Ayo Naik Kendaraan Umum Agar Lebih Produktif

Sebagai seorang karyawan swasta di Jakarta, saya lebih suka naik kendaraan umum ke tempat kerja. Alasannya selain macet, dengan naik kendaraan umum saya juga mempunyai waktu luang sekitar tiga puluh menit sampai satu jam di kendaraan umum. Waktu luang tersebut saya manfaatkan untuk membaca buku atau blog walking, sehingga tidak ada waktu yang terbuang dengan sia-sia dan membuat saya lebih produktif selama terkena macet di jalan.

Hampir setiap hari rutinitas di atas saya lakukan, tapi beda cerita dengan beberapa teman saya yang hampir setiap harinya membawa kendaraan sendiri ke tempat kerja. Saya sering mendengarkan keluh kesah mereka karena macetnya jalanan Jabodetabek yang sering membuat mereka stres.

kendaraan umum - macetnya cawang - diantin.com
Macetnya Jakarta ketika jam pulang kerja

Memang saat ini macet sudah menjadi sebuah kondisi yang pasti dialami setiap penduduk Jabodetabek. Alasan terlambat sampai kantor karena macet pun sudah tidak bisa ditolerir lagi oleh bos.

“Kenapa tidak berangkat lebih awal?”

“Kenapa tidak bangun lebih pagi?”

Dan masih banyak lagi teguran yang diberikan bos ketika ada karyawannya yang datang terlambat dengan alasan macet. Bukan hanya itu saja, kemacetan juga memberi dampak negatif terhadap produktivitas kerja kita.

Coba bayangkan berapa jam yang harus kita tempuh untuk bepergian dari rumah ke tempat kerja? semakin jauh jarak antara rumah dan tempat kerja, maka semakin banyak waktu yang kita habiskan di jalan.

Kebayangkan betapa stres, kesal dan bosan yang harus kita alami selama perjalanan menuju dan pulang dari tempat kerja. Hal itu secara langsung dapat mempengaruhi produktivitas kerja kita. Selain itu, tentu saja banyak waktu produktif yang terbuang percuma karena macet. Kondisi ini terjadi jika kita membawa kendaraan sendiri ke tempat kerja.

Dampak Lain Macet

Ketika mengemudi sendiri, stamina dan kesehatan kita haruslah prima karena mengemudi membutuhkan fisik yang sehat. Kita juga diwajibkan fokus selama mengemudi agar selamat sampai tujuan. Namun dengan tingkat kemacetan yang tinggi, otomatis energi akan terkuras untuk fokus mengemudi. Sedikit banyak hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan baik fisik maupun mental.

Secara tidak sadar, ketika menghadapi pengguna jalan yang tidak tertib dan cenderung ugal-ugalan dapat mempengaruhi keadaan psikologis kita baik secara langsung maupun bertahap. Hal itu juga akan berpengaruh pada produktivitas kerja kita.

Selain itu, ketika membawa kendaraan sendiri ke tempat kerja akan membuat kita lebih boros dan memakan banyak biaya. Coba kita hitung lagi pengeluaran ketika membawa kendaraan sendiri. Mulai dari biaya bensin yang terbuang percuma saat macet, lalu biaya parkir ditambah lagi waktu mencari parkir yang kadang bisa memakan waktu. Dan tentu saja biaya perawatan mobil yang kebanyakan waktunya dihabiskan dalam kondisi jalanan macet.

Jangan lupa masukan juga biaya pajak kendaraan bermotor yang setiap tahunnya menjadi kewajiban bagi pemilik kendaraan dalam hitungan kita. Jika dihitung semua biaya di atas selama satu tahun, maka biaya tersebut cukup tinggi loh.

Keadaan ini akan berkurang jika kita memilih moda transportasi umum. Tentu saja faktor kesehatan fisik dan mental akan lebih menguntungkan, karena kita hanya tinggal duduk nyaman di atas bus dibandingkan harus mengemudikan kendaraan sendiri.

Sepanjang perjalanan kita bisa beristirahat dengan nyaman, atau melakukan hal produktif lainnya seperti membaca buku tanpa harus khawatir dengan situasi jalanan. Kita juga tidak akan stres oleh macetnya jalanan ibukota, karena semua beban itu sudah kita serahkan kepada Pak Supir yang sedang bekerja.

