Kanker serviks saat ini seolah menjadi momok mengerikan untuk perempuan. Banyak perempuan yang terkena kanker serviks tidak menyadari jika dirinya terkena kanker, dan baru menyadarinya ketika sudah stadium lanjut.
Saya jadi teringat cerita seorang sahabat beberapa bulan silam tentang tantenya yang terkena kanker serviks, sebut saja Tante Ira (nama samaran). Sontak saja kabar ini mengejutkan saya. Bagaimana tidak, beberapa bulan sebelumnya kita bertemu di acara wisuda dan terlihat baik-baik saja.
Sahabat saya juga masih tidak percaya dengan diagnosa dokter, karena tiga bulan sebelumnya Tante Ira sudah melakukan tes pap smear. Namun itulah kenyataannya, saat ini Tante Ira sudah dinyatakan positif terkena kanker serviks stadium 2B.
Pada awalnya, Tante Ira sempat diduga gagal ginjal. Namun, karena pendarahan terus menerus akhirnya Tante Ira melakukan tes biopsi dan USG. Hasil tes tersebut akan diketahui hasilnya seminggu kemudian.
Seminggu berlalu, Tante Ira kembali ke Rumah Sakit untuk mengetahui hasil tes biopsi dan USG. Alangkah kagetnya Tante Ira ketika dokter mencocokan hasil tes biopsi dan USG yang ternyata positif terkena kanker serviks. Dokter pun menyarankan beberapa pengobatan yang harus dijalani oleh Tante Ira agar kanker yang bersarang itu mati.
Setahu saya, tes pap smear adalah salah satu tes untuk mendeteksi adanya kanker serviks secara dini. Namun saya jadi penasaran, kenapa ketika Tante Ira tes pap smear tidak terdeteksi adanya kanker.
Karena rasa penasaran itulah, saya tertarik untuk menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Ashley Hotel dan Yayasan Peduli Kanker Indonesia. Acara itu bertema “Know Cervix & Breast Cancer Better”, tema yang pas untuk jawaban dari rasa penasaran saya.
Saat itu saya melihat flyer acara di grup FB komunitas BloggerCronny Community. Tanpa berlama-lama saya langsung mendaftarkan diri, dan Alhamdulillah saya terpilih menjadi salah satu peserta. Saya juga memberi tahu sahabat saya agar mendaftarkan Tante Ira untuk ikut acara ini.
***
Singkat cerita hari yang ditunggu pun tiba, saat itu acaranya berlangsung pada hari sabtu (4/9/18) di Downing 10 Hotel Ashley. Berdasarkan jadwal, acara akan dimulai sekitar pukul 09.30 pagi.
Namun, dokter yang akan menjelaskan tentang kanker serviks dan kanker payudara mengalami kendala ketika perjalanan ke lokasi acara. Jadi acara sangat ngaret dan baru dimulai sekitar pukul 12.00 siang.
Karena sudah sangat terlambat, Pak Sri Sujiyanto dari Yayasan Peduli Kanker Indonesia langsung memperkenalkan diri dan memohon maaf karena datang terlambat. Kemudian langsung menjelaskan tentang kanker serviks dan kanker payudara. Kali ini saya akan berbagi informasi seputar kanker serviksnya saja ya.
Apa itu Kanker Serviks?
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar.
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan untuk perempuan, selain kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang dirilis WHO pada tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian pada perempuan di Indonesia disebabkan oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10% terjadi karena kanker serviks. Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya terjadi 15000 kasus kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia.
Faktor utama penyebab kanker serviks adalah HPV (Human Papilloma Virus). Human papilloma virus adalah suatu grup virus yang terdiri dari 120 tipe HPV. Infeksi HPV bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, bahkan remaja atau anak-anak yang belum aktif secara seksual pun bisa terpapar virus ini.
