Keliling Jakarta Naik MRT dan Bus Wisata

Mendegar MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta akan segera diresmikan, saya sebagai salah satu warga Jakarta bersemangat menyambutnya. Ketika salah satu teman memberikan informasi tentang pembelian tiket gratis uji coba MRT, dengan segera saya langsung mendaftarkan diri.

Sejak dimulai pembangunan MRT, saya penasaran ingin melihat hasil akhir dari pembangunan MRT tersebut. Akan sekeren apa sih MRT Jakarta? Bagaimana rasanya naik MRT di bawah tanah? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya yang membuat penasaran.

Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah terjawab, ketika saya mencoba MRT secara langsung minggu lalu (17/03/2019). Sebelum diresmikan, pihak MRT melakukan uji coba pada tanggal 12 – 23 Maret 2019.

uji coba mrt jakarta - diantin.com
Informasi uji coba MRT

Dalam masa uji coba ini, warga Jakarta bisa mencoba naik MRT secara gratis. Cukup mendaftar satu hari sebelumnya di ayocobamrt.com.

Uji Coba Naik MRT

Saya bersama dua teman saya, Tiwi dan Rani memilih naik MRT dari Stasiun Blok M. Alasannya, tentu saja karena dekat dari rumah kami.

mesin tiket mrt - diantin.com
Mesin tiket otomatis

Kami tiba di Stasiun Blok M sekitar pukul setengah dua, scan barcode kemudian diberikan stiker berwarna hijau. Di stiker tersebut tertulis waktu yang diberikan untuk mencoba MRT, jam 12.00 – 14.00 wib.

“Nanggung amat, setengah jam cukup nggak waktunya” kata Tiwi.
“Kalau mau ditukar saja, Mbak. Naiknya yang jam 14.00 – 16.00 wib saja” jawab petugas MRT.
“Tapi sudah scan barcode, Mbak” jawab kami.
“Oh nggak apa-apa, nanti langsung ketemu saya saja” jawab Mbak petugas MRT.

Menunggu setengah jam nggak akan terasa lama, maka kami pun memilih untuk naik MRT dengan jadwal berikutnya. Karena nggak boleh menunggu di dalam stasiun, kami kembali keluar. Sayangnya, di area masuk stasiun belum tersedia tempat duduk untuk menunggu. Jadi kami hanya mondar mandir sambil sesekali berfoto dan mengobrol.

stasiun blok m - diantin.com

Waktu sudah menunjukan pukul dua, kami diperbolehkan masuk dan diberikan stiker baru dengan warna biru. Bertuliskan waktu mencoba MRT dari pukul 14.00 – 16.00 wib, tapi berdasarkan informasi petugasnya, kami diberikan tambahan waktu sampai pukul lima.

stiker biru - diantin.com
Stiker harus ditempel di baju

Berdasarkan informasi, sebagian dari konstruksi jalur MRT Jakarta merupakan struktur layang (Elevated) yang membentang ±10 km dari wilayah Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja. Dari rute tersebut, terdapat 7 Stasiun Layang, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.

Sementara Depo kereta api dibangun di area Lebak Bulus, berdekatan dengan stasiun awal/akhir Lebak Bulus. Seluruh stasiun penumpang dan lintasan dibangun dengan struktur layang yang berada di atas permukaan tanah, sementara Depo kereta api dibangun di permukaan tanah (on ground).

depo mrt lebak bulus - diantin.com
Depo MRT di Lebak Bulus

Konstruksi bawah tanah (Underground) MRT Jakarta membentang ±6 km, yang terdiri dari terowongan MRT bawah tanah dan enam stasiun MRT bawah tanah, yang terdiri dari Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia.

Fasilitas yang Tersedia di Stasiun MRT

Ketika masuk ke area stasiun, kami dibuat kagum dengan fasilitas yang ada di sini. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, stasiun Blok M merupakan stasiun layang. Namun jangan khawatir, karena bukan cuma ada tangga, di sini juga ada lift dan eskalator. Jadi ramah untuk penumpang prioritas seperti lansia, ibu hamil, ataupun orangtua yang membawa anak.

fasilitas stasiun mrt - diantin.com

 

Yang membuat saya lebih kagum lagi, selain terdapat mushola dan toilet yang bersih, di setiap stasiun juga ada fasilitas nursing room. Semoga semua fasilitas yang sudah ada sekarang tetap terjaga kebersihannya.

