olahraga - diantin.com
Tempat mengelola air pembuangan AC

Implementasi Gerakan Nasional Bugar Dengan Jamu (Gernas Bude Jamu)

Gerakan Nasional Bugar Dengan Jamu (Gernas Bude Jamu) merupakan program Kementerian Kesehatan yang dicanangkan oleh Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan pada tanggal 23 Januari 2015.

Dengan adanya Gernas Bude Jamu ini diharapkan dapat meningkatkan kembali budaya minum jamu di masyarakat. Selain itu, jamu juga dapat menjadi pilihan pertama untuk menjaga kesehatan dan kebugaran.

Gerai jamu ini merupakan salah satu implementasi Gernas Bude Jamu dalam rnagka mendukung Germas Hidup Sehat. Dengan tujuan untuk menjaga jamu sebagai warisan budaya nasional agar semakin dikenal dan dicintai masyarakat, sehingga produk jamu dan obat tradisional Indonesia semakin berkembang.

Gerai Jamu Kementerian Kesehatan diharapkan akan menarik pegawai dan pengunjung Kementerian Kesehatan untuk menikmati jamu, serta meningkatkan kecintaan terhadap jamu.

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah membangun 3 gerai jamu yang berada di Lobby Gedung Sujudi serta di Lobby Gedung Adhyatma Blok A dan Blok C. Pada hari-hari tertentu jamu di sini gratis loh, kami juga berkesempatan untuk mencoba jamu di sini.

Jamunya enak, saya mencoba jamu beras kencur dan sanapis (sawi, nanas dan jeruk nipis). Pertama kalinya saya mencoba jamu sanapis dan langsung suka, sama sekali nggak terasa sawinya. Lebih dominan rasa jeruk nipisnya, asam-asam segar ketika diminum siang hari. Rasanya jika berkesempatan main ke Kemenkes lagi saya ingin menyicipi sanapis lagi.

Taman Pengasuhan Anak (TPA) Serama

40% pekerja Kementerian Kesehatan RI adalah perempuan. Oleh karena itu, di Kemenkes didirikan TPA pada tahun 2010. Awalnya TPA ini berada di lantai 4, kemudian dipindahkan ke lantai dasar karena kebutuhan tempat yang luas.

TPA Serama ini dikelola oleh Darma Wanita Kemenkes, Ibu Ana sekalu kepala sekolah TPA Serama menyambut baik kedatangan kami. Kami diajak melihat ruangan asi dan ruang bermain anak.

Di ruang asi ini sudah disediakan fasilitas yang lengkap seperti sofa yang nyaman, pompa asi biasa dan elektrik, lemari untuk barang, kulkas untuk menyimpan asi, bahkan sudah disediakan ice pack. Untuk ruangan bermain di sini dibagi menjadi dua bagian, ada ruangan untuk balita dan ada juga ruangan untuk anak yang sudah lebih besar.

Sejak usia 3 bulan, pegawai Kemenkes sudah bisa menitipkan anaknya di sini. Hal ini karena cuti melahirkan yang hanya 3 bulan, jadi sejak usia 3 bulan sudah boleh dititipkan di sini. Untuk biaya penitipan anaknya juga tidak dipatok harga, hanya patungan saja untuk kebutuhan operasional TPA Serama. Jadi ibu yang masih menyusui bisa kerja dengan tenang karena bisa sesekali mendatangi dan menyusui anaknya di TPA Serama.

Seperti salah satu ibu yang saya temui ketika berada di TPA Serama, beliau sedang menunggu anaknya yang sedang bermain. Kebetulan saya mengenal ibu itu, jadi saya mengobrol sedikit. Menurut beliau menitipkan anaknya di TPA Serama membuatnya tenang saat bekerja, jika tidak punya asisten di rumah menitipkan anak di sini bisa menjadi pilihan baik.

Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)

Tidak jauh dari TPA Serama terdapat UPK. Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) adalah klinik pratama yang memberikan pelayanan kesehatan untuk pegawai Kementerian Kesehatan RI. Tempat ini belum diresmikan oleh Ibu Menkes, malah kami yang pertama kali menjelajah tempat ini.

Begitu masuk ke dalam UPK, aroma daun sereh menyeruak. Jika biasanya masuk ke klinik akan tercium bau obat, lain dengan di sini. Di beberapa sudut klinik ini ditaruh aroma terapi dengan bau sereh yang menyeruak ke setiap sudut ruangan. Sungguh wangi yang membuat pengunjung betah.

Di sini ada klinik umum seperti poli gigi, poli umum dan lain-lain. Ada juga klinik pratama seperti spesialis jantung, paru, radiologi dan lain sebagainya. Kami diajak melihat-lihat setiap ruangan dan diperkenalkan dengan beberapa dokter yang ada di UPK ini. Bukan hanya itu saja, kami juga diajak melihat ambulan, ruang labolatorium, apotik dan ruang rehab medik yang mereka miliki.

Fitness Center

Hal yang paling malas dilakukan adalah olahraga. Yap, untuk sebagian orang olahraga merupakan salah satu kegiatan yang jarang sekali dilakukan. Selalu banyak alasan untuk tidak berolahraga, begitu juga di lingkungan Kemenkes RI.

Menurut drg. Kartini, ketika awalnya disedikan tempat fitness dan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan olahraga masih banyak pegawai Kemenkes yang banyak alasan untuk tidak ikut. Harus dipaksa baru mereka ikut olahraga, tapi sekarang sudah nggak dipaksa lagi karena sudah terbiasa.

Penanggung jawab fitness center yaitu Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga beserta Biro Umum. Tujuan penyediaan fasilitas ini adalah implementasi Germas salah satunya aktivitas fisik dan meningkatkan kebugaran jasmani pegawainya.

fitness centre - kesehatan kerja dan olahraga - diantin.com
Fitness Centre

Kegiatan yang ada di sini seperti aerobik, line dance, yoga, senam pencegahan osteoporosis, dan weight training. Fasilitas yang ada di sini pun cukup lengkap. Selain ada fitness centre, di Kemenkes juga ada sepeda dan pingpong. Terkadang pegawai Kemenkes juga bermain badminton dan futsal, tapi biasanya menyewa tempat.

Kantin Sehat

Hari sudah semakin siang, acara keliling kami pun akan segera berakhir. Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Kantin Sehat.

Jika dulu kantinnya berdiri di atas tempat pengolahan limbah, di ruang terbuka yang panas. Saat ini kantinnya sudah berada di ruangan yang nyaman, bersih dan ber-AC. Kantin Sehat ini dibuka oleh Ibu Menkes pada 10 November 2017, dan dikelola oleh Darma Wanita beserta 6 direktorat lainnya.

Di Kantin Sehat terdapat 28 gerai yang menjual roti, camilan, buah-buahan, makanan dan minuman.

Kantin Sehat? Sudah pasti terjamin kesehatan dan kebersihannya? Oh tentu saja, kebersihan dan kesehatan makanan di sini sudah terjamin. Yang berjualan di Kantin Sehat tidak sembarangan, sebelum berjualan di sini mereka harus mengikuti pelatihan. Setelah itu mereka akan mendapatkan sertifikat dan harus ditempel di tempatnya berjualan.

Kemudian, setiap 3 bulan sekali pangan dan penjamah makanannya harus diperiksa kesehatannya. Hal ini bertujuan untuk memastikan tidak ada bakteri e.coli pada bahan makanan ataupun pembuat makanannya.

Fasilitas yang lengkap serta lingkungan kerja yang sehat dan bersih tentu saja sangat baik untuk pekerja agar lebih produktif lagi. Itulah peran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, agar setiap pekerja yang sehat tidak sakit dan tetap sehat, bugar dan produktif.

Satu pemikiran pada “Mengenal Peran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga”

Tinggalkan komentar