Tidak semua HPV dapat menyebabkan kanker. Namun ada beberapa jenis HPV yang berbahaya, seperti HPV 16 dan HPV 18 yang berpotensi besar memicu terjadinya kanker serviks. Virus ini sering kali ditularkan melalui hubungan seksual tanpa pengaman.
Ciri-ciri dan Gejala Kanker Serviks
Proses terbentuknya kanker membutuhkan waktu sekitar 15 sampai 20 tahun. Jadi perempuan yang terkena kanker serviks awal tidak akan mengalami gejala, karena kanker serviks tidak menunjukkan gejala hingga tumor terbentuk. Kemudian tumor bisa mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat.
Mungkin karena awalnya tidak ada tanda-tanda terkena kanker serviks, maka banyak pasien yang datang ke medis dalam kondisi sudah parah (stadium lanjut). Jika tumor sudah terbentuk gejala kanker serviks bisa ditandai dengan ciri-ciri berikut ini.
- Pendarahan yang tidak wajar dari vagina. Misalnya pendarahan padahal tidak sedang haid, menstruasi yang lebih panjang, pendarahan setelah atau saat berhubungan seks, setelah menopause, dan setelah buang air besar.
- Nyeri saat berhubungan seks.
- Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
- Badan lemas dan mudah lelah.
- Berat badan menurun padahal tidak sedang diet.
- Kehilangan nafsu makan.
- Cairan vagina yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.
- Mengalami menstruasi yang tidak teratur, disertai sakit di tulang panggul.
- Mengalami pendarahan setelah masa mati haid/ menopause.
- Mengalami keputihan yang tak kunjung sembuh. Ciri keputihan yang tidak baik seperti berwarna hijau kekuningan.
Penyebab Kanker Servik
Salah satu penyebab kanker serviks adalah faktor gaya hidup kita yang tidak baik. Berikut ini beberapa gaya hidup yang tanpa sadar sering dilakukan dan bisa mengakibatkan kanker serviks.
- Kurang bersihnya alat vital pada saat berhubungan intim.
- Pemakaian pembalut yang tidak tepat.
- Pemakaian celana dalam yang berbahan sintetis.
- Perempuan menopause jika berhubungan tidak menggunakan gel senggama.
- Pemakaian celana dalam maupun celana levis yang terlalu ketat. Sebaiknya kita menghindari penggunaan celana levis ketika berada di rumah.
- Pemakaian pembalut yang terlalu lama. Harusnya pembalut diganti per tiga jam, dan sebaiknya pembalut tidak langsung digunakan tapi diberi saputangan terlebih dahulu.
***
Menurut Pak Sujiyanto, perempuan yang menikah atau yang sudah pernah berhubungan suami istri di bawah umur 17 tahun, dan perempuan yang sudah menopause yang berhubungan tidak menggunakan gel senggama rentan terkena kanker serviks.
Pak Sujiyanto juga menyarankan jika sudah terkena kanker sebaiknya kita melakukan pemeriksaan patalogi anatomi, USG, periksa kadar CA, lakukan tindakan operasi, penyinaran dan kemoterapi. Sedangkan untuk kita yang belum terkena kanker sebaiknya menjaga pola hidup sehat dan melakukan immunisasi/ imunotherapi.
Untuk perempuan yang sudah menikah, Pak Sujiyanto menyarankan untuk melakukan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau pap smear setahun sekali.
Pak Sujiyanto mengingatkan untuk perempuan, jika vagina gatal jangan pernah digaruk tapi dikompres air hangat tanpa garam. Gunakan celana dalam dengan bahan katun dan jangan pakai tisu basah ke vagina, sebaiknya gunakan sapu tangan kecil saja. Karena cobekan tisu bisa saja tertinggal dan masuk ke vagina.
Selain itu, ketika kita ke toilet umum sebaiknya membawa sabun kewanitaan dan gunakan air yang mengalir. Jika di toilet umum tersebut terdapat ember, jangan gunakan air dalam ember tersebut karena kita tidak tahu apakah air itu bersih atau tidak.