Sensasi Naik MRT Tanpa Menunggu Lama

Tidak perlu menunggu waktu lama, MRT yang akan kami naiki sudah tiba. Berdasarkan informasi, keretanya memang ada setiap 10 menit sekali jadi nggak perlu khawatir harus menunggu lama.

Kami memilih naik rute ke Lebak Bulus terlebih dahulu, baru ke Hotel Indonesia dan berencana akan turun di Stasiun Istora. Siang itu cukup ramai, banyak warga Jakarta yang mencoba MRT. Bahkan ada beberapa penumpang yang harus berdiri

MRT yang kami naiki perlahan melaju dengan cepat. Ternyata naik MRT rasanya sama seperti naik kereta pada umumnya, hanya saja MRT lebih cepat dan guncangannya tidak terlalu terasa.

Beberapa saat kami sibuk mengabadikan momen, selebihnya kami asik mengobrol saja. Sempat terpikir akan turun di stasiun tertentu tapi kami urungkan, dan memilih stasiun akhir Lebak Bulus sebagai tempat untuk foto-foto.

mencoba mrt jkt - diantin.com

Setelah melewatkan satu MRT, kami memutuskan untuk naik kereta selanjutnya menuju Stasiun Hotel Indonesia. Saya sendiri sangat penasaran bagaimana rasanya melalui stasiun bawah tanah.

Ketika sampai di Stasiun Hotel Indonesia, saya sangat kagum dengan desain stasiun bawah tanah yang luas, rasanya seperti bukan berada di Jakarta. Walaupun masih ada beberapa fasilitas yang belum selesai, tapi tidak mengurangi kerennya stasiun ini.

lorong di stasiun HI - diantin.com
Lorong Stasiun Hotel Indonesia

Bayangkan, ketika kami melihat jam. Ternyata dari Blok M ke Lebak Bulus, kemudian ke Hotel Indonesia hanya menghabiskan waktu sekitar satu jam saja. Sungguh cepat sekali, kayanya kalau naik MRT ini nggak perlu lagi pusing takut macet deh.

Naik Bus Wisata untuk Pertama Kalinya

Awalnya, setelah mencoba MRT kami mau kulineran di FJB (Festival Jajanan Bango). Hanya saja, ketika menunggu MRT di Blok M saya bertemu Kak Yun. Kata Kak Yun nggak usah ke FJB, di sana penuh dan untuk membeli satu jajanan saja harus antri lama.

Karena gagal ke FJB, kami memutuskan untuk makan di Grand Indonesia saja. Jadi kami turun di Stasiun Hotel Indonesia, kemudian lanjut dengan berjalan kaki. Namun, tiba-tiba saja tercetus ide untuk naik bus wisata dan kami setuju.

Kebetulan saya, Tiwi, dan Rani memang belum pernah mencoba bus wisata jadi kami bersemangat untuk mencoba. Rencananya, kami akan makan dulu di Grand Indonesia, kemudian naik Trans Jakarta ke Monas, baru naik bus wisata di Monas.

Lagi-lagi rencana yang sudah kami buat gagal lagi, ternyata untuk naik bus wisata bisa dari Hotel Indonesia. Ketika akan menyebrang, terlihat bus wisata akan sampai tepat di dekat kami.

Saya pun mengajak Tiwi dan Rani untuk naik bus wisata terlebih dahulu, dengan terpaksa mereka setuju, padahal cacing di perut mulai protes minta diisi.

Selama ini saya melihat bus wisata hanya dari luar saja, dari luar terlihat busnya besar. Sempat berpikir di dalamnya pasti luas, dan bisa menampung banyak penumpang. Ternyata saya salah, ketika masuk ke dalam bus ternyata dalamnya nggak seluas yang saya pikirkan.

Kala itu bus wisata juga sangat ramai, hampir semua kursi terisi. Sejak awal ingin naik bus wisata, saya memang sudah mengincar untuk duduk di atas. Sempat kecewa ketika tahu kursi di atas sudah penuh, dan kami sudah terlanjur naik. Di bus wisata ini tidak boleh ada penumpang yang berdiri, jadi kami duduk di bawah.