Faktor biaya pun akan jauh lebih murah. Bayangkan betapa banyak biaya yang bisa dipangkas saat kita menaiki kendaraan umum dibandingkan membawa kendaran pribadi. Kelebihan uangnya bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, bahkan untuk ditabung, berinvestasi atau digunakan untuk berlibur. Tidak perlu lagi membuang waktu dan biaya untuk transportasi saat pergi dan pulang dari tempat kerja. Biarkan sistem transportasi Jabodetabek yang bekerja.

Ayo Naik Kendaraan Umum

Untuk mengurangi kemacetan jalan, kita bisa membantu pemerintah dengan cara beralih menggunakan kendaraan umum dan tidak terlalu sering menggunakan kendaraan pribadi setiap saat.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan dari kemacetan yang terjadi saat ini di wilayah Jabodetabek mengakibatkan kerugian setiap tahunnya. Kerugiannya sendiri mencapai Rp 100 Triliun.  Bayangkan betapa besar nilai kerugiannya.

Bukan itu saja, kemacetan juga bisa menurunkan produktivitas kerja. Pegawai suatu kantor tidak selamanya beraktivitas dalam kantor saja. Ada juga yang mobilitasnya tinggi  untuk keperluan meeting dan dinas luar yang mengharuskan berpergian dari/ ke berbagai tempat. Namun, karena terjebak kemacetan dapat menyebabkan ketidaktepatan waktu untuk sampai di kantor yang lain. Hal tersebut menyebabkan pegawai yang bertugas jadi kurang produktif. Seharusnya satu hari datang ke beberapa meeting tapi karena macet jadi berkurang.

Kondisi psikologis pegawai yang bertugas keluar pun sedikit banyak akan terganggu. Sehingga mempengaruhi performance dan juga rantai pekerjaan terhadap divisi lainnya. Tentu saja akan ada kerugian yang terjadi karena banyak transaksi tertunda dan kegiatan bisnis pun bisa terganggu.

***

Bukan hanya itu saja, kemacetan juga menimbulkan pembakaran bahan bakar yang lama dan akan menghasilkan karbondioksida, sehingga akan menimbulkan polusi udara yang semakin banyak. Karbondioksida mengandung racun yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat sehingga produktifitas menurun. Bila produktifitas menurun maka perekonomian juga akan terganggu.

Pemerintah sendiri melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) telah melakukan berbagai macam cara untuk mengurangi kemacetan di area Jabodetabek.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 18 Tahun 2018 tentang Pengaturan Lalu Lintas Selama Masa Pembangunan Proyek Infrastruktur Strategis Nasional di Ruas Tol Jakarta-Cikampek, terdapat 3 hal yang diatur untuk mengurai kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. Di antaranya adalah:

  1. Pengaturan Kendaraan Pengangkut Barang
  2. Pemberlakuan Ganjil Genap Untuk Kendaraan Pribadi
  3. Penggunaan Lajur Khusus Untuk Angkutan Umum

Jalur Armada Bus Premium JR Connexion

Mulai 16 April 2018, Pemerintah menerapkan paket kebijakan penanganan kemacetan di jalan tol Jakarta-Tangerang dan jalan tol Jagorawi  (ruas Cibubur-Jakarta). Paket kebijakan tersebut di antaranya penerapan skema ganjil genap untuk kendaraan pribadi di pintu tol Kunciran 2 dan Tangerang 2 arah Jakarta (ruas tol Tangerang-Jakarta), serta pintu tol Cibubur 2 arah Jakarta (tol Jagorawi ruas Cibubur-Jakarta). Paket kebijakan tersebut berlaku setiap Senin-Jum’at pukul 06.00 s/d 09.00 WIB (kecuali hari libur).

kendaraan umum - ganjil genap - diantin.com
Sumber gambar: okezone.com

Sebagai bagian dari implementasi kebijakan ini, Pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bekerjasama dengan berbagai operator telah menambah kekuatan armada bus premium baik di Tangerang maupun Cibubur. Hal itu dilakukan untuk mendorong pengguna kendaraan pribadi agar beralih menggunakan kendaraan umum.