Setiap orang memiliki sel kanker di dalam tubuhnya, hanya saja ada yang berkembang atau sebaliknya. Itu semua tergantung dengan pola hidup kita sendiri. Oh ya, sebelumnya saya pernah bahas tentang tips pencegahan kanker juga. Kalian bisa membaca Tips Pencegahan Kanker bersama Tramedika.
Semoga bermanfaat dan ayo kita mulai hidup sehat 🙂
Para wanita harus tahu gejalanya agar lebih awal bisa melakukan tindakan penanganan yang tepat
Betul bang, makanya harus tes IVA atau pap smear secara berkala.
Edukasi untuk kita semua ini yang kak. Bukan hanya kaum wanita, kaum pria pun mestinya juga aware karena CA serviks bisa saja dialami pasangan maupun saudara perempuannya. Terimakasih untuk penjelasan detailnya, sehingga saya sebagai pembaca jadi lebih aware….
Sama-sama, mbak tuty 😊
Artikel ini adalah reminder kepada setiap kita untuk rutin melakukan medical check up. Lebih baik terdeteksi sejak dini dengan harapan akan lebih mudah ditangani ketimbang terlambat.
Thanks for sharing this, Antin.
Betul kak, lebih baik terdeteksi sejak dini jadi bisa ditangani segera.
Kalau kita mengenal penyebabnya dan tanda-tandanya maka kita akan semakin waspada dan hati-hati menjaga kesehatan tubuh kita, tulisan yang sangat bermanfaat, thanks…
Sama-sama, mbak airin.
Wah bermanfast sekali ka artikelnya, kita sebagai wanita harus lebih waspada lagi nih dan lebih menjaga kebersihan miss V
Waduh.. Gejalanya umum sekali ya.. Seperti sakit pinggang waktu haid.. Banyak wanita yg mengalami itu dan menganggapnya hal biasa..
Kita memang harus membiasakan diri untuk rutin medical check up.. Terimakasih telah mengingatkan.. 🙂
Biasanya orang baru mengetahui terkena kanker ketika sudah stadium lanjut padahal dalam kasus ini sudah ada cara utk mengetahui lebih awal yaitu lewat pap smear. Tapi kenapa jarang sekali perempuan melakukan hal itu ya? apa karena sosialisasi nya kurang atau lebih kepada sikap masa bodo dan merasa tidak ada yg sakit dgn dirinya, entahlah
Sebagian ada yang bodo amat, sebagian lagi ada yang takut untuk periksa. Takut hasilnya macem-macem, padahal ada baiknya diperiksa dini jadi kalo ada apa-apa bisa ditangani dengan cepat juga.
Artikel yg baik sekali sebagai pengingat untuk memperhatikan kesehatan tubuh kita, btw ka Antin kenapa pas pakai pembalut harus dilapis saputangan ya? Ada zat tertentu kah yg harus dihindari?
Karena kita nggak tahu bahan pembalut itu dari bahan apa nes, makanya lebih baik Ms. V nggak bersentuhan langsung dengan pembalut tapi ya suka males ya kaya gitu haha. Rajin ganti pembalut aja nes
Izin share ya kak antin. Kebetulan saya punya adik perempuan. Terimakasih banyak untuk informasinya.
Silakan ram, makasih udah dishare.
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan apalagi gejala-gejalanya sudah ditulis jelas di artikel dik Antin ini beserta cara pencegahannya. Semoga kita semua selalu sehat ya
Amiiiin…
Pola hidup sehat dan periksa jika ada gejala itu penting untuk mencegah kankernya lebih parah yah.
makasi infonya. Nenek dan tante ku meninggal karena breast cancer. Nasehat dokterku sih, kurangi makanan yg mengandung susu dan turunannya. Karena ada “bakat” kena cancer jg, jd lebih baik mengurangi. Kurangi stress jg.
Bermanfaat sekali informasinya..jadi kepikiran lagi utk segera vaksin HPV…>.<