Nasib baik datang, ada penumpang yang tidak jadi naik, kami pun pindah ke atas. Dengan semangat kami pindah ke atas, ternyata kursi yang tersedia terpencar. Kami harus duduk berpisah.

suasana bus wisata - diantin.com
Suasana di dalam bus wisata

Sebelum naik bus wisata, saya sudah menanyakan ke petugasnya apakah bisa turun kembali di depan Hotel Indonesia, dan si petugas bilang bisa. Namun, kenyataannya ketika sampai Monas kami harus turun terlebih dahulu dan ikut mengantri lagi untuk naik bus wisata yang ke Hotel Indonesia.

bus wisata jakarta - diantin.com
Antrian yang mau naik bus wisata

Melihat antrian yang mengular, kami pun malas untuk naik bus wisata lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk jalan kaki ke Halte Trans Jakarta Bank Indonesia, dan naik busway ke Hotel Indonesia.

Pada kenyataannya, lagi-lagi rencana kami berubah. Harusnya naik busway, kami malah asik berjalan kaki sampai Grand Indonesia. Coba bayangkan jalan kaki dari Monas ke Grand Indonesia, itu lumayan jauh tapi kami menikmatinya karena asik mengobrol di sepanjang jalan.

Kami tiba di Grand Indonesia dengan keadaan sangat lapar, dan mulai lelah. Semua  kalori yang terbuang saat berjalan kaki, harus diganti dengan kalori baru. Kami pun menutup perjalanan hari itu dengan makan ramen dan Taiwan street snack.

Kalau dipikir-pikir, setiap jalan sama Tiwi dan Rani selalu di luar rencana awal tapi tetap seru. Keterbatasan waktu antara kami bertiga memang nggak memungkinkan untuk pergi jauh bersama, tapi kami selalu menikmati setiap pertemuan yang sebentar itu.

Jadi, mau jalan ke mana lagi selanjutnya? tunggu cerita kami ya, semoga kalian nggak bosan 😀

45 pemikiran pada “Keliling Jakarta Naik MRT dan Bus Wisata”

  1. Aih..
    Kapan nih kita bisa jalan² naik MRT, nyobain bus wisata sama kulineran?
    Kalau perlu jalan kaki dari Monas sampe Blok M, nanggung kalo cuma sampe GI.. 🤣

    Balas
  2. walau blm coba MRT krn keterbatasan waktu yg tramat sgt, liat postingan tmn2 dan tntunya bc tulisan antin buat aku bangga bgt sbg warga negara. udh ky di korea ya haha (gr2 kbnyakn nntn drama, ttp yeu bandinginnya drama).
    aku pun berharap smoga smua fasilitas yg ada ttp trjaga, trlepas dr bbrp postingan yg viral akn perilaku2 memalukan dr segelintir orang, aku liat jml masyarakat indonesia (jkt khusunya) udh banyak yg disiplin dan ngga aneh2. syukurlah..

    bus wisata ya, aku udh sering naik itu sejak kuliah dr yg busnya msh ijo ungu itu dan kerennya pramudinya perempuan. hehe
    haha kalo sm temen emg gituu suka bablass

    Balas
    • Apalagi yang di HI kar, haltenya mirip di drama korea banget. Kirain aku sama temenku aja yang ngerasa gitu.

      Oh pramudinya memang selalu perempuan ya? Kirain kemarin itu kebetulan aja, salut ya

      Balas
  3. Cukup penasaran dengan MRT Jakarta ini, aku udah pernah nyoba MRT di Palembang tapi masih penasaran aja gimana rasanya nembus jakarta yang super macet ini dengan MRT

    Tapi ceritanya seru 👍👍👍

    Balas
  4. Sekilas ketika saya melihat stasiun MRT di foto seperti MRT yang ada di Singapore. Jadi tertarik ingin mencoba juga, tapi nanti deh tunggu euforianya agak menurun biar gak terlalu penuh.