“Memang pengguna kendaraan pribadi masih memiliki alternatif melalui akses pintu tol lain atau berangkat lebih pagi. Namun kami harapkan semakin banyak mereka beralih ke angkutan umum,” kata Bambang Prihartono Kepala BPTJ.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan untuk saat ini di Tangerang telah tersedia 43 armada bus premium JR Connexion, sementara di Cibubur telah siap 60 armada bus premium JR Connexion. Di Tangerang, bus tersebut tersedia di beberapa lokasi yaitu BSD Griya Loka, ITC BSD, Alam Sutera, Tangerang City dan Summarecon Mall Serpong dengan tujuan ITC Mangga Dua, Blok M, Pasar Baru, Sudirman, Kelapa Gading, Atrium Senen dan ITC Kuningan.

Sementara itu bus premium JR Connexion di Cibubur tersedia di berbagai komplek perumahan yaitu Metland Transyogi, Legenda Wisata, Citra Grand, Cibubur Country dan Cibubur Residence dengan tujuan Sudirman, Kuningan, Simatupang, Kelapa Gading dan Thamrin.”

***

Selain manambah armada, BPTJ juga memberikan kenyamaan dengan aneka transportasi premium yang tentunya lebih mudah dinikmati banyak orang. Sehingga stigma naik kendaraan umum itu tidak nyaman dan kendaraan tidak layak jalan bisa terpatahkan dengan penambahan armada baru ini.

Pemerintah juga menyediakan lebih banyak angkutan umum selama Asian Games sebagai kompensasi dari kebijakan transportasi untuk menyukseskan Asian Games. Bus dari bandara ke venue, dari hotel ke venue dan bus wisata dipastikan gratis.

Saat ini Jakarta sudah sangat dipadati kendaraan pribadi. Oleh karena itu semua ini dilakukan untuk mendukung masyarakat menggunakan angkutan umum. #AsianGames2018 bisa jadi momentum kita beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

***

Setelah implementasi selama 6 minggu, pada ruas jalan yang diberlakukan perluasan kawasan ganjil genap arus lalu lintas mengalami kenaikan kecepatan rata-rata sebesar 44,08%.

Begitu pula setelah minggu ke-6 kebijakan perluasan ganjil genap di Jakarta. VC ratio pada ruas jalan yang diberlakukan ganjil genap mengalami penurunan rata-rata sebesar 20,37%. VCVC Ratio adalah perbandingan jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan dalam satu waktu.

Dalam 6 minggu implementasi perluasan kawasan #ganjilgenap, di jalan Arteri Jakarta pada ruas jalan yang diberlakukan ganjil genap mengalami penurunan emisi CO2 rata-rata sebesar 20,30%.  Kalau kita konsisten bepergian menggunakan angkutan umum, emisi CO2 niscaya akan terus turun. Jakarta pastinya akan lebih nyaman dan memiliki kualitas udara yang lebih baik.

Baru 6 minggu sudah terasa cukup signifikan perkembangan dari upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan Jabodetabek.

Setelah berjalan sampai saat ini, tetap saja pemerintah perlu didukung untuk mengurangi kemacetan di wilayah Jabodetabek. Tidak mudah untuk menyelesaikan permasalahan yang rumit tentang kemacetan di wilayah Jabodetabek. Itulah kenapa BPTJ dibentuk untuk mengurainya. Karena itulah dibutuhkan sebuah lembaga khusus yang mengatur dan mensinergikan kebijakan lintas departemen dan pemerintahan yang terdampak.

Bagaimana caranya Kita mendukung? Mudah saja. Kita bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan segera beralih menggunakan kendaraan umum. Selain mempermudah diri sendiri, naik kendaraan umum juga ternyata bisa jadi dukungan nyata kita terhadap pemerintah.

Dengan indikator peningkatan kualitas lalu lintas setelah 6 pekan berjalan, semoga bisa memberikan dampak signifikan terhadap kualitas hidup berlalu lintas di Jabodetabek. Secara langsung dampaknya pun akan terasa pada produktivitas pekerjaan kita.