    Balas
  5. Karena ndak sempat ikutan naik MRT saat uji coba, jadi ndak sabar nunggu saatnya MRT beroperasional. Apalagi setelah baca tulisan Kak Antin… Semoga nanti kemacetan yang luar biasa takes time bisa diminimalisir dengan adanya MRT.

    Balas
  6. Terima kasih antin sharing nya. Saya belum pernah naik keduanya. Pengen naik mrt, tp malas naik bus wisata. Malas ngantrinya

    Balas
  7. Minggu lalu aku juga nyobain MRT. Kebetulan kantor deket Blok M, jadi sekalian aja.

    Pas datang, aku jujur senang dan bangga banget, akhirnya Indonesia bisa punya transportasi sekeren itu.

    Semoga tujuan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta bisa terwujud karena ada MRT

    Balas
  8. Tiga taun lalu naik MRT di Singapore sambil ngebatin, kapan ya di Indonesia ada yang kayak gini beneran?.

    Gak nyangka realisasinya secepat ini… Aku bangga dan terharu meskipun belum coba.

    Betewe dari ceritamu… Aku senang mbak2 MRT nya ramah sekali untuk sarankan tukar tiket. Benar-benar kepuasan konsumen sekali.

    Semoga yhaa…bukan hanya saat uji coba ramahnya 😊

    Balas
  9. Kebersamaan dengan teman, memang selalu menyenangkan. Apalagi mencoba sesuatu yang baru seperti MRT dan Bus Wisata. Waktu jadi terasa berlalu dengan cepat. Di tunggu cerita selanjutnya…. 😉

    Balas
  10. Hihihi, padahal dulu lanjutin jalan kaki aja ya Tin, nyasar sampe nemu halte busway..

    Eniwei, kujuga penasaran naik MRT, ntar pas ke Jakarta diagendakan ah!

    Balas
  11. Belum sempet nyoba naik MRT Jakarta huhu., Jangankan MRT bus wisata pun aku belum pernah coba ., Ditunggu cerita selanjutnya hehe.,

    Balas
  12. Belum kesampaian nyobain MRT tapi dari foto2nya stasiunnya mirip banget sama stasiun MRTnya korea.. udah mirip kayak di drama2 loh dikantin. Hahah

    Balas
  13. Aku baru nyobain hari minggu kemarin, merasa bangga akhirnya Jakarta sudah punya MRT.
    Btw reschedule berapa kali tuh ka? Sampe jalan kaki akhirnya. 😂
    But nice trip

    Balas
  14. Keliling Jakarta naik MRT dan bus wisata asyik bener ya..Aku bus wisatanya sudah pernah, MRT belum pernah..
    Tapi MRT ini bikin bangga sekali..akhirnya punya juga negeriku ini moda tranportasi yang keren sangat..Semoga semua bisa memanfaatkan dan menjaganya dengan baik

    Balas
  15. Wah, aku belum cobain MRT. Nanti deh pas sekalian jalan ke mana gitu. Pengen merasakan seberapa rapid-nya. Kalau bus wisata udah pernah, naik dari depan Plaza Indonesia dan kembali ke tempat semula. Jalan-jalan iseng naik bus wisata memang asyik ya, Dek, hehe…

    Balas
  16. Hai kak Antiin. Belum kesampaian nih nyoba MRT, tapi baca ceritanya sepertinya seru dan harus segera di coba😄
    Semoga awet yaa MRT di Jakarta 🙂

    Balas
  17. Dikantin… Waktu kemaren sy naik dari lebak bulus, cuma butuh waktu 30 menit sampe HI … Dikantin kok lama beuuddd

    Balas
  18. Aku udh berkali2 sih klo naik bus wisata

    tapi belum pernah coba MRTnya jakarta. Aku tuh penasaran sangat. Makin bangga sama Indonesia

    Balas
  19. Seru sekali Antin perjalanannya, ngalor ngidul di tengah kota sama temen emang mengasikkan dan bikin lupa waktu. Thanks artikelnya, baca tulisan ini ak jadi penasaran naik MRT, sebelumnya ak males aja gitu ikut ujicoba karena ak pikir sensasinya bakal sama aja kaya naik kereta biasa semacam KRL, hehe

    Balas

Tinggalkan komentar