Kalau kalian tim pengguna kendaraan pribadi atau tim pengguna kendaraan umum? yuk sharing keluh kesah kalian di kolom komentar. Namun jika kalian mau Lebih Produktif, yuk mulai sekarang kurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mulai beralih naik kendaraan umum.

Salam,

Antin Aprianti

30 pemikiran pada “Ayo Naik Kendaraan Umum Agar Lebih Produktif”

  1. Salam kenal dari sesama Jaksel.
    Armada bus harus diperbaharui demi untuk kenyamanan konsumen.

    Beberapa hari yang lalu ada Metro Mini yang terbakar di Cilandak.

    Oleh karena itu, don’t play-play kalo tentang nyawa penumpang.

    Balas
    • Kalo metromini setau aku punya pribadi deh bukan punya pemerintah, aku pribadi kurang suka naik metromini. TransJakarta pilihan lebih baik sih.

      Don’t play-play? Hahaha
      Mas Ris anak Jaksel kekinian banget yes 😅😅

      Balas
  2. klu di jakarta yang akses transportasi publik yang udah lengkap memang bagus naik angkutan publik
    klu di kota saya sangat susah
    naik angkutan umum aja dibawa muter muter karena tidak ada trayek
    dan itu hanya melewati jalan utama tidak masuk hingga ke jalan kecil
    di sini cenderung kendaraan pribadi khususnya motor

    Balas
  3. Belakangan ini mulai sering naik kendaraan umum. Ada enak dan nggak enaknya juga sih..
    Terutama saya bukanlah tipe orang yang bisa main hp atau baca buku dalam perjalanan. Kepala langsung pusing dan mual..

    Mungkin tiap orang beda² ya pengalaman dan kondisi kesehatannya.. 😅😅

    Balas
  4. Dulu, saya sempat hopeless kalau kendaraan umum di Indonesia, khususnya di Jakarta, akan membaik. Malas banget deh naik angkot yang suka kelamaan ngetem, berjubel di bis umum, atau sport jantung karena naik metromini yang ugal-ugalan. Dulu kalau gak pakai mobil pribadi, saya lebih memilih taxi.

    Sekarang jauh lebih nyaman. Ya meskipun masih banyak catatan yang harus diperbaiki. Tetapi, udah gak bikin saya malas lagi naik kendaraan umum.

    Balas
  5. Daku banget ini mah, berangkat kerja pakai kendaraan umum dan plus jalan kaki… Hehehe sekalian olahraga dan tentunya biar nggak tambah macet

    Balas
  6. Karena akses paling gampang dari Depok yaitu comutterline jadi aku lebih suka sering naik itu. Harga tiket murah, cepat dan bebas macet cet cet.

    Balas
  7. Tim kendaraan umum, khususnya KRL krn kendaraan pribadi hanya punya motor. Sengaja blm beli mobil krn msh ada keinginan pindah suatu hari kelak, plus saat ini mobil onlen banyak 😀
    Trus msh suka ngandalin ojol. Kalau angkot gtu males dehm ngetemnya lama, abangnya galak haha.

    Balas
  8. sejak bermukim di Jakarta, akupun lebih senang naik kendaraan umum kalo ke mana2.. lebih hemat dan menyenangkan.. tapi aku masih lemah di manajemen waktu nih, harus bersiap dan berangkat lebih awal lagi supaya tdk terlambat tiba di tujuan..

    Balas
  9. Saya jugs tiap hari nail kereta dan merasakan manfaatnya. Daripada naik mobil yg isinya hanya 1-2 orang, lebih baik rame-rame berkendaraan umum agar mengurangi kemacetan dan polusi ya mbak

    Balas
  10. Setidaknya bisa membantu mengurangi kemacetan ya mbak. Tapi sayangnya masih ada yg bawa kendaraan pribadi, tapi ya mungkin karena sesuatu hal ya mbak

    Balas
  11. Nice share mba.. sekarang aku juga sdh belajar untuk lebih sering / selalu naik kendaraan umum.. selain murah, perjalananku juga lebih cepat.. karna jalur busway dibuat khusus bebas tanpa hambatan.. semoga di seluruh jalur jg begitu..semoga pengendara kendaraan pribadi mengerti hak pengguna busway..

    Balas

Tinggalkan